Jakarta –
Menurunkan berat badan pada dasarnya mengikuti prinsip sederhana: berat akan turun ketika asupan energi yang masuk lebih sedikit daripada energi yang digunakan tubuh. Namun penerapannya tidak bisa digeneralisasi karena kebutuhan energi setiap orang berbeda yaitu dipengaruhi usia, tinggi badan, berat, tingkat aktivitas harian, hingga komposisi tubuh.
Karena itu, defisit kalori sebaiknya dihitung berdasarkan kebutuhan pribadi, bukan sekadar mengurangi porsi makan tanpa arah. Untuk menghitung kebutuhan dasar, rumus yang paling sering digunakan adalah Harris-Benedict, yang memperkirakan berapa energi yang dipakai tubuh saat istirahat total atau Basal Metabolic Rate (BMR).
Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Harian
Kebutuhan energi setiap orang tidak pernah sama. Tubuh memiliki ritme dan pengeluaran energinya sendiri, dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:
- Berat badan (BB)
- Tinggi badan (TB)
- Usia
- Jenis kelamin
- Aktivitas fisik
Untuk memperkirakan kebutuhan dasar energi, digunakan rumus Harris-Benedict, yaitu:
Pria
BMR = 66,5 + (13.75 × berat/kg) + (5.003 × tinggi/cm) – (6.775 × usia)
Wanita
BMR = 655,1 + (9.563 × berat/kg) + (1.850 × tinggi/cm) – (4.676 × usia)
Setelah mendapatkan angka BMR, hasilnya dikalikan dengan faktor aktivitas harian:
- Aktivitas ringan = × 1.375
- Aktivitas sedang = × 1.55
- Aktivitas berat = × 1.725
Dengan begitu, barulah terlihat berapa kebutuhan kalori total per hari. Defisit aman berada di kisaran 500-1.000 kkal dari kebutuhan tersebut, supaya tubuh tetap kuat menjalani aktivitas tanpa merasa terlalu lelah.
Contoh Perhitungan: BB 60 kg, Usia 25 Tahun, TB 165 cm
Jika Pria
- 13.75 × 60 = 825
- 5.003 × 165 = 825,5
- 6.775 × 25 = 169,4
BMR = 66,5 + 825 + 825,5 – 169,4 = 1.547,6 kkal
Dengan aktivitas sedang:
- Total kebutuhan = 1.547,6 × 1,55 = 2.398 kkal/hari
- Target defisit: sekitar 1.400-1.900 kkal/hari
Sebelum menentukan menu, penting untuk memastikan bahwa pola makan defisit kalori tetap bergizi dan seimbang. Defisit tidak berarti makan sangat sedikit, melainkan memilih makanan yang tepat agar tubuh tetap bertenaga. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
1. Kebutuhan protein minimal 0,8 gram/KgBB/hari
Protein membantu menjaga massa otot selama diet dan membuat kenyang lebih lama. Untuk orang dengan berat badan 60 kg, misalnya, kebutuhan minimalnya sekitar 48 gram per hari. Dalam menu diet, asupan protein seringkali dinaikkan sedikit untuk membantu rasa kenyang, tetapi batas minimal ini tetap menjadi dasar.
2. Pembatasan lemak jenuh
Lemak tetap diperlukan, tetapi pilih sumber yang lebih sehat seperti ikan, kacang-kacangan, alpukat, atau minyak zaitun. Lemak jenuh dari makanan goreng, daging berlemak, atau santan pekat sebaiknya dibatasi karena bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Total lemak dalam sehari tetap harus proporsional agar tidak berlebihan.
3. Karbohidrat tidak boleh kurang dari 100 gram per hari
Karbohidrat adalah sumber energi utama. Jika jumlahnya terlalu rendah, tubuh bisa mengalami gangguan metabolik dan memproduksi keton secara berlebihan, yang berisiko memicu peningkatan asam urat. Karena itu, meski sedang defisit kalori, karbohidrat tetap perlu dipertahankan dalam jumlah cukup, terutama dari sumber tinggi serat seperti nasi merah, ubi, oatmeal, dan buah.
4. Serat 20-35 gram per hari
Serat membantu rasa kenyang bertahan lebih lama dan menjaga kesehatan pencernaan. Menu diet yang terlalu rendah serat biasanya membuat perut cepat lapar, memicu ngemil berlebihan. Itulah kenapa menu yang disajikan banyak memanfaatkan sayur, buah, whole grain, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Hari 1 – 1.500 kkal
- Sarapan: Oatmeal + irisan pisang + chia seed
- Snack 1: Apel + almond
- Makan siang: Ayam panggang, nasi merah, brokoli kukus
- Snack 2: Yoghurt plain + potongan pepaya
- Makan malam: Sup sayur + tahu kukus
Estimasi gizi: 1.500 kkal | Protein 85 g | Lemak 42 g | Karbo 200 g | Serat ±28 g
Hari 2 – 1.650 kkal
- Sarapan: Smoothie bayam-nanas-yoghurt + oat 2 sdm
- Snack 1: Pir + 1 potong keju rendah lemak
- Makan siang: Ikan kukus, nasi, tumis buncis
- Snack 2: Edamame rebus
- Makan malam: Telur orak-arik + salad sayur
Estimasi gizi: 1.650 kkal | Protein 95 g | Lemak 45 g | Karbo 230 g | Serat ±30 g
Hari 3 – 1.700 kkal
- Sarapan: Roti gandum 2 lbr + telur rebus + alpukat
- Snack 1: Pisang + kacang tanah
- Makan siang: Nasi merah + tempe rebus + capcay
- Snack 2: Buah beri + yoghurt
- Makan malam: Jagung rebus + telur
Estimasi gizi: 1.700 kkal | Protein 90 g | Lemak 50 g | Karbo 240 g | Serat ±32 g
Hari 4 – 1.550 kkal
- Sarapan: Greek yoghurt + granola + stroberi
- Snack 1: Wortel & mentimun
- Makan siang: Dada ayam kukus, kentang panggang, wortel
- Snack 2: Kiwi + kacang mete
- Makan malam: nasi +Tahu kukus dengan taburan bawang putih & sedikit kecap asin
Estimasi gizi: 1.550 kkal | Protein 88 g | Lemak 40 g | Karbo 210 g | Serat ±29 g
Hari 5 – 1.800 kkal
- Sarapan: Smoothie bowl mangga + oat + chia
- Snack 1: Jeruk + almond
- Makan siang: Salmon panggang + nasi merah + tumis bayam
- Snack 2: Edamame
- Makan malam: Sup miso + tofu
Estimasi gizi: 1.800 kkal | Protein 100 g | Lemak 55 g | Karbo 240 g | Serat ±33 g
Hari 6 – 1.600 kkal
- Sarapan: Omelet sayur besar
- Snack 1: Buah naga + yoghurt
- Makan siang: Nasi jagung + ayam suwir + sayur bening
- Snack 2: Pisang + chia seed 1 sdt
- Makan malam: Nasi + Salad tuna olive oil ringan
Estimasi gizi: 1.600 kkal | Protein 92 g | Lemak 48 g | Karbo 220 g | Serat ±27 g
Hari 7 – 1.750 kkal
- Sarapan: Oat pancake + madu tipis
- Snack 1: Pear + kacang almond
- Makan siang: Sapi slice tumis paprika + nasi merah
- Snack 2: Yoghurt + buah beri
- Makan malam: Sup tomat + telur rebus
Estimasi gizi: 1.750 kkal | Protein 98 g | Lemak 52 g | Karbo 235 g | Serat ±30 g
Tips Lainnya
Menurunkan berat badan tidak cukup hanya mengandalkan diet saja. Pola makan yang teratur memang menjadi fondasi, tetapi tubuh juga membutuhkan gerak agar pembakaran energi berlangsung lebih optimal. Aktivitas fisik yang dianjurkan berada di kisaran 150-420 menit per minggu, baik berupa jalan cepat, latihan kekuatan, maupun olahraga yang nyaman dilakukan secara konsisten.
Selain itu, memperbaiki perilaku makan berperan besar dalam keberhasilan jangka panjang. Hal sederhana seperti menggunakan alat makan yang lebih kecil, mengunyah lebih lama, serta menghindari kebiasaan makan sambil menatap layar ponsel atau TV dapat membantu tubuh lebih peka terhadap rasa kenyang. Pola makan yang lebih mindful ini membuat proses diet terasa lebih alami dan tidak memaksa.
Dengan kombinasi asupan bergizi, aktivitas fisik yang cukup, dan kebiasaan makan yang lebih sadar, defisit kalori dapat berjalan lebih stabil dan membantu berat badan turun dengan cara yang sehat.
(mal/up)