Jakarta –
Dikenal sehat untuk tubuh, konsumsi kopi ternyata bagus untuk melindungi kesehatan jantung. Hal ini ditemukan dalam penelitian terbaru.
Selama ini kopi dikenal sebagai salah satu minuman yang berfungsi tak hanya menambah energi untuk tubuh, tapi juga bagus untuk kesehatan jantung. Klaim ini sudah ada sejak dulu dan berdasarkan banyak penelitian yang mengkaitkan antara jantung dan konsumsi kopi.
Dilansir dari Science Alert (19/09), ada lagi satu penelitian baru yang mengkonfirmasi bahwa asupan kafein dalam kopi bisa melindungi kesehatan jantung jika diminum sesuai aturan per harinya.
Penelitian ini mengambil data lebih dari 300,000 peserta di UK Biobank, yang diteliti oleh para penelitia dari China hingga Swedia. Penelitian ini berlangsung selama 11 tahun, dengan para peneliti menganalisa hubungan konsumsi kopi dan teh dengan kesehatan jantung.
Penelitian Terbaru Sebut Minum Kopi Bisa Melindungi Kesehatan Jantung Foto: Ilustrasi iStock |
Mereka memperhatikan antara asupan kafein dengan kaitan menurunnya risiko gangguan yang berkaitan dengan kardiometabolik. Ini termasuk kondisi seperti hipertensi, stroke, diabetes, atau penyakit jantung koroner.
Peserta dalam penelitian yang mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang setiap hari, kira-kira tiga cangkir kopi atau lebih atau lima cangkir teh atau lebih, memiliki risiko relatif lebih rendah 40% untuk mengidap penyakit yang berkaitan dengan kondisi kardiometabolik.
“Temuan ini menyoroti bahwa rutin konsumsi kopi atau kafein dalam jumlah sedang setiap hari bisa memiliki manfaat kesehatan yang lebih luas, termasuk untuk mencegah masalah kesehatan yang berkaitan denga kardiometabolik pada tubuh,” tulis para peneliti, yang dipimpin oleh ahli epidemiologi Xujia Lu dari Universitas Soochow di China.
Banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan hasil kesehatan kardiovaskular dan neurologis yang lebih baik. Orang yang minum sekitar 3,5 cangkir sehari tampaknya memperoleh manfaat paling banyak.
Selain itu dikutip dari News Medical, minum satu cangkir kopi sehari dapat membantu penyintas serangan jantung dengan menurunkan risiko kematian setelah serangan jantung. Selain itu, dapat mencegah serangan jantung atau stroke pada individu yang sehat.
Penelitian Terbaru Sebut Minum Kopi Bisa Melindungi Kesehatan Jantung Foto: Ilustrasi iStock |
dr. Vito Damay, selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengungkapkan juga manfaat minum kopi untuk kesehatan jantung lewat video di YouTube DRV Channel. Ia menyebutkan kalau akan baik dan bermanfaat jika dikonsumsi dalam porsi yang cukup, tidak berlebihan.
“Kopi merupakan bagian dari diet yang sehat untuk jantung,” kata dr. Vito Damay.
Selain itu dari penelitian terbaru ini ditemukan juga bahwa konsumsi sekitar 5 cangkir teh sehari dikaitkan dengan risiko diabetes tipe dua yang lebih rendah. Diabetes tipe dua ini dikenal bisa memicu masalah penyakit lain seperti stroke.
Di akhir penelitian, para peneliti menjelaskan bahwa perlunya penelitian lebih lanjut untuk verifikasi temuan ini yang menunjukkan bahwa asupan kafein dalam ukuran sedang, bisa memiliki manfaat untuk melindungi kesehatan jantung.
(sob/odi)
![]() |
|||||
Source : unsplash.com / Dan Gold
Konsumsi 6 Makanan Buruk Ini Bisa Cegah Stroke, Ini Sebabnya Jakarta – Di Indonesia, stroke adalah penyebab kematian nomor satu. Kondisi medis ini bisa dicegah dengan konsumsi makanan yang tepat, termasuk makanan yang kerap dicap ‘buruk’ untuk kesehatan berikut ini. Stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang. Efeknya, sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak, kecacatan, dan bahkan kematian. Gejala stroke dapat bervariasi, tapi umumnya meliputi kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
Stroke tak dapat disepelekan karena catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, stroke merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Jumlah kematian akibat stroke mencapai 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk. Pola hidup sehat secara menyeluruh penting dilakukan untuk mencegah stroke, termasuk mengonsumsi makanan bernutrisi tepat. EatingWell (27/4/2025) merangkum 6 makanan yang dicap ‘buruk’ untuk kesehatan, tapi ternyata bermanfaat cegah stroke. Berikut daftarnya: 1. Kacang-kacangan
Konsumsi aneka jenis kacang kerap dihindari karena tinggi kalori dan lemak. Namun, kacang mengandung lemak sehat yang mendukung kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke. Ahli gizi Meghan Pendleton menjelaskan, “Lemak tak jenuh dalam kacang-kacangan sebenarnya sangat baik untuk kesehatan kardiovaskular.” Penelitian mengungkap makan kacang-kacangan 5 kali seminggu dapat mengurangi risiko stroke hingga 19%. Kacang-kacangan juga kaya antioksidan seperti vitamin E dan polifenol, yang membantu mengurangi peradangan. “Peradangan adalah proses utama dalam aterosklerosis (pengerasan arteri), yang dapat menyebabkan stroke,” jelasnya. 2. PisangPisang terkenal mengenyangkan, tapi sering dihindari pelaku diet karena dianggap tinggi karbohidrat. Namun, faktanya pisang punya nutrisi lain yang tak kalah hebat. Salah satunya kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Ahli gizi Veronica Rouse menjelaskan, “Karena tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama stroke, mendapatkan cukup kalium setiap hari merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko stroke.” Untuk jumlah asupan harian yang direkomendasikan adalah 4.700 miligram setiap hari. Konsumsi pisang pun dapat diandalkan karena mengandung sekitar 358 mg per 100 gram. 3. Kopi
Bagi banyak orang, minum kopi wajib hukumnya untuk mendorong energi dan fokus. Namun, dampak minum kopi terhadap stroke sering kali menimbulkan perdebatan. Faktanya, kafein memang bisa meningkatkan tekanan darah sementara, tapi tidak untuk jangka panjang. Konsumsi kopi dalam jumlah sedang, yaitu 2-3 cangkir per hari, justru dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah. Kopi juga kaya akan antioksidan, seperti asam klorogenat dan flavonoid, yang berkontribusi terhadap pencegahan stroke. Hanya saja batasi konsumsi kopi tak lebih dari 3 cangkir sehari. Selengkapnya di halaman selanjutnya. 4. OatmealOatmeal merupakan sumber biji-bijian yang baik untuk arteri. Pendleton mengatakan tak usah khawatir akan dampak makan oatmeal terhadap kenaikan gula darah. “Oatmeal juga mengandung beta-glukan yang menyehatkan jantung, sejenis serat larut yang dikenal karena efek penurun kolesterolnya,” katanya. Oatmeal juga mengandung senyawa fenolik yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Asupan senyawa ini dikaitkan dengan penurunan risiko stroke. Untuk pilihan lebih sehat, coba konsumsi oat murni, bukan yang instan. Kombinasikan juga konsumsi oatmeal dengan sumber protein, lemak sehat, dan serat tambahan. 5. Biji-bijian
Belakangan beredar isu konsumsi biji-bijian dapat menyebabkan gejala mual, muntah, dan diare karena paparan protein lektin. Nyatanya, hal ini bisa dicegah dengan merendam dan masak biji-bijian karena kandungan lektin akan netral. Pendleton menyoroti bahwa biji-bijian kaya akan serat larut yang melindungi arteri. Serat ini mengikat kolesterol di usus dan membuangnya melalui tinja. Penelitian menunjukkan bahwa efek ini memainkan peran utama dalam mengurangi kematian akibat stroke. Biji-bijian juga kaya akan kalium dan magnesium yang membuat konsumsinya sangat baik untuk kesehatan jantung dan otak. 6. TahuTahu atau tofu juga sering dipandang sebelah mata karena berefek pada ketidakseimbangan hormon. Namun tak ada bukti bahwa konsumsi protein nabati ini buruk untuk kesehatan. Sebaliknya, makan tahu justru bermanfaat untuk kesehatan. “Tahu kaya akan isoflavon, sejenis antioksidan yang dapat mendukung tekanan darah yang sehat. Sebuah meta-analisis menemukan bahwa konsumsi produk kedelai yang lebih tinggi seperti tahu dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah,” kata Rouse. (adr/odi) Rutin Konsumsi 5 Makanan untuk Cegah Stroke, Ada Kopi hingga Pisang Jakarta – Stroke menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Penyakit tersebut dapat dicegah dengan rutin mengonsumsi makanan kaya nutrisi ini. Stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Dengan begitu akan mematikan sel, sehingga mengakibatkan berbagai masalah fungsi tubuh. Untuk mencegah kondisi ini disarankan rutin mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting.
Mulai dari protein, lemak sehat, kalium, hingga polifenol. Dikutip dari Eating Well (14/7) berikut 5 makanan untuk mencegah risiko stroke: 1. Salmon
Menurut ahli diet asal Amerika Vanessa King Vanessa King, M.S., RDN, salmon dapat menurunkan risiko stroke. Hal ini karena salmon kaya akan lemak sehat, seperti asam lemak omega-3. Selain itu, juga terdapat vitamin B6 dan B12 yang ketiganya mampu menurunkan konsentrasi homosistein darah total yang menjadi faktor risiko utama stroke. Tak hanya itu, asam lemak omega-3 pada salmon juga mampu meningkatkan neuroplastisitas, yang penting untuk pemulihan setelah mengalami stroke. 2. KopiSelain kandungan kafeinnya, kopi merupakan sumber polifenol yang tinggi kadarnya berupa asam klorogenat. Senyawa tersebut sangat berkontribusi menurunkan tekanan darah. Konsultan nutrisi asal Amerika Serikat, Amy Brownstein, M.S., RDN, menyarankan untuk rutin minum kopi setiap pagi. Namun jangan menambahkan gula atau pemanis lainnya. Menurut studi tahun 2021 pada Nutrients, sifat antioksidan pada kopi bisa mendukung kesehatan pembuluh darah, sehingga berpotensi mengurangi risiko stroke. Makanan untuk mencegah risiko stroke ada di halaman berikutnya.3. BayamSebuah studi yang diterbitkan pada Nutritional Epidemiology (2024) menemukan nutrisi pada bayam pada melancarkan aliran darah di otak. Menurut peneliti, bayam merupakan sumber folat dan magnesium yang baik. Kedua nutrisi tersebut dikaitkan dengan penurunan risiko stroke hingga 17%. Selain itu, kandungan kalium pada bayam berperan dalam mengendalikan fungsi sel darah dan otot, terutama otot jantung. Ada juga kandungan nitrat yang bisa melancarkan pembuluh darah. 4. Olahan kedelai
Olahan kedelai, seperti tahu, tempe, susu, dan edamame merupakan asupan protein terbaik untuk kesehatan otak dan jantung, karena dapat menurunkan tekanan darah. Protein pada kedelai secara alami rendah kadar lemaknya. Selain itu, terdapat senyawa seperti fitoestrogen dan isoflavon berdampak positif pada tekanan darah. Senyawa penting itu juga berpotensi merelaksasi pembuluh darah menurunkan kolesterol. Kolesterol yang terkontrol baik dapat mencegah terkena stroke. 5. PisangPisang kerap dihindari karena kandungan karbohidratnya tinggi. Namun pisang mengandung nutrisi penting lainnya yang dapat mengurangi risiko terkena stroke. Pisang mengandung kalium yang berperan menurunkan tekanan darah. Tekanan darah sendiri menjadi faktor pemicu stroke. Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), rutin makan pisang setiap hari bisa menurunkan risiko stroke hingga 24%. (raf/dfl) Fata Mengerikan Mikroplastik yang Bahayakan Kesehatan ManusiaJakarta – Mikroplastik, pecahan kecil yang terbentuk ketika produk plastik terurai, telah terdeteksi dalam jaringan manusia dengan laju yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan mikroplastik juga telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Para ahli dari Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan bahwa upaya lebih besar harus dilakukan untuk membatasi polusi plastik di seluruh dunia. Dalam artikel JAMA Insights edisi 15 Oktober, Shruthi Mahalingaiah, Kari Nadeau, dan David Christiani, memberikan gambaran umum tentang tingkat polusi dari mikroplastik dan dampaknya terhadap kesehatan, baik yang diketahui maupun yang potensial.
Seperti dikutip dari laman Harvard School of Public Health, para ilmuwan ini mencatat:
Para penulis penelitian mencatat bahwa meskipun terdapat banyak kebijakan lokal dan nasional yang bertujuan untuk membatasi polusi plastik, hanya ada sedikit perjanjian internasional yang berlaku. Mereka menuliskan, “Kerja sama internasional untuk membatasi polusi plastik dan menemukan alternatif plastik yang aman bagi lingkungan sangat dibutuhkan.”
(rns/rns) Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Jakarta – Sudah lebih dari satu dekade berlalu, wacana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan belum juga terlaksana. Wakil Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut rencana tersebut masih dalam pembahasan. Meski begitu, pemerintah disebutnya tidak tinggal diam dalam upaya pemberian edukasi kepada masyarakat terkait bahaya konsumsi tinggi gula, yang juga tersebar di pangan olahan maupun pangan siap saji. Menurut Prof Dante, penerapan cukai MBDK juga tak akan berjalan efektif bila tidak dibarengi dengan edukasi masif di masyarakat.
“Nah nanti urusan cukai masih kita dalam proses pembahasan. Tetapi kita terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi potensi obesitas dan diabetes, tinggal mengurangi makanan bergula, tinggi kalori, dan sebagainya,” tutur Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025). “Yang paling penting adalah sekarang adalah edukasi. Cukainya kita naikin kalau edukasinya tidak masif juga tidak akan berhasil,” lanjutnya.
Salah satunya melalui skrining faktor risiko yang kerap memicu penyakit tidak menular dengan bebas kasus tertinggi di Indonesia seperti jantung, masalah ginjal, hingga stroke. “Jadi edukasi menjadi sangat penting. Seperti rumah sakit primaya sekarang melakukan terapi kuratif, mereka juga melakukan terapi promotif dan preventif untuk melakukan dan mengedukasi masyarakat,” pungkasnya. (naf/up) Pemilik Goldar Ini Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung Jakarta – Studi ilmiah terus menunjukkan korelasi antara penyakit kardiovaskular dan golongan darah. Individu bergolongan darah O lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan golongan darah lainnya. Kok bisa begitu? Golongan Darah dan Penyakit Jantung KoronerSebuah studi tahun 2012 yang dipublikasikan dalam Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology, mengungkapkan pembawa darah A, B, atau AB lebih rentan terhadap penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan golongan darah O. Temuan menunjukkan tingkat serangan jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi di antara pembawa darah non-O.
Sebaliknya, golongan darah O memiliki efek perlindungan ringan, menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang signifikan. Peningkatan risiko pada golongan darah non-O mungkin terkait dengan kadar faktor pembekuan yang lebih tinggi dan penanda inflamasi tertentu, yang dapat berkontribusi pada penyumbatan arteri dan penyakit jantung seiring waktu. Selama lebih dari dua dekade, penelitian yang ketat menemukan bahwa individu dengan golongan darah non-O, yakni A, B, dan AB, memiliki risiko yang lebih tinggi sekitar 6-23 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah O.
Dikutip dari Times of India, temuan ini menunjukkan bahwa golongan darah O mungkin memiliki perlindungan kardiovaskular yang cukup. Itu kemungkinan karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan. Secara spesifik, risikonya 11 persen lebih tinggi untuk golongan darah non-O. Risiko StrokeGolongan darah juga dikaitkan dengan risiko stroke, terutama pada kasus stroke yang terjadi pada usia dini. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap stroke sebelum berusia 60 tahun. Individu dengan golongan darah O memiliki risiko yang lebih rendah, dan inilah mengapa golongan darah mungkin menjadi komponen integritas kardiovaskular secara keseluruhan. Temuan studi tahun 2014, yang dipublikasikan dalam Jurnal Trombosis dan Hemostasis menyelidiki total 646 kasus dan menyimpulkan bahwa pada individu non-diabetes, golongan darah AB memiliki risiko stroke sekitar 1,6 hingga hampir 7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah O. Sementara risiko keseluruhan sekitar 1 hingga 3,3 kali lebih tinggi pada seluruh populasi. Mengetahui Golongan Darah Penting?Variasi risiko kardiovaskular berdasarkan golongan darah diduga disebabkan oleh variasi peradangan dan pembekuan darah. Individu golongan darah non-O memiliki konsentrasi faktor pembekuan darah, faktor VIII, dan faktor von Willebrand, yang lebih tinggi. Konsentrasi yang lebih tinggi tersebut berpotensi memicu pembentukan gumpalan darah yang berbahaya. Golongan darah non-O juga memiliki konsentrasi penanda inflamasi yang lebih tinggi, yang berpotensi menyebabkan perkembangan penyakit jantung dalam jangka panjang. Meskipun golongan darah tidak dapat diubah, mengetahui bahwa golongan darah O memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah akan memberikan panduan untuk pencegahan dengan penekanan. Pasien dengan golongan darah lain harus menjalani pemeriksaan kardiovaskular yang lebih intensif dan intervensi yang lebih berani terhadap variabel risiko, seperti pola makan, olahraga, dan tekanan darah. Pasien golongan darah O terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan stroke di awal kehidupan, dibandingkan dengan pasien non-O. Penelitian ilmiah menunjukkan perbedaan faktor pembekuan dan peradangan dapat menjadi penyebab efek perlindungan tersebut. Memahami hal-hal detail ini dapat membantu tim medis dan pasien dalam membuat keputusan yang lebih tepat terkait pencegahan dan pengobatan kardiovaskular. (sao/naf) Alasan Goldar O Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung
Jakarta – Sebuah studi ilmiah menemukan bahwa orang dengan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit kardiovaskular. Temuan menunjukkan tingkat serangan jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi di antara pembawa darah non-O. Alasan Golongan Darah O Lebih Rendah Alami Serangan JantungGolongan darah O memiliki efek perlindungan ringan dan menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang signifikan. Peningkatan risiko pada golongan darah non-O mungkin terkait dengan kadar faktor pembekuan darah yang lebih tinggi dan penanda inflamasi tertentu, yang dapat berkontribusi pada penyumbatan arteri serta penyakit jantung seiring waktu. Penelitian ketat pun dilakukan selama dua dekade. Hasilnya, individu dengan golongan darah non-O yaitu A, B, AB, berisiko 6-23 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner.
Temuan ini menunjukkan bahwa golongan darah O mungkin mempunyai perlindungan kardiovaskular yang cukup. Itu kemungkinan karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan. Berdasarkan penelitian, golongan darah O menunjukkan adanya kemampuan untuk melindungi kardiovaskular yang cukup. Dikutip dari Times of India, hal itu mungkin karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan. Selain serangan jantung, golongan darah juga dapat berpengaruh pada risiko seseorang mengalami stroke. Ada bukti bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap stroke sebelum usia 60 tahun. Sementara orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah mengalami stroke. Hal ini yang mungkin menjadi komponen integritas kardiovaskular secara keseluruhan. (sao/naf) Terungkap Minuman yang Manfaatnya Dahsyat, Turunkan Kolesterol-Tekanan Darah Tinggi
Jakarta – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa minum teh dapat melindungi jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki kadar kolesterol. Bahkan, bisa menurunkan risiko serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Seorang ilmuwan teh dari Tea Advisory Panel, Dr Tim Bond mengatakan manfaat teh bagi jantung telah diketahui selama bertahun-tahun. Dan penelitian ilmiah terbaru telah mengonfirmasi betapa sehatnya teh bagi jantung. “Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Nutrition menyoroti alasan manfaat teh bagi jantung, menyoroti kandungan polifenolnya yang kaya, dan menekankan manfaat nyata dari minum teh setiap hari untuk menjaga jantung kita dalam kondisi prima,” beber Dr Bond, dikutip dari Mirror UK.
“Senyawa polifenol spesifik, flavan-3-ol, dapat menjelaskan mengapa teh memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah, kesehatan jantung, risiko stroke, dan diabetes tipe 2. Faktanya, senyawa flavonoid ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis hingga seperlima (19 persen) dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 13 persen,” lanjutnya.
Menurut Dr Bond, sebagian besar flavonoid dalam pola makan masyarakat Inggris berasal dari teh hitam. Orang yang meminumnya mendapatkan 698 mg per hari, dibandingkan dengan orang yang tidak minum teh yang hanya mendapatkan 33 mg per hari. Faktanya, manfaat yang disarankan dari senyawa-senyawa ini sedemikian rupa sehingga American Society for Nutrition telah mengusulkan pedoman bioaktif diet pertama. Mereka merekomendasikan asupan 400-600 mg/hari flavan-3-ol untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik. Itu setara dengan sekitar empat cangkir teh sehari. Manfaat Minum Teh“Hal ini menegaskan manfaat teh terhadap tekanan darah, dengan manfaat penurunan tekanan darah terlihat dengan mengonsumsi teh antara satu hingga empat cangkir setiap hari. Konsumsi teh jangka panjang terbukti bermanfaat bagi fungsi pembuluh darah, yang kemungkinan membantu menjelaskan dampaknya terhadap tekanan darah,” terang Dr Bond. “Teh hitam terbukti memiliki manfaat khusus dalam menurunkan tekanan darah ketika faktor risiko jantung lainnya seperti homosistein tinggi. Para penulis dalam studi Frontiers mengatakan bahwa kandungan flavonoid dalam teh hitam tampaknya juga bertanggung jawab atas dampak penurunan kolesterol teh, dengan kandungan flavonoid yang tinggi dalam teh hitam dikaitkan dengan efek penurunan kolesterol ini.” Studi ini juga menemukan bahwa teh meningkatkan kadar glukosa darah dan cara tubuh mengelola insulin, yang vital dalam diabetes dan pre-diabetes. Selain itu, mengingat diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung, teh dapat membantu mengatur glukosa darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. Dr Bond menegaskan faktanya, makalah ini mencatat bahwa satu cangkir teh tambahan setiap hari dapat mengurangi risiko kematian terkait kardiovaskular, penyakit apapun yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sebesar 4 persen. “Kita ‘kehilangan sesuatu’ dalam hal cara sederhana dan harian ini untuk melindungi jantung kita. Kita sebaiknya mengonsumsi 3-4 cangkir teh sehari, yang akan memberi kita 400-600 mg polifenol flavan-3-ol setiap hari yang meredam peradangan dan stres dalam tubuh kita, termasuk jantung dan pembuluh darah,” pungkasnya. (sao/naf) Stroke Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Tanda Peringatan yang Harus Dikenali Jakarta – Stroke bisa menyerang siapa pun, termasuk orang dewasa berusia 30-an dan 40-an, hingga anak-anak. Perubahan gaya hidup dan faktor seperti stres berkontribusi pada peningkatan kasus stroke yang lebih muda. Sehingga, harus diketahui bahwa stroke tak hanya menyerang lansia. Tanda peringatannya perlu dikenali agar kondisi tidak semakin memburuk. Mengapa Stroke Bisa Menyerang Usia Muda?Dikutip dari laman Times of India, faktor risiko stroke, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, koleserol tinggi, obesitas, merokok, hingga kurang olahraga tidak hanya dialami oleh lansia, tapi juga orang dewasa muda.
Sementara itu, ada juga faktor lainnya seperti stres, gangguan tidur, migrain, depresi, hingga paparan polusi lingkungan yang menjadi penyebab penting stroke pada orang yang lebih muda.
Tanda-tanda Peringatan Stroke yang Harus Diwaspadai Usia MudaMengenali tanda-tanda stroke sejak dini sangatlah penting. Pada orang dewasa muda, gejalanya kadang samar atau salah diartikan. Berikut beberapa anda peringatan yang perlu diwaspadai:
Gejala ringan atau sementara pun harus diwaspadai. Mengabaikannya bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat permanen atau kematian. Bagaimana Cara Mencegah Stroke?Meski beberapa faktor risiko tidak bisa diubah, pilihan gaya hidup bisa mengurangi risiko stroke secara signifikan. Mulai dari menjaga pola makan seimbang, olahraga secara teratur, menghindari alkohol, mengelola stres, dan mengendalikan kondisi kronis, seperti diabetes dan hipertensi menjadi strategi pencegahan yang utama. (elk/kna) 13,8 Juta Anak Ikut CKG Sekolah, Ini Masalah Kesehatan yang Banyak Ditemukan Jakarta – Ada sekitar 50 juta anak sekolah yang disasar pemerintah untuk mengikuti cek kesehatan gratis (CKG). Dari total tersebut, baru ada 13,8 juta pendaftar dengan rata-rata layanan per hari di 200 ribu anak. Secara kumulatif, ‘hanya’ 75 persen dari total seluruhnya yang selesai mendapatkan layanan, per data 15 Oktober 2025. Adapun pendaftar terbanyak berada di DKI Jakarta, disusul Yogyakarta, hingga Jawa Tengah. Tertinggi di usia sekolah dasar dengan total 139.880, sekolah keagamaan, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas 26.410 siswa/siswi.
Masalah kesehatan apa saja yang ditemukan? Berikut rangkuman data Kemenkes RI: 1. Masalah gigi (50,3 persen)
Masalah paling umum yang ditemukan adalah karies gigi, dialami oleh lebih dari 4,5 juta anak. Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran kebersihan mulut dan gigi di kalangan anak-anak sekolah. Padahal, masalah gigi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, menyebabkan infeksi, bahkan gizi buruk karena gangguan makan. 2. Kurang aktivitas fisik (60,1 persen) Lebih dari 3,5 juta anak dilaporkan memiliki gaya hidup sedentary, atau kurang bergerak. Ini menjadi kekhawatiran serius karena bisa berujung pada obesitas, gangguan metabolik, serta menurunnya kebugaran fisik dan kesehatan mental. Pola ini diperparah oleh kebiasaan penggunaan gadget dalam jangka waktu lama dan kurangnya aktivitas olahraga. 3. Anemia (27,2 persen) Sekitar 248 ribu anak terdeteksi mengalami anemia menurut data CKG, mulai dari tingkat ringan hingga berat. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia dapat menurunkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan daya tahan tubuh terhadap infeksi. 4. Risiko gangguan kesehatan reproduksi (25,3 persen) Sebanyak 25,3 persen anak sekolah perempuan terindikasi memiliki risiko gangguan kesehatan reproduksi. Hal ini bisa meliputi infeksi saluran reproduksi, kurangnya pengetahuan tentang kebersihan organ intim, hingga indikasi perilaku seksual berisiko. Ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang benar dan sesuai usia. 5. Tekanan darah tinggi pada anak (15,9 persen) Data yang cukup mengejutkan menunjukkan lebih dari 1,3 juta anak mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi pada usia dini berisiko memicu masalah kesehatan lebih lanjut di masa mendatang termasuk jantung hingga stroke. Pola makan tinggi garam, kurang gerak, serta stres juga bisa menjadi faktor pemicunya. (naf/kna) Sari Berita Penting |
















