Tag Archives: makanan ultra-proses

3 Makanan Ultra Proses Ini Masih Bagus Dikonsumsi Menurut Pakar


Jakarta

Makanan ultra proses identik sebagai makanan tinggi kalori, gula, dan tidak sehat. Namun, menurut pakar ada makanan ultra proses yang masih aman untuk kesehatan jika dikonsumsi.

Makanan ultra proses atau ultra-processed foods merupakan makanan yang melalui proses produksi panjang di pabrik. Biasanya mengandung bahan tambahan pangan yang jika dikonsumsi berlebihan berkaitan dengan risiko kesehatan dalam jangka panjang.

Contoh makanan ultra proses adalah keripik kentang, biskuit, permen, minuman soda, aneka minuman kemasan, nugget, sosis, kornet, dan banyak lainnya. Konsumsinya disebut bisa memicu penyakit jantung, obesitas, hingga kanker.


Namun, beberapa jenis makanan ultra proses masih relatif aman untuk dikonsumsi menurut pakar kesehatan. Makanan ini memang melalui serangkaian proses pengolahan dan ditambahkan bahan-bahan tertentu, tapi nutrisinya masih ada.

Mengutip Health (22/1/2025), ahli gizi Bonnie Taub-Dix menyebut kandungan nutrisi tersebut bahkan bisa membantu mencukupi kebutuhan harian. Lantas, apa saja jenisnya?

1. Roti gandum utuh

Healthy food: wholegrain and seeds sliced bread shot on rustic wooden table. Predominant color is brown. High resolution 42Mp studio digital capture taken with Sony A7rII and Sony FE 90mm f2.8 macro G OSS lensFoto: Getty Images/fcafotodigital

Roti sebenarnya termasuk makanan ultra proses, tapi masih tergolong aman untuk kesehatan. Pilihan terbaik adalah roti berbahan utama gandum utuh.

American Society for Nutrition melaporkan bahwa gandum utuh mempertahankan nilai gizi yang jauh lebih banyak selama proses pengolahan dibandingkan roti berbahan tepung terigu dan tepung olahan.

Roti gandum mengandung serat, vitamin B, dan nutrisi yang mendukung pencernaan dan mengurangi risiko penyakit jantung. Selain gandum utuh, roti berbahan oat dan barley yang bisa jadi pilihan.

Lihat juga bahan tambahan pangan lainnya. Hindari roti yang ditambahkan banyak minyak, gula, dan garam.

Dua makanan ultra proses yang masih bagus dikonsumsi ada di halaman selanjutnya.

2. Yogurt

Di pasaran ada banyak jenis yogurt, dari Yogurt tawar, yogurt dengan perasa/pemanis, yogurt Yunani, hingga yogurt rendah lemak. “Yogurt adalah makanan olahan, dan beberapa yogurt yang mengandung banyak gula tak ubahnya sekotak permen,” jelas Taub-Dix.

Namun, ia mengatakan yogurt dengan pemanis sekalipun merupakan sumber probiotik yang sangat baik, sumber kalsium, dan protein. Mengonsumsi lebih banyak yogurt dikaitkan dengan manfaat sehat seperti penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penurunan angka kematian karena semua sebab.

Yogurt tawar yang diproses minimal atau yogurt Yunani tinggi protein merupakan jenis yang terbaik. Kalau mau rasa manis, bisa pilih sumber alami seperti buah atau sedikit madu.

3. Kacang kalengan

makanan kalenganFoto: istimewa

Kacang yang dikemas kalengan sering kali dianggap makanan olahan, tergantung pada metode penyiapan dan bahan yang ditambahkan. Namun, sebenarnya makanan ini tetap bernutrisi.

Taub-Dix mengatakan, “Kacang kalengan mengandung protein nabati, serat, dan nutrisi penting seperti zat besi dan magnesium. Kacang kalengan praktis dan mudah dimasukkan ke dalam makanan atau camilan apa pun.”

Pilihlah kacang kalengan yang rendah garam atau yang hanya ditambahkan sedikit bahan tambahan. Untuk mengolahnya, kamu bisa membilas dan meniriskan kacang sebelum digunakan untuk mengurangi kandungan garamnya sampai sekitar 40%.

(adr/odi)



Sumber : food.detik.com

Batasi Konsumsinya! 5 Makanan dan Minuman Ini Picu Dehidrasi Saat Berpuasa


Jakarta

Menjaga tubuh tetap terhidrasi selama berpuasa sangat penting. Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang justru memicu dehidrasi jika dikonsumsi saat sahur atau berbuka.

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima. Beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai saat puasa. Seperti haus, mulut dan bibir kering, urine berwarna gelap dan berbau tajam, mudah lelah, pusing, atau lesu, dan frekuensi buang air kecil berkurang.

Agar tetap terhidrasi, penting untuk menghindari makanan dan minuman yang justru mempercepat hilangnya cairan dari tubuh. Berikut beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari saat sahur dan berbuka, melansir Real Simple:


1. Makanan tinggi garam

5 Fakta Sisi Kelam Garam yang Berfungsi Melezatkan MakananGaram yang Berfungsi Melezatkan Makanan Foto: Getty Images/simarik

Garam memiliki efek diuretik yang membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak cairan melalui urin. Konsumsi makanan tinggi garam saat sahur atau berbuka bisa membuat tubuh lebih cepat haus dan berisiko dehidrasi.

Beberapa makanan yang mengandung garam tinggi misalnya makanan olahan seperti sosis, nugget, daging asap, keripik, camilan asin, dan kacang berbalut garam. Kemudian ada juga makanan cepat saji seperti burger dan ayam goreng. Bahkan, kecap asin dan saus olahan yang tinggi sodium juga sebaiknya dihindari.

Sebagai alternatif, pilih makanan segar seperti sayuran, buah, dan lauk tanpa tambahan garam berlebihan.

2. Makanan tinggi gula

Gula dapat menarik cairan dari sel-sel tubuh dan membuat kita lebih cepat merasa haus. Selain itu, makanan manis bisa menyebabkan lonjakan energi yang cepat tetapi diikuti dengan rasa lemas setelahnya.

Saat sahur dan berbuka sebaiknya hindari minuman bersoda dan jus kemasan. Aneka kue, donat, hingga permen juga sebaiknya dihindari atau dikurangi. Sebagai alternatif, pilih buah segar seperti semangka, jeruk, dan melon yang mengandung banyak air serta serat alami.

3. Makanan ultra proses

young woman is preparing a traditional Swiss cheese raclette.makanan olahan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrii Pohranychnyi

Makanan ultra proses mengandung kombinasi tinggi garam, gula, dan lemak yang bisa memperparah dehidrasi. Selain itu, makanan ini juga rendah kandungan air, sehingga tidak membantu menjaga hidrasi tubuh.

Contoh makanannya yakni mi instan dan makanan kalengan. Ada juga camilan kemasan seperti biskuit dan keripik, serta makanan beku siap saji.

4. Minuman berkafein dan berkarbonasi

Kafein memiliki efek diuretik yang meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga tubuh lebih cepat kehilangan cairan. Minuman berkarbonasi juga dapat menyebabkan kembung dan tidak memberikan hidrasi yang optimal.

5. Sayuran diuretik

Beberapa sayuran, seperti asparagus dan seledri, bersifat diuretik alami yang dapat meningkatkan produksi urine dan menyebabkan hilangnya cairan lebih cepat.
Pilih sayuran kaya air seperti mentimun, tomat, dan selada untuk menjaga hidrasi tubuh.

(sob/odi)



Sumber : food.detik.com

Cermati Konsumsinya! 7 Makanan Ultra Proses Ini Berefek Buruk pada Kesehatan


Jakarta

Konsumsi makanan ultra proses perlu dibatasi karena berisiko serius untuk kesehatan. Pakar menyebut dampak konsumsi 7 makanan ultra proses ini lebih buruk dari yang dibayangkan.

Ultra-processed foods (UPF) atau makanan ultra proses adalah makanan yang melalui proses produksi panjang di pabrik. Biasanya mengandung bahan tambahan pangan yang jika dikonsumsi berlebihan berkaitan dengan risiko kesehatan dalam jangka panjang.

Contoh makanan ultra proses adalah keripik kentang, biskuit, permen, minuman soda, aneka minuman kemasan, nugget, sosis, kornet, dan banyak lainnya. Konsumsinya disebut bisa memicu penyakit jantung, obesitas, hingga kanker.


Pakar kesehatan Neha Sachdev menerangkan, “Makanan yang diproses secara berlebihan diubah dari bentuk alaminya. Ini membuat makanan punya tampilan lain atau bisa awet lebih lama.”

Hindari 7 makanan ultra proses seperti yang diungkap Eat This, Not That! (12/3/2025) berikut ini karena dampaknya lebih buruk dari yang diperkirakan:

1. Roti tawar supermarket

Di supermarket sering kali dijual roti tawar yang cocok dijadikan stok makanan praktis. Namun, waspadai konsumsinya karena roti ini ditambahkan banyak bahan aditif tak sehat, sekalipun yang jenisnya organik atau ‘whole-grain’.

Ahli gizi Lindsey Wohlford mengungkap, “Jika roti atau produk lain telah ditambahkan bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan, maka kemungkinan besar produk tersebut merupakan makanan ultra proses.”

2. Susu nabati

5 Manfaat Konsumsi Susu Almond, Susu Nabati yang Kaya NutrisiFoto: Getty Images/Kritchai Chaibangyang

Banyak orang kini beralih minum susu nabati (plant-based milk) karena alasan intoleransi laktosa yang ada pada susu sapi atau hanya karena lebih suka rasa susu nabati. Sayangnya produk ini tidak sesehat yang dibayangkan banyak orang.

Banyak susu nabati kemasan ditambahkan bahan aditif dan pengawet. Ahli gizi Kimberly Spatola bilang sepatutnya waspadai bahan tambahan berupa karagenan dan gula yang menghasilkan profil rasa manis mirip susu sapi.

“Jadi banyak produk susu nabati mencoba meniru (susu sapi) dengan menambahkan gula. Sebaliknya, saya selalu merekomendasikan susu nabati tanpa pemanis dan tanpa rasa,” ujarnya.

3. Sereal

Sereal yang sering dikonsumsi saat sarapan merupakan contoh makanan ultra proses populer. Sekalipun dilabeli “sehat”, produk ini sangat mungkin ditambahkan pewarna, gula, dan bahan tambahan lain.

“Banyak sereal diproses berlebihan. Makanan ini mengandung maltodekstrin, protein dan serat olahan, serta pewarna. Di sisi lain, gandum hanya mengandung satu bahan: gandum!” kata para pakar kesehatan kepada The Conversation.

4. Kentang goreng beku

Close up of Frying french fries in the fryer in hot oil.Foto: Getty Images/Tsvetomir Hristov

Kentang goreng beku seharusnya hanya terdiri dari irisan kentang, minyak, dan garam. Namun faktanya, kebanyakan produk kentang goreng beku yang dipasarkan di supermarket diberi banyak bahan tambahan tidak sehat.

Ahli gizi Dana Angelo White bilang, “Kentang goreng beku tetaplah digoreng! Lebih buruk lagi, banyak merek menggunakan lemak trans dan minyak kelapa sawit yang tidak ideal untuk kesehatan jantung. Meskipun kentang goreng perlu sedikit garam, banyak merek kentang goreng kemasan mengandung setidaknya 15% dari rekomendasi harian natrium per porsi.”

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

5. Yogurt aneka rasa

Yogurt identik sebagai camilan sehat kaya probiotik, tapi yang ada di pasaran sering kali ditambahkan bahan aditif dan perasa buatan yang membuatnya tergolong makanan ultra proses.

Ahli gizi Julie B. Kramer mengungkap, “Tidak mengherankan sekitar 60% kalori dari pola makan kebanyakan orang Amerika berasal dari makanan ultra proses. Jumlah tertingginya berasal dari minuman dan produk manis lainnya.”

6. Diet soda

Efek Minum Soda Diet Bisa Terasa dalam 1 Jam, Ini Penjelasan AhliFoto: Getty Images/iStockphoto/champpixs

Minuman soda kini dipasarkan dalam versi ‘diet’ dimana kalorinya disebut lebih rendah. Namun bukan berarti produk ini benar-benar lebih sehat. Ahli gizi Jinan Banna bahkan mantap menyebut soda sebagai produk ultra proses yang tidak akan pernah dikonsumsinya.

“Soda tidak memiliki nilai gizi apa pun selain kalori dalam bentuk gula. Jadi, soda adalah kalori kosong, yang tidak memberi kita nutrisi apa pun yang kita butuhkan,” ujarnya.

7. Margarin

Margarin bukanlah alternatif sehat untuk mentega. Margarin merupakan sumber lemak jenuh yang signifikan. Konsumsinya berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kolesterol darah.

Margarin, yang terbuat dari lemak dan minyak nabati, konon lebih menyehatkan jantung. Namun, tidak semua margarin dibuat sama. Sebagian besar margarin mengandung minyak nabati yang tidak sehat agar teksturnya tetap padat.

(adr/odi)



Sumber : food.detik.com

Batasi Konsumsi 3 Jenis Asupan Ini karena Memicu Penyakit Kronis


Jakarta

Konsumsi makanan olahan perlu dibatasi karena efek sampingnya membahayakan. Untuk memulainya, coba hindari 3 jenis makanan ini.

Mengonsumsi makanan olahan memang lebih praktis, enak, dan harganya terjangkau. Namun, bukan menjadi pilihan terbaik.

Semakin banyak penelitian mengaitkan seringnya makan makanan olahan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe-2.


Meskipun begitu, menurut Valerie Sullivan, PhD, MHS, RDN, banyak juga makanan olahan yang sebenarnya mengandung nutrisi penting. Karenanya ada keraguan untuk membuat rekomendasi menyeluruh terhadap konsumsi semua makanan olahan.

Namun, tetap ada bukti konsisten bahwa konsumsi makanan olahan tertentu berakibat buruk untuk kesehatan. Para ahli pun telah mengungkap kelompok makanan olahan yang diprioritaskan untuk dihindari.

Melansir health.com (10/01/2025), berikut 3 jenis bahan makanan dan minuman olahan:

1. Daging olahan

tips membuat sosis panggang ala chef Sulistiyo Suryo NegoroSosis maupun daging olahan lainnya perlu dihindari karena bisa menyebabkan kematian. Foto: Getty Images/iStockphoto

Mingyang Song, ScD mengungkap jika konsumsi daging olahan telah dikaitkan dengan penyebab utama kematian.

Meskipun mengandung protein dan zat besi, tetapi daging ini disebut minim nutrisi secara keseluruhan. Pasalnya daging ini mengandung natrium dan lemak jenuh sangat tinggi.

Makanan ini juga paling konsisten dikaitkan dengan masalah kardiovaskular. Bahkan, daging olahan, seperti sosis, bacon, atau ham dianggap karsinogen (zat atau senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker) oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker.

Sebagai gantinya, bisa beralih ke daging atau unggas lebih sehat, seperti ayam, ikan, dan daging merah tanpa lemak.

Jika belum bisa menghindari sepenuhnya, cobalah untuk gunakan sedikit daging olahan sebagai penambah rasa. Jangan jadikan sebagai menu utama.

2. Minuman manis tinggi gula

Woman hand giving glass ,Soft drinks with ice, sweethart or buddyMinuman manis atau minuman kemasan juga merupakan makanan olahan yang perlu dihindari. Foto: Getty Images/iStockphoto/tongpatong

Para ahli juga telah menganjurkan untuk mengurangi minuman manis mengandung gula.

Minuman-minuman seperti soda, teh manis, minuman berenergi dapat menambah berat badan, obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme lainnya.

Ahli Liebman juga mencatat kontribusinya yang terkadang dikaitkan dengan kerusakan gigi.

Para ahli merekomendasikan untuk minum air putih saja. Jika tidak suka dengan air putih biasa, disarankan untuk mencampur dengan buah atau rempah.

Makanan olahan lain yang perlu dihindari dapat dibaca pada halaman selanjutnya!

3. Makanan yang digoreng

tips mengonsumsi gorengan yang lebih sehatMengonsumsi makanan yang digoreng juga bukan pilihan baik karena berpotensi sebabkan kanker Foto: Getty Images/iStockphoto

Makanan yang digoreng di restoran cepat saji umumnya tinggi lemak dan garam. Konsumsinya tidak akan memberikan manfaat bagi tubuh.

Menurut ahli Valerie Sullivan, proses menggoreng dengan banyak minyak dapat menimbulkan zat-zat berpotensi menyebabkan kanker.

Ahli Valerie menyarankan untuk menghindari makanan-makanan yang digoreng, seperti kentang goreng keripik kemasan, donat, dan nugget daging.

Jika masih ingin cita rasa yang kaya, pertimbangkan untuk mengganti metode memasaknya. Ganti metode menggoreng dengan memanggang. Misalnya membuat kentang panggang atau ayam panggang yang lebih sehat.

(aqr/adr)



Sumber : food.detik.com

Kenapa Makanan Ringan Ultra Processed Food Rasanya Selalu ‘Nagih’?


Jakarta

Pasti pernah, niatnya cuma makan satu bungkus makanan ringan, tapi ujung-ujungnya malah menghabiskan beberapa bungkus? Atau niatnya hanya minum sedikit minuman bersoda, tapi tangan reflek ambil lagi dan lagi?

Fenomena ini tidaklah aneh. Makanan seperti itu memang dibuat agar terasa nagih, gurihnya pas, manisnya bikin puas, dan teksturnya membuat mulut ingin terus mengunyah. Tanpa sadar, tubuh jadi sulit berhenti meski sudah banyak makan tanpa merasa kenyang.

Jenis makanan seperti inilah yang dikenal dengan sebutan ultra-processed food atau UPF. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebih bisa memicu pola makan tak terkendali yang mirip dengan kecanduan.


Apa itu UPF?

Ultra-processed food (UPF) adalah istilah untuk makanan yang telah melalui banyak tahap pemrosesan industri. Bukan sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi seperti pati, protein terisolasi, atau minyak terhidrogenasi.

Bahan-bahan ini kemudian dicampur dengan berbagai zat aditif, mulai dari pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, hingga pengemulsi, yang jarang kita temukan di dapur rumah.

Ciri khas UPF mudah dikenali: tampilannya menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan tahan lama. Jadi produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji termasuk dalam kategori ini.

Kenapa Bisa Bikin Kecanduan?

Produk UPF sengaja diproduksi dengan kombinasi rasa yang sangat menggugah selera (highly palatable) yaitu tinggi gula, lemak, dan garam. Perpaduan ini memicu lonjakan hormon dopamin di otak yang memberi rasa senang dan puas setiap kali kita makan. Akibatnya, tubuh mengingat sensasi tersebut dan ingin mengulanginya lagi dan lagi.

Tak berhenti di situ, konsumsi UPF juga bisa mengacaukan sistem alami pengatur nafsu makan. Kandungan gula dan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar hormon pemicu lapar (ghrelin) sekaligus menurunkan sensitivitas terhadap hormon yang memberi sinyal kenyang (leptin). Akibatnya, tubuh sulit membedakan waktu saat benar-benar lapar dan waktu saat sudah cukup makan.

Selain itu, asupan UPF berlebihan dapat menimbulkan resistensi insulin, yaitu saat hormon insulin tidak lagi efektif menekan rasa lapar dan mengontrol kadar gula darah. Kondisi ini membuat seseorang lebih mudah terdorong untuk terus makan, terutama makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat.

Kombinasi antara gangguan hormonal dan pelepasan dopamin inilah yang membuat UPF terasa begitu nagih dan sulit dikendalikan. Dari sisi otak dan tubuh, efeknya sangat mirip dengan mekanisme kecanduan pada zat adiktif.

Kenali 5 Tahapan Sebelum Kecanduan UPF

Kecanduan terhadap makanan ultra-proses tidak muncul begitu saja. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Metabolic Health tahun 2024 menunjukkan bahwa ada tahapan yang bisa dikenali sedari awal sebelum tubuh benar-benar kehilangan kendali:

1. Tahap Pra-Adiksi

Konsumsi UPF mulai berlebihan, tetapi belum menimbulkan ketergantungan nyata. Dorongan makan masih bisa dikendalikan, meski rasa “ngidam” mulai muncul saat tidak makan.

2. Tahap Awal Adiksi

Frekuensi konsumsi meningkat tanpa kontrol yang jelas. Seseorang mulai sulit membatasi porsi, tapi belum sampai pada perilaku kompulsif. Biasanya disertai pembenaran seperti, “nggak apa-apa, cuma sekali ini”.

3. Tahap Pertengahan Adiksi

Muncul perilaku binge eating atau makan berlebihan secara kompulsif, disertai gejala mirip withdrawal (putus zat) seperti gelisah, murung, atau sulit fokus ketika makanan tertentu dihentikan.

4. Tahap Lanjut Adiksi

Konsumsi tetap dilakukan meski sadar akan dampak negatifnya. Kontrol diri menurun dan sering muncul perasaan bersalah setelah makan, tapi tetap sulit berhenti.

5. Tahap Akhir Adiksi

Toleransi meningkat dan tubuh butuh rasa atau jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan kepuasan yang sama. Gejala putus zat makin jelas, dan makan berubah menjadi perilaku kompulsif untuk menjaga kestabilan psikologis maupun fisik yang mulai terganggu.

Cara Mengurangi Konsumsi UPF

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecanduan UPF:

1. Pilih makanan utuh (whole foods)

Mulailah mengganti sebagian UPF dengan cemilan alami seperti buah, sayur, telur, atau kacang-kacangan. Makanan utuh mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga keseimbangan hormon lapar dan kenyang secara alami.

2. Kurangi UPF secara bertahap

Hindari perubahan yang tiba-tiba atau mendadak. Jika biasanya ngemil keripik setiap hari, coba dikurangi jadi tiga kali seminggu. Pendekatan bertahap membantu tubuh dan otak menyesuaikan diri tanpa memicu craving berlebihan.

3. Terapkan mindful eating

Coba makan dengan penuh kesadaran: rasakan tekstur, aroma, dan rasa setiap suapan tanpa terburu-buru. Hindari makan sambil bermain ponsel atau menonton TV. Teknik ini membantu otak menangkap sinyal kenyang lebih cepat dan mengurangi dorongan makan berlebih.

4. Tidur cukup dan kelola stres

Kurang tidur dan stres kronis dapat meningkatkan kadar hormon rasa lapar (ghrelin) dan menurunkan hormon rasa kenyang (leptin), sehingga memicu keinginan makan tinggi gula dan lemak.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com