Tag Archives: ohio

Pria di AS Sukses Pangkas BB 124 Kg Tanpa Operasi, Ini Rahasianya


Jakarta

Seorang pria asal Ohio, Amerika Serikat, bernama Ryan Grewell berhasil memangkas berat badannya hingga 275 pon (124,7 kg) pada tahun 2024 silam. Dikutip dari Newsweek, berat badan Grewell sebelumnya hampir 490 pon (222 kg). Bukan tanpa alasan, Grewell sebelumnya dikenal sebagai sosok yang kecanduan makanan cepat saji.

“Saya tidak banyak bergerak saat berat badan saya berada di titik tertinggi. Saya tidak melakukan aktivitas fisik, berjalan kurang dari 4.500 langkah per hari, dan mengonsumsi makanan yang ‘sangat buruk’. Berat badan saya terus bertambah,” kata Grewell.

Grewell mengonsumsi sekitar 3.000 hingga 5.000 kalori setiap hari, dan hal itu akhirnya mulai berdampak buruk pada tubuhnya. Ia mulai mengalami masalah kesehatan seperti nyeri sendi yang tentu berdampak pada aktivitas sehari-harinya. Imbas hal tersebut, ia disarankan untuk menurunkan berat badan oleh seorang chiropractor.


Sadar bahwa obesitas dapat menjadi mimpi buruk baginya di masa mendatang, Grewell bertekad untuk berjuang demi mendapatkan berat badan yang ideal.

Dirinya memutuskan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat. Namun, menurut Grewell, ada satu hal penting lain yang membantunya menurunkan berat badan, yakni bersepeda.

“Bersepeda mengingatkan saya pada masa kecil. Saya ketagihan,” katanya.

Bersepeda tidak membebani lututnya, dan setiap kayuhan yang ia lakukan merupakan kemenangan baginya. Dari perjalanan beberapa mil, hingga 100 mil (161 km).

“Bersepeda adalah hal terhebat yang pernah saya lakukan untuk kedua aspek (mental dan fisik),” katanya.

Dia menjelaskan bersepeda telah membantunya membakar kalori, membangun otot, dan meningkatkan sistem kardiovaskularnya.

“Saya bahkan tidak bisa membungkuk untuk mengikat tali sepatu tanpa menahan napas dan benar-benar berusaha, tetapi sekarang saya hampir tidak pernah kehabisan napas. Saya dapat melakukan tugas-tugas fisik dengan mudah, dan saya menyukai aktivitas fisik,” tutupnya

(dpy/suc)



Sumber : health.detik.com

Diet Ini Tak Cuma Perpanjang Umur, Tapi Juga Cegah Pikun di Usia Tua


Jakarta

Diet Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay (MIND) menggabungkan diet Mediterania dan DASH untuk menargetkan otak yang menua. Diet ini penuh dengan makanan yang kaya akan vitamin, karotenoid, dan flavonoid tertentu, yang dianggap mampu melindungi otak dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan.

Sayuran seperti bayam, kangkung, dan sawi hijau, serta biji-bijian utuh, minyak zaitun, unggas, ikan, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan semuanya menjadi pusat perhatian dalam diet MIND. Buah beri lebih disukai daripada buah-buahan lainnya, dan Anda disarankan untuk mengonsumsi satu atau lebih porsi ikan dan dua atau lebih porsi unggas per minggu.

Sementara itu, daging merah dan makanan manis harus dibatasi masing-masing empat dan lima kali seminggu, dan keju, makanan yang digoreng, dan mentega juga harus dibatasi.


“Dengan meningkatnya jumlah pengidap demensia seiring bertambahnya populasi yang menua, penting untuk menemukan perubahan yang dapat kita lakukan untuk menunda atau memperlambat perkembangan masalah kognitif,” kata penulis studi Dr Russell P. Sawyer, dari University of Cincinnati di Ohio dan anggota American Academy of Neurology, dalam sebuah pernyataan.

“Kami sangat tertarik untuk melihat apakah pola makan memengaruhi risiko gangguan kognitif,” ujar Russel dikutip dari IFL Science.

Russel dan rekannya merekrut 14.145 orang dengan usia rata-rata 64 tahun, 70 persen di antaranya berkulit putih dan 30 persen berkulit hitam dan mengikuti mereka selama rata-rata 10 tahun. Peserta diminta untuk melengkapi Kuesioner Frekuensi Makanan dalam studi REasons for Geographic and Racial Differences in Stroke (REGARDS), yang digunakan para peneliti untuk menilai seberapa dekat pola makan mereka dengan pola makan MIND.

Mereka juga mengukur keterampilan berpikir dan ingatan di awal dan akhir studi dan membandingkan kepatuhan pola makan MIND dengan gangguan kognitif yang terjadi dan lintasan kognitif, dengan menyesuaikan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, ras, kondisi kesehatan yang mendasarinya, dan faktor gaya hidup.

Peneliti menemukan bahwa mengonsumsi pola makan yang sangat mirip dengan pola makan MIND dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan kognitif pada peserta perempuan, tetapi tidak pada peserta laki-laki; tidak ada perbedaan antara peserta berkulit hitam dan putih. Mengalihkan perhatian mereka ke penurunan kognitif, para peneliti menemukan bahwa pada orang yang lebih dekat mengikuti diet MIND, kognisi memburuk lebih lambat daripada mereka yang tidak, dan bahwa kepatuhan terhadap diet MIND merupakan prediktor penurunan kognitif yang lebih baik pada peserta kulit hitam daripada peserta kulit putih.

“Temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama untuk memeriksa dampak yang bervariasi ini di antara pria dan wanita serta orang kulit hitam dan kulit putih,” pungkasnya.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Green Tea Jadi ‘Obat Diet Alami’ Penahan Lapar-Bakar Lemak? Ini Kata Para Pakar

Jakarta

Green tea atau teh hijau dikenal sebagai minuman diet selama berabad-abad. China misalnya, sejak 2.000 tahun lalu orang-orang di sana menganggap minuman ini paling ideal diminum saat ingin menurunkan berat badan.

Sementara di zaman modern, asupan teh hijau juga kerap tercantum dalam buku diet dan pola makan seseorang. Belakangan, khasiat teh hijau disebut setara ‘ozempic’, obat yang sebenarnya ditujukan untuk pengidap diabetes dan obesitas dalam menjaga bobot tubuh, tetapi kerap disalahgunakan banyak orang sebagai obat diet.

Terlepas dari itu, banyak yang menyarankan untuk meminum lima cangkir teh hijau sehari demi mencapai berat badan ideal. Apa kata pakar?


“Meskipun ada beberapa penelitian tentang teh hijau dan berat badan, bukti tentang apakah secangkir (atau beberapa cangkir) teh hijau dapat membakar berat badan masih belum jelas,” kata Dr Jyotsna Ghosh, seorang dokter pengobatan obesitas di Universitas Johns Hopkins.

Banyak video TikTok mengklaim teh hijau meningkatkan produksi GLP-1, hormon usus yang mendorong pankreas melepaskan insulin setelah makan. Insulin itu, pada gilirannya, menurunkan gula darah. GLP-1 juga memperlambat laju makanan meninggalkan lambung, serta memengaruhi area otak yang mengatur rasa lapar.

Ozempic dan obat-obatan sejenisnya memberikan senyawa yang meniru GLP-1, membuat orang merasa lebih cepat kenyang. Banyak orang berhenti mengalami keinginan kuat untuk makan.

Beberapa peneliti berteori teh hijau dapat menstimulasi GLP-1, sebagian karena penelitian telah menemukan ekstrak teh hijau menurunkan gula darah pada tikus pengidap diabetes. Namun, hanya ada beberapa penelitian kecil pada manusia, dan hasilnya tidak meyakinkan.

Salah satu dari sedikit uji klinis pada subjek tersebut, yang mengamati 92 orang dengan diabetes tipe 2, menunjukkan tidak ada perbedaan yang mencolok dalam produksi GLP-1 antara orang yang mengonsumsi ekstrak teh hijau maupun mereka yang mengonsumsi pil plasebo.

Para ahli mengatakan, efek apa pun yang mungkin ditimbulkan teh hijau pada GLP-1 kemungkinan kecil. “Makanan atau minuman apa pun dapat sedikit meningkatkan kadar GLP-1,” kata Dr. Ghosh.

Namun, kadar GLP-1 dalam aliran darah menurun beberapa menit setelah makan atau minum sesuatu. Itulah salah satu alasan mengapa seseorang merasa kembali lapar, dan mengapa meningkatkan hormon untuk sementara tidak menjamin penurunan berat badan.

Sebaliknya, Ozempic dan obat-obatan sejenisnya, bertahan di dalam tubuh selama berhari-hari, dan jauh lebih kuat daripada hormon alami, yang membuatnya sangat ampuh dalam menekan nafsu makan.

Teh Hijau Betulan Ampuh Pangkas BB?

Banyak klaim tentang teh hijau dan penurunan berat badan menyebutkan dua komponen minuman tersebut, yakni kafein dan antioksidan.

“Secara teori, kafein mungkin sedikit mempercepat metabolisme seseorang. Namun, kecil kemungkinan efek tersebut akan langsung menghasilkan penurunan berat badan yang substansial,” kata Dr Ghosh.

Teh hijau juga mengandung senyawa yang disebut polifenol, antioksidan yang dapat membantu melindungi sel dari kerusakan dan mengurangi peradangan. Penelitian pada hewan dan sel manusia menunjukkan senyawa ini dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi penyerapan lemak dari usus. Namun, uji coba pada manusia menghasilkan hasil yang beragam.

Ada juga beberapa penelitian kecil yang mendalami secara langsung apakah teh hijau terkait dengan penurunan berat badan. Satu makalah tinjauan, yang meneliti lebih dari selusin uji coba terkontrol acak tersebut, menemukan orang yang mengonsumsi ekstrak teh hijau sering kali kehilangan sedikit berat badan yang. Penelitian lain juga menemukan orang yang mengonsumsi teh hijau cenderung kehilangan sedikit berat badan, biasanya di bawah empat pon.

“Orang yang beralih ke teh hijau untuk menurunkan berat badan tidak dapat mengharapkan efek yang besar, dan tentu saja tidak ada yang mendekati obat-obatan seperti Ozempic,” kata Rob van Dam, seorang profesor ilmu olahraga dan nutrisi di Milken Institute School of Public Health di George Washington University.

Julia Zumpano, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic di Ohio, menambahkan bahwa berfokus pada satu makanan atau minuman mengabaikan banyak faktor lain yang berperan dalam penurunan berat badan sebetulnya tidak ideal. Faktor-faktor diet yang utama adalah pola makan seseorang yang lebih luas, kebiasaan olahraga, genetika, stres, kesehatan metabolisme, dan bahkan kualitas tidur yang didapatkan seseorang.

“Lihatlah bagaimana seseorang merubah gaya hidup, jika penurunan berat badan adalah tujuannya,” katanya. “Tidak hanya secara khusus satu makanan, obat, suplemen, apa pun itu.”

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com