Tag Archives: kafein

Benarkah Minum Kopi Tiap Hari Bisa Bikin Panjang Umur? Begini Kata Studi


Jakarta

Minum kopi saat ini bukan lagi hanya dilakukan sesekali. Banyak pekerja menjadikan kopi sebagai minuman yang bisa membuatnya tahan dari kantuk saat bekerja.

Kebiasaan ini juga punya melahirkan ungkapan seperti “but first, coffee” yang sudah tak asing. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan menyeruput kopi setiap pagi bukan sekadar gaya hidup.

Selain dapat membuat seseorang terjaga dari mengantuk, ternyata kopi bisa membuat seseorang panjang umur. Bagaimana bisa?


Temuan ini didasarkan pada hasil penelitian terbaru yang dilakukan Dr Charalampos (Babis) Rallis, ilmuwan dari Queen Mary University of London (QMUL). Hasil studinya bersama tim dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Microbial Cell tahun 2025.

Kafein Bisa Aktifkan Penjaga Umur Sel

Hasil penelitian Rallis dan tim menunjukkan, zat kafein yang terkadung dalam kopi terbukti bisa memperlambat proses penuaan pada tingkat sel. Sebelum menemukan fakta ini, Rallis menggunakan ragi sebagai model penelitian untuk mempelajari efek kafein pada tubuh manusia.

Meski tampak sederhana, ragi memiliki sistem biologis yang sangat mirip dengan manusia. Contohnya dalam hal pertumbuhan maupun pembelahan sel.

Dalam riset sebelumnya, para peneliti menemukan kafein bisa menghambat reseptor pertumbuhan bernama TORC1 (Target of Rapamycin Complex 1).

Reseptor tersebut berperan penting dalam pengaturan pertumbuhan sel. Akan tetapi, setelah diuji kembali, ternyata kafein tidak bekerja langsung pada reseptor itu.

Kafein sebenarnya mengaktifkan sistem lain bernama AMPK. Sistem itu juga dikenal sebagai ‘penjaga metabolisme’.

“AMPK membantu sel-sel berenergi rendah untuk bertahan,” jelas Rabbis, dikutip dari laman QMUL.

Dengan mengaktifkan AMPK, kafein membantu sel memperbaiki DNA, merespons stres dengan lebih baik, dan memperlambat proses penuaan.

Bisa Jadi Kunci Umur Panjang

Menurut Dr John-Patrick Alao, rekan peneliti dalam studi ini, temuan tersebut membuka peluang baru dalam bidang kesehatan dan gaya hidup.

“Temuan kami membuka peluang menarik untuk penelitian masa depan tentang bagaimana efek ini bisa diaktifkan lebih langsung-melalui pola makan, gaya hidup, atau obat baru,” ujarnya.

Tak hanya membuat awet muda, manfaat kafein tidak berhenti pada penuaan sel. Riset lain menunjukkan bahwa kafein dalam dosis rendah dapat membantu mengurangi gejala depresi.

Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan kafein merangsang produksi hormon dopamin, zat kimia otak yang menimbulkan rasa bahagia.

Kafein Tak Boleh Dikonsumsi Berlebihan

Namun, para ahli mengingatkan bahwa tidak semua sumber kafein baik untuk tubuh. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, minuman energi dengan kadar kafein tinggi bisa berisiko bagi jantung.

Risiko ini terutama muncul jika minuman energi tersebut dikonsumsi oleh remaja. Rata-rata, secangkir kopi mengandung sekitar 95 miligram kafein, sedangkan minuman energi bisa mencapai empat kali lipatnya.

Para ahli kesehatan menegaskan bahwa kafein bisa menjadi ‘teman baik’ jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun sebaliknya, jika terlalu banyak, kafein justru bisa menimbulkan gangguan tidur atau jantung berdebar.

Hasil studi dipublikasi dengan judul ‘Dissecting the cell cycle regulation, DNA damage sensitivity and lifespan effects of caffeine in fission yeast’, 24 Juni 2025.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Ngopi Kalau Tak Mau Ada Efek Samping


Jakarta

Saat minum kopi penting untuk memerhatikan beberapa hal. Gunanya untuk menghindari efek samping yang mungkin timbul saat mengonsumsinya. Ahli ungkap 5 hal ini!

Sebagian orang mungkin menganggap minum kopi adalah hal yang sepele. Namun kenyataannya minum kopi bisa menyebabkan efek samping bagi kesehatan jika caranya salah.

Dilansir dari Health.com (10/7/2025), kesalahan dalam minum kopi dapat menimbulkan efek buruk. Di antaranya mengganggu tingkat energi, jam tidur, hingga kebugaran tubuh.


Oleh karena itu, penting memerhatikan beberapa hal saat minum kopi. Para ahli mengungkapkan detail waktu hingga racikan kopi yang baik dikonsumsi.

Berikut 5 hal yang harus dihindari saat minum kopi:

1. Minum Kopi 6 Jam Sebelum Tidur

Kopi diketahui mengandung kafein yang dapat meningkatkan energi pada tubuh. Hal ini membuat banyak orang mengonsumsinya agar tak mudah mengantuk sehingga tetap menimbulkan rasa waspada.

Sebenarnya baik untuk menjaga konsentrasi, tapi ketika dinikmati mendekati waktu tidur malah menimbulkan masalah. Sebab kopi akan mengganggu waktu tidur. Hindari mengonsumsi kopi 6 jam sebelum tidur.

Contohnya jika kamu tidur pada pukul 22.00, maka sebaiknya tidak lagi mengonsumsi kopi pada pukul 16.00. Masih aman jika waktu menunjukkan pukul 14.00.

“Cobalah beralih ke kopi tanpa kafein setelah jam 2 siang atau saat mulai lesu di sore hari,” ungkap Melissa Prest, seorang ahli gizi.

2. Minum Kopi Tanpa Filter

Ternyata mengonsumsi kopi tanpa filter dapat berdampak bagi kesehatan tubuh. Jika rutin mengonsumsi kopi Turki ataupun espresso dapat menimbulkan masalah berupa naiknya kadar kolesterol LDL (jahat).

Hal ini karena kopi tanpa filter mengandung tingkat diterpen yang lebih tinggi, khususnya kahweol dan cafestol. Kadar kolesterol yang buruk juga berkaitan dengan efek kesehatan lain, seperti stroke dan serangan jantung.

Fakta minum kopi lain ada di halaman selanjutnya…

3. Terlalu Banyak Pemanis

Racikan kopi yang manis banyak disukai belakangan, terutama pada wanita. Selain menambahkan gula, banyak orang yang juga menggunakan sirup karamel dan lainnya.

Pemanis yang ditambahkan ke dalam kopi bisa mengakibatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) yang meningkat. Juga berkaitan dengan penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

Sebaiknya, konsumsi kopi hitam saja untuk hasil dan manfaat kesehatan yang maksimal. Jika ingin menambahkan pemanis bisa memilih yag alami, seperti madu, sirup kruma, stevia, dan sirup maple.

4. Minum Kopi Saat Bangun Tidur

Banyak yang percaya minum kopi di pagi hari bagus untuk kesehatan. Namun hindari mengonsumsinya ketika baru bangun tidur, karena dapat mengganggu adenosin (neurotransmitter yang memengaruhi tubuh).

Debbie Petitpain, seorang ahli nutrisi dan diet merekomendasikan minum kopi pertama pada 60-90 menit setelah bangun tidur. Buatlah tubuh bergerak sebentar, setelah itu baru mengonsumsinya untuk mendapatkan manfaat yang optimal.

5. Kopi Jadi Pengganti Makanan

Kopi sering dikaitkan dengan penurunan berat badan. Namun jangan mencoba mengganti makanan dengan kopi, karena tidak mengandung cukup nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Kopi bisa dikonsumsi setelah makan atau sarapan. Minum kopi setelah makan diketahui baik untuk manfaat metabolik dan mengontrol kadar gula darah.

Keri Glassman, seorang ahli gizi menerangkan bahwa kopi bisa dijadikan camilan. “Pasangkan dengan segelas air dan mungkin elektrolit. Kombinasi nutrisi dan hidrasi ini akan memberikan efek stimulan yang baik,” terangnya.

(yms/adr)



Sumber : food.detik.com

Kopi vs Matcha, Mana yang Lebih Sehat dan Bikin Fokus Sepanjang Hari?


Jakarta

Tren gaya hidup sehat membuat banyak orang mulai memikirkan ulang pilihan minumannya. Dua yang paling sering dibandingkan adalah kopi dan matcha.

Keduanya sama-sama jadi favorit untuk menambah energi di pagi hari, tapi punya efek berbeda bagi tubuh. Kopi dikenal sebagai penyemangat instan yang bikin fokus meningkat, sementara matcha lebih lembut dengan sensasi tenang dan stabil.


Di media sosial, perdebatan lebih baik kopi atau matcha, bahkan makin ramai. Buktinya, pencarian topik ini naik hingga 50% di Google.

Dari kedai kopi modern sampai kafe matcha kekinian, keduanya kini bersaing jadi pilihan utama penikmat kafein.

Lalu, mana sebenarnya yang lebih menyehatkan? Dilansir dark VOGUE PH (19/10/2025), berikut penjelasannya.

1. Kopi dan Manfaatnya

Two mugs of coffee are on the table.Kopi Foto: Getty Images/Berk Ucak

Persaingan antara kopi dan matcha kembali jadi perbincangan hangat di media sosial. Pencarian ‘coffee vs matcha’ di Google naik 50% dalam setahun terakhir. Banyak orang mulai membandingkan keduanya, terutama soal energi dan manfaat kesehatan.

Menurut pelatih kebugaran asal Inggris Luke Worthington, dosis kafein yang tepat sekitar 5 miligram per kilogram berat badan bisa meningkatkan fokus dan performa tubuh.

Sementara ahli gizi Lucy Miller menyebut kopi kaya antioksidan yang bermanfaat menurunkan risiko Alzheimer, diabetes tipe 2, dan penyakit hati. Namun efeknya tak sama bagi semua orang.

Terlalu banyak minum kopi bisa memicu kecemasan, gangguan tidur, dan sakit kepala. Karena itu, banyak ahli gizi yang menyarankan agar kopi diminum secukupnya. Serta hindari minum kopi di atas jam 3 sore agar tidur malam tetap nyenyak.

2. Matcha Jadi Saingan Terbaru Kopi

Japanese Iced Matcha Latte, green tea with milk,Japanese Iced Matcha Latte Foto: Getty Images/Tyas Indayanti

Matcha kini makin populer di kalangan pencinta minuman sehat. Apalagi munculnya tren minuman kekinian yang membuat popularitas minuman berwarna hijau cerah ini semakin tinggi peminatnya.

Meski sama-sama mengandung kafein, kadar kafein pada matcha lebih rendah dibanding kopi, hanya sekitar 70 miligram per cangkir. Sementara kisaran kadar kafein pada secangkir kopi (237 ml) berada di angka 95-250 miligram.

Matcha dibuat dari daun teh hijau utuh yang ditanam di tempat teduh, sehingga kandungan antioksidannya jauh lebih tinggi.

“Matcha bisa mengandung hingga 100 kali lebih banyak katekin dibanding teh hijau biasa,” kata Lucy Miller. Antioksidan ini membantu tubuh melawan radikal bebas dan menjaga fokus.

Uniknya matcha juga mengandung L-theanine, asam amino yang membantu menenangkan pikiran. Efeknya tetap memberi energi tanpa membuat jantung berdebar seperti kopi. Tak heran, banyak orang memilih matcha sebagai alternatif minuman pagi yang lebih lembut di tubuh.

3. Pilih Kopi atau Matcha?

5 Budaya Unik Minum Kopi Dunia, Ritual Ethiopia hingga Kopi VietnamKopi. Foto: The Indian Express

Sebenarnya tak harus memilih salah satu. Keduanya punya manfaat berbeda tergantung kebutuhan dan kondisi tubuh seriap orang. Luke Worthington mengatakan ia minum secangkir espresso di pagi hari untuk menambah energi cepat di tubuhnya, lalu ia minum matcha di pertengahan hari agar tetap fokus.

“Kopi memberi dorongan kuat, tapi matcha membuat saya tenang dan tetap produktif,” ujarnya.

Lucy Miller sendiri lebih memilih matcha karena tak menyukai rasa kopi, meski tetap menyarankan kopi dalam jumlah wajar bagi yang cocok. Ia juga mengingatkan agar memilih kopi tanpa gula tambahan atau susu nabati tinggi pemanis. Jika ingin pasokan energi cepat, maka minum kopi bisa jadi pilihan. Namun untuk fokus tanpa efek gelisah, matcha lebih disarankan dikonsumsi.

4. Matcha dan Kopi Sama-sama Unggul

Minum Matcha Jangan Asal! Ini 5 Tips agar Khasiatnya MaksimalMinum Matcha Khasiatnya Maksimal Foto: Getty Images/Food Photographer

Baik kopi maupun matcha punya keunggulan masing-masing. Keduanya mengandung kafein dan antioksidan yang bisa membantu tubuh tetap bugar dan fokus.

Perbedaannya ada pada efek setelah diminum. Kopi memberi energi cepat, cocok untuk diminum di pagi hari atau sebelum berolahraga. Sementara matcha memberikan energi lebih stabil dengan efek menenangkan, sehingga lebih cocok diminum siang hari.

Bagi yang mudah cemas atau susah tidur, matcha bisa jadi pilihan lebih aman. Namun bagi penggemar aroma dan cita rasa kuat, kopi tetap tak tergantikan. Kunci konsumsi sehat ada pada cara minum dan porsinya.

Nikmati secukupnya, jangan berlebihan, dan perhatikan waktu minum kopi atau matcha agar tidak mengganggu waktu tidur. Dengan begitu, manfaat kedua minuman ini bakal tetap terasa optimal.

(sob/adr)



Sumber : food.detik.com

Teh Hijau Vs Kopi, Mana yang Bisa Cegah Otak Tak Cepat Pikun?


Jakarta

Dalam kesehatan otak, banyak orang telah mencoba berbagai makanan dan perubahan gaya hidup. Tetapi, satu hal terlintas dalam pikiran adalah minuman antioksidan mana yang paling ampuh untuk otak.

Kebanyakan orang percaya kopi adalah cara terbaik menyegarkan otak dan tetap fokus pada pekerjaan. Itu membantu pekerjaan tanpa merasa mengantuk sepanjang hari.

Beberapa orang mengatakan bahwa teh hijau lebih baik karena meningkatkan energi, membuang racun tubuh, dan membantu fungsi kognitif yang lebih baik. Lalu, mana yang lebih efektif?


Dikutip dari Times of India, ahli saraf Dr Robert Lowe menjelaskan manfaat dari kedua minuman tersebut.

1. Secangkir Kopi dapat Meningkatkan Kinerja Otak

Kopi lebih dari sekadar ritual pagi, tetapi bisa bermanfaat untuk otak. Bagi sebagian orang, secangkir kopi segar tanpa tambahan gula mungkin satu-satunya cara untuk memulai pagi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dikaitkan dengan penurunan penumpukan plak, yang menjadi salah satu indikator utama penuaan dan penyebab penyakit Alzheimer.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PubMed Central, menyatakan bahwa kopi mengandung lebih dari 1.000 senyawa bioaktif. Itu termasuk kafein, polifenol, antioksidan, dan trigonelin, yang banyak di antaranya memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, neuroprotektif, anti kanker, dan pelindung jantung.

Selain itu, kopi dapat mengurangi kemungkinan Alzheimer hingga 65 persen dan Parkinson 29 persen. Tetapi, ada pula kekurangannya yaitu dapat mengganggu penyerapan zat besi, pengobatan osteoporosis, dan beberapa antibiotik.

2. Teh Hijau Meningkatkan Kognitif yang Lebih Tenang

Teh hijau memiliki manfaat tersendiri untuk meningkatkan kinerja otak, dan juga memberikan energi yang menenangkan. Sebuah studi yang dipublikasikan dengan judul ‘Studi kohort longitudinal yang menunjukkan efek menguntungkan dari konsumsi teh hijau dan kopi dalam jumlah sedang terhadap pencegahan demensia: Studi Kesehatan Mental JPHC Saku’ menyimpulkan bahwa 2-3 cangkir teh hijau per hari secara signifikan mengurangi risiko penurunan kognitif.

Namun, hal ini hanya diamati pada individu yang lebih tua. Tidak ada efek signifikan yang ditemukan pada seluruh sampel yang mencakup orang yang lebih muda.

Ini untuk mengingatkan bahwa lebih banyak tidak selalu lebih baik. Tetapi, dosis teh hijau yang lebih tinggi (lebih dari 4 cangkir) tidak meningkatkan manfaatnya.

Menurut Robert Lowe, kopi merupakan peningkatan kognitif, terutama karena kandungan kafein yang membantu meningkatkan fokus, daya ingat, dan rentang perhatian. Kopi juga kaya polifenol, senyawa yang memberi warna gelap pada kopi, yang bermanfaat untuk kesehatan usus, mikroba usus yang terkait dengan fungsi otak.

Sementara teh hijau, selain membantu menyeimbangkan energi, minuman ini mengandung L-theanine, asam amino yang meningkatkan ketenangan dan relaksasi. Teh hijau juga ramah usus dan mengandung polifenol, seperti kopi yang mendukung kesehatan usus dan pada gilirannya menutrisi otak melalui poros usus-otak.

Kesimpulannya, kopi maupun teh hijau menawarkan manfaat yang kuat. Tetapi, kopi mungkin sedikit lebih merangsang energi, sementara teh hijau memberikan energi yang lebih halus dan lebih tenang.

Namun, pada akhirnya semua kembali ke pilihan yang nyaman untuk tubuh masing-masing.

(sao/naf)



Sumber : health.detik.com