Tag Archives: pola makan sehat

Efektif atau Mitos? Ini 5 Faktanya


Jakarta

Konsumsi nasi seringkali dihindari ketika diet. Ternyata pakar kesehatan justru punya pendapat lain. Ada beberapa fakta di balik pengaruh makan nasi pada diet.

Ketika diet banyak orang mulai membatasi asupan makanannya. Mereka juga sepenuhnya meninggalkan makanan-makanan yang dianggap tak sehat.

Salah satu yang kerap menjadi musuh utama ketika diet ialah nasi. Kandungan karbohidrat yang tinggi dianggap menjadi sumber kalori yang terlalu besar saat melakukan diet.


Dilansir dari Hello Doctor, Senin (4/8), nasi justru baik untuk dijadikan sumber karbohidrat dan energi. Lantas benarkah konsumsi nasi saat diet justru akan mengganggu penurunan berat badan?

Berikut 5 fakta tentang konsumsi nasi saat diet:

nasi putih JepangNasi putih hanya mengandung karbohidrat dan sedikit serat. Foto: Shutterstock/Getty Images

1. Nutrisi pada Nasi

Nasi memang mengenyangkan dan tinggi karbohidrat. Tetapi nasi tidak memiliki kandungan nutrisi yang cukup seperti asupan makanan lain.

Tidak terbilang sebagai makanan yang tak sehat, hanya saja nasi mengandung kadar nutrisi makro dan mikro yang minim. Artinya nasi lebih rendah nutrisi daripada makanan yang lain.

Hal ini juga menjadi alasan mengapa nasi harus dikonsumsi dengan lauk tambahan. Tujuannya tak sekadar untuk mengenyangkan, tetapi juga melengkapi nutrisinya.

2. Kandungan Karbohidrat yang Tinggi

Pada setiap sajian nasi putih, kadar karbohidrat menjadi yang paling tinggi di dalamnya. Di dalamnya juga terkandung serat, tapi hanya sedikit.

Konsumsi nasi putih dirasa mengenyangkan karena kedua kandungannya, karbohidrat dan serat. Jika diandalkan untuk memberikan rasa kenyang yang lama, nasi dapat menjadi pilihan.

Tetapi risiko lainnya adalah ketika perut merasa kenyang dikhawatirkan keinginan konsumsi makanan lain berkurang. Terutama makanan-makanan yang lebih tinggi nutrisinya.

Fakta konsumsi nasi saat diet berlanjut di halaman selanjutnya.

3. Risiko Diabetes

Penderita diabetes atau yang memiliki gangguan terhadap gula darah disarankan untuk mengurangi asupan nasinya. Nasi putih memiliki kadar indeks glikemik yang tinggi hingga 73.

Artinya nasi yang dikonsumsi akan dengan cepat diserap dan memicu kenaikan gula darah. Konsumsi harian nasi yang berlebihan disebut mendatangkan efek negatif bagi tubuh pada penderita diabetes.

Sebab ketika gula darah meningkat, produksi insulin terpaksa bekerja lebih keras. Hasilnya jika dibiarkan berlangsung lama akan menyebabkan resistensi insulin.

Makan Nasi Pakai Kuah Air Putih, Pekerja Bangunan Ini Bikin Netizen SedihKonsumsi nasi putih diikhawatirkan pakar kesehatan dapat memicu makan berlebih. Foto: Site News

4. Rentan Memicu Makan Berlebih

Nasi memang disarankan dimakan bersama lauk pelengkap, tapi pakar kesehatan juga mengkhawatirkan efek negatifnya. Pertimbangannya terdapat pada total kalori dalam satu piring makanan.

Nasi putih sendiri sudah memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang tinggi. Lantas bagaimana jika ditambahkan dengan lauk makanan lainnya?

Karena itu porsi makan nasi putih harus diperhatikan dengan seksama. Bagaimana pun lauk pauk pelengkap nasi putih juga akan menambahkan kadar karbohidrat, kalori, bahkan lemak.

5. Apakah Efektif untuk Diet?

Menurut pakar kesehatan, nasi tidak bisa dihilangkan sepenuhnya saat diet. Kunci utama melakukan diet agar hasil penurunan berat badannya maksimal tidak hanya pada berhenti konsumsi nasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan seseorang. Dalam mengelola pola makan, mengonsumsi makanan secukupnya juga sudah cukup membantu tanpa harus memangkas habis asupan nasi.

Namun jika ingin tetap memangkas asupan nasi, sebaiknya mencari penggantinya yang lebih sehat. Perhatian juga kebiasaan olahraga dan aktivitas fisik selain hanya membatasi asupan makan.

(dfl/adr)



Sumber : food.detik.com

14 Hari Tanpa Gula, Begini Efek Positifnya untuk Kesehatan


Jakarta

Mengurangi konsumsi gula, khususnya gula tambahan yang banyak terdapat pada makanan dan minuman olahan, kembali menjadi sorotan. Begini efeknya jika kamu berhenti konsumsi gula.

Dilansir dari Ladbible (15/08/2025), seorang dokter membagikan penjelasan tentang perubahan yang dapat terjadi pada tubuh jika seseorang berhenti mengonsumsi gula selama 2 minggu.


Tren diet tanpa gula kerap muncul di media sosial, tapi penjelasan medis ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dampaknya.

Dieting or good health concept. Young woman rejecting Junk food or unhealthy food such as donut or dessert and choosing healthy food such as fresh fruit or vegetable.Dieting or good health concept. Young woman rejecting Junk food or unhealthy food such as donut or dessert and choosing healthy food such as fresh fruit or vegetable. Foto: iStock

Dr. Eric Berg, melalui akun TikTok-nya, menjelaskan pada awalnya tubuh akan merespons dengan rasa ingin makan gula yang kuat. Hal ini terjadi karena otak terbiasa mendapatkan lonjakan dopamin dari rasa manis. Beberapa orang mungkin juga akan mengalami gejala seperti mudah marah, lelah, sakit kepala, atau mual.

Menurut Dr. Berg, gejala ini muncul karena tubuh sedang beradaptasi dan melakukan proses detoksifikasi, sehingga gejala tersebut akan mereda seiring waktu. Ia menyarankan agar pengurangan gula dilakukan secara bertahap untuk mengurangi ketidaknyamanan pada fase awal saat diet gula.

Begitu tubuh mulai terbiasa tanpa asupan gula tambahan, perubahan positif mulai terasa. Sumber energi tubuh akan beralih dari gula ke cadangan lemak, sehingga seseorang dapat bertahan lebih lama tanpa makan sekaligus merasakan peningkatan energi. Bagi sebagian orang yang sebelumnya mengalami depresi atau kecemasan, kondisi suasana hati bisa menjadi lebih stabil dan positif.

“Anda akan memiliki lebih banyak energi karena tubuh mulai memanfaatkan cadangan lemak sebagai sumber energi,” ujarnya.

Glass with red stripes straw filled with sugar cubes on blue background. Junk food, unhealthy diet, sugar on refreshing drinks, nutrition concept.Glass with red stripes straw filled with sugar cubes on blue background. Junk food, unhealthy diet, sugar on refreshing drinks, nutrition concept. Foto: Getty Images/iStockphoto/SB Arts Media

Selain itu, Dr. Berg menyebutkan fokus dan konsentrasi dapat meningkat setelah melewati fase awal adaptasi. Secara fisik, peradangan dan rasa nyeri di tubuh cenderung berkurang, sementara kesehatan kulit membaik dan tampil lebih bercahaya.

“Anda akan menyadari bahwa kondisi kulit Anda menjadi jauh lebih baik dan tampak lebih sehat bercahaya,” sambungnya.

Para ahli kesehatan juga sepakat bahwa konsumsi gula berlebihan dapat memperburuk kondisi kulit, termasuk memicu jerawat.

Meski manfaatnya menjanjikan, para pakar mengingatkan bahwa setiap perubahan pola makan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan kecukupan gizi dan idealnya di bawah pengawasan dokter atau ahli gizi.

Mengurangi konsumsi gula secara bertahap, bukan langsung menghentikannya total, dapat membantu tubuh beradaptasi dengan lebih nyaman sekaligus memaksimalkan hasil yang diperoleh.

(sob/adr)



Sumber : food.detik.com

Stop Percaya! 5 Mitos yang Bikin Pola Makan Jadi Keliru


Jakarta

Banyak mitos makanan beredar dan dipercaya tanpa bukti ilmiah. Padahal, tidak semua informasi diet benar sepenuhnya. Ini fakta sebenarnya!

Gluten atau pati, lemak, hingga buah sering disalahpahami dalam dunia diet. Beberapa orang bahkan rela menghindarinya meski tubuh tetap membutuhkannya.

Tren sehat kadang membuat orang mengikuti klaim populer tanpa cek fakta. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dilakukan berlebihan.


Dikutip dari Food and Home (8/9) berikut 5 mitos makanan dan kesehatan yang tidak usah dipercaya lagi:

1. Diet bebas gluten lebih sehat

Makanan yang harus dihindari dan dikonsumsi bagi para penderian intoleransi gluten.Roti merupakan salah satu makanan yang mengandung gluten. Foto: Getty Images

Banyak orang yang menganggap makanan yang bebas gluten lebih sehat. Padahal, hal ini tidak berlaku bagi semua orang.

Kecuali kamu memiliki celiac atau intoleransi, gluten tidak berbahaya bagi tubuh. Faktanya, banyak makanan bebas gluten yang tinggi gula dan tidak secara otomatis lebih rendah kalori atau karbohidrat.

Gluten adalah campuran protein secara alami yang ditemukan pada gandum dan barley atau jelai. Biasanya gluten berfungsi sebagai pengikat dan memberikan tekstur kenyal dan elastis pada makanan, seperti roti dan pasta.

2. Semua lemak harus dihindari

Lemak sering jadi musuh saat diet. Lemak dianggap dapat menambah kalori yang berakhir pada penambahan berat badan. Faktanya, tidak semua lemak demikian.

Sebenarnya tubuh membutuhkan lemak untuk menyerap vitamin A, D, E, dan K. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi otak. Kuncinya adalah memilih jenis lemak sehat.

Lemak sehat terdapat dalam kandungan alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berminyak. Lemak sehat dapat meningkatkan fungsi jantung.

3. Air lemon melunturkan lemak

Ilustrasi air lemonIlustrasi air lemon Foto: Getty Images/iStockphoto/JulijaDmitrijeva

Air hangat dengan lemon sering diklaim bantu turunkan berat badan. Faktanya, klaim ini tidak terbukti. Tidak ada riset kuat yang menunjukkan lemon bisa membakar lemak tubuh.

Namun, rutin minum air lemon di pagi hari, khususnya setelah bangun tidur tetap memiliki manfaat kesehatan. Salah satunya untuk menghidrasi tubuh sebelum sarapan.

Intinya, air lemon tetap bermanfaat, tetapi bukan untuk melunturkan lemak.

4. Susu mentah lebih bergizi

Ada anggapan susu mentah lebih alami dan kaya nutrisi daripada susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi adalah susu yang telah dipanaskan dalam suhu dan durasi tertentu.

Banyak yang khawatir tentang proses pasteurisasi dapat menghilangkan nutrisi pada susu. Faktanya justru berbalik.

Proses pasteurisasi bermanfaat untuk menghilangkan kuman, sehingga lebih aman dikonsumsi, dan memperpanjang masa simpannya dibandingkan susu mentah.

5. Buah mengandung banyak gula

Woman eating fresh rainbow colored salad. Multicolored fruits and vegetables background. Healthy eating and dieting concept. High resolution 42Mp studio digital capture taken with SONY A7rII and Zeiss Batis 40mm F2.0 CF lensIlustrasi buah-buahan. Foto: Getty Images/fcafotodigital

Sebagian orang menghindari buah karena dianggap tinggi gula. Padahal gula yang terkandung pada buah merupakan alami.

Gula alami tersebut juga dipadukan dengan nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

Para ahli gizi menganjurkan untuk rutin mengonsumsi buah, tetapi harus tetap memperhatikan porsinya.

(raf/adr)



Sumber : food.detik.com

Area Mata Mulai Keriput? Ini 7 Makanan untuk Cegah Penuaan Dini!


Jakarta

Keriput adalah tanda alami penuaan, tapi bisa diperlambat dengan pola makan sehat. Beberapa superfood ini dapat membantu kulit tetap kencang dan bercahaya.

Penuaan dini sering muncul di area mata sebagai keriput halus. Kulit sekitar mata lebih tipis dan rentan kehilangan elastisitas.

Paparan sinar matahari, pola hidup, dan stres mempercepat munculnya garis halus. Kelopak mata tampak lelah, turun, dan menua lebih cepat dari usia sebenarnya.


Kurangnya hidrasi dan perawatan kulit juga memengaruhi keriput wajah. Dengan pola hidup sehat dan perawatan rutin, tanda penuaan di wajah bisa diperlambat.

Dikutip dari AARP (26/4/24) berikut 7 makanan untuk cegah kerutan pada wajah:

1. Delima

Ilustrasi jus delimaIlustrasi jus delima Foto: Getty Images/PhotoIris2021

Delima mengandung punicalagins dan vitamin C yang bantu produksi kolagen. Konsumsi rutin menjaga elastisitas kulit.

Antioksidan dalam delima melawan radikal bebas penyebab penuaan. Ini membantu kulit tampak lebih muda dan segar.

Selain itu, delima juga mendukung regenerasi sel kulit. Kulit jadi lebih kenyal dan bebas keriput dini.

2. Salmon

Omega-3 dalam salmon menjaga kelembaban kulit dari dalam. Ini membantu kulit tetap lembut dan halus.

Salmon juga mengurangi inflamasi akibat paparan sinar UV. Kulit jadi lebih sehat dan terlindungi dari penuaan dini.

Protein berkualitas dari salmon mendukung regenerasi sel kulit. Kulit dapat terlihat lebih kencang dan bercahaya alami.

3. Ubi Jalar

Ubi jalar kaya beta-karoten yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Kandungan tersebut dapat mempercepat regenerasi sel kulit.

Selain itu, vitamin A dapat berperan mencegah kerutan dan kulit kering. Mengonsumsi ubi jalar secara rutin mendukung kesehatan kulit. Warna cerah alami kulit pun tetap terjaga.

4. Alpukat

Alpukat untuk naikkan berat badan anakAlpukat kaya akan lemak sehat. Foto: Getty Images/Iamthatiam

Alpukat mengandung lemak sehat dan vitamin E untuk menjaga kelembaban kulit. Alpukat mengandung antioksidan yang berperan untuk melawan radikal bebas.

Radikal bebas tersebut mencegah keriput dan tanda penuaan dini. Selain itu, alpukat juga dapat membantu regenerasi sel kulit.

5. Tomat

Tomat kaya akan likopen yang melindungi kulit dari kerusakan UV. Likopen merupakan sejenis antioksidan yang akan mencegah penuaan dini.

Kulit terlihat lebih cerah dan kencang, khususnya di area wajah sekitar mata. Rutin mengonsumsi tomat juga akan membantu produksi kolagen untuk kulit tetap elastis.

6. Paprika Merah

proses pembuatan paprika bubukPaprika merah kaya akan vitamin C. Foto: Getty Images/iStockphoto

Vitamin C menjadi salah satu antioksidan yang dibutuhkan untuk kesehatan kulit. Vitamin C bisa kamu dapatkan dari kandungan paprika merah.

Kandungan vitamin C tersebut juga memicu produksi kolagen untuk melindungi kulit dan kerusakan sel. Mengonsumsi paprika merah secara rutin bagus untuk menjaga kulit tetap halus.

7. Semangka

Semangka merupakan salah satu buah dengan kadar air tertinggi. Kadar airnya mencapai 90%. Kandungan air yang tinggi itu mampu untuk menghidrasi kulit.

Kulit akan terasa kenyal dan lembab. Selain itu, semangka juga mengandung vitamin dan mineral penting untuk meregenerasi kulit, sehingga lebih segar dan awet muda.

(raf/dfl)



Sumber : food.detik.com

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Otak menurut Ahli Saraf


Jakarta

Ada kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak kesehatan otak. Beberapa di antaranya mungkin hampir tidak disadari banyak orang.

Padahal, otak selalu bekerja keras, baik saat sedang memecahkan masalah yang sulit, tertawa, atau mengingat lagu favorit. Dikutip dari laman Eating Well, sering waktu, kebiasaan buruk bagi otak bisa menggerogoti kekuatan kognitif, menumpulkan fokus, dan membuat seseorang rentan pada penurunan mental.

Menurut ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan otak.


1. Kurang Tidur

Menurut Maniscalco, orang-orang mengetahui bahwa tidur itu penting, tapi banyak yang tidak menyadari kalau tidur sangat vital untuk kesehatan otak.

“Tidur bukan sekadar istirahat. Tidur adalah proses yang sangat aktif di mana otak melakukan pembersihan penting, pemrosesan emosi, dan konsolidasi memori,” katanya.

Kurang tidur kronis bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Salah satu dugaan penyebabnya yaitu kurang tidur bisa mengganggu kemampuan otak untuk membersihkan beta-amiloid, protein toksik yang menumpuk di otak pengidap Alzheimer.

Sebuah studi selama lebih dari 25 tahun yang mengamati hampir 8.000 orang menemukan, mereka yang rutin tidur enam jam atau kurang per malam, selama usia 50-an, 60-an, dan 70-an secara signifikan mungkin mengalami demensia, dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam.

Jadi, untuk melindungi kesehatan otak, prioritaskan tujuh-sembilan jam tidur yang konsisten setiap malam.

2. Minum Alkohol

Mengonsumsi alkohol, meski hanya dalam jumlah kecil bisa membahayakan struktur dan kesehatan otak. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 36.000 orang dewasa paruh baya dan lebih tua menemukan, konsumsi alkohol secara teratur dikaitkan dengan penurunan volume otak, hilangnya materi abu-abu, dan kerusakan materi putih.
Kondisi ini bisa mengganggu komunikasi di dalam otak.

Hal yang mengejutkan yaitu penurunan volume materi abu-abu dan putih terlihat, bahkan pada orang yang minum alkohol satu gelas sehari. Sehingga, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin berbahaya efeknya.

“Alkohol merupakan depresan sistem saraf pusat sekaligus neurotoksin,” kata Maniscalco.

“Ini berarti alkohol memperlambat aktivitas otak dengan melemahkan komunikasi antar neuron dan, pada kadar yang lebih tinggi atau dengan penggunaan kronis, dapat merusak atau bahkan membunuh sel-sel otak,” tambahnya.

3. Kurang Asupan Makanan Sehat

Otak adalah salah satu organ yang paling aktif secara metabolik dalam tubuh. Lebih dari 20 persen asupan energi harian digunakan otak, meski hanya 2 persen dari berat badan tubuh.

“Itu berarti apa yang Anda makan tidak hanya memengaruhi komposisi tubuh Anda, tetapi juga secara langsung memengaruhi kemampuan Anda untuk mengatur suasana hati, daya ingat, fokus, dan bahkan ketahanan emosional,” tutur Maniscalco.

Memberikan otak beragam makanan kaya nutrisi bisa membantunya berfungsi secara optimal. Hubungan antara nutrisi dan kesehatan otak begitu kuat. Penelitian menemukan, pola makan yang kaya buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan bisa meningkatkan volume otak dan melindungi dari penurunan kognitif.

Sebaliknya, orang-orang yang pola makannya tinggi makanan ultra olahan mungkin mengalami penurunan kognitif jauh lebih cepat, dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

4. Melakukan Hal yang Sama Sepanjang Waktu

Menurut Maniscalco, otak terprogram untuk merespons pengalaman, tantangan, dan kesempatan belajar baru. Sebab,hal ini merangsang pertumbuhan, adaptasi terhadap lingkungan baru, dan ketahanan jangka panjang.

“Tanpa paparan rutin terhadap hal-hal baru, kita berisiko terjebak dalam pola autopilot mental, di mana sistem otak yang paling dinamis yang paling bertanggung jawab atas perhatian, pemecahan masalah, memori, dan kreativitas kurang dimanfaatkan,” kata Manscalco.

Aktivitas seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat baru, atau mencoba teka-teki yang menantang, pengalaman dan kesempatan belajar baru membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat koneksi yang sudah ada. Sebaliknya, penelitian menunjukkan, kurangnya stimulasi mental pada orang dewasa yang lebih tua bisa meyebabkan penurunan kognitif seiring berjalannya waktu.

5. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

Mungkin, media sosial terlihat seperti hiburan yang tidak berbahaya. Tapi, Maniscalco mengatakan, plaform ini bsa mengubah cara kerja otak secara signifkan.

“Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dirancang untuk memicu dan mengeksploitasi sistem dopamin otak, sirkuit penghargaan yang sama yang terlibat dalam motivasi, keinginan, dan kecanduan,” ungkapnya.

Seiring waktu, aktivitas ini bisa menyebabkan konsekuensi negatif bagi kesehatan otak. Sebuah tinjauan terhadap beberapa studi menemukan, orang yang kesulitan mengendalikan penggunaan internet cenderung memilki lebih sedikit materi abu-abu di area otak, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan hingga pengendalian diri. Menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosional.

(elk/up)



Sumber : health.detik.com