Jakarta –
Sebuah penelitian menemukan bahwa seseorang yang mengonsumsi dark chocolate memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Ini penjelasannya!
Dark chocolate atau cokelat hitam dikenal sebagai makanan yang menyehatkan. Dark chocolate mengandung senyawa polifenol yang punya banyak manfaat.
Mulai dari melawan peradangan, menurunkan tekanan darah, hingga meningkatkan suasana hati. Selain itu, rutin makan dark chocolate juga menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard T.H. Chan School of Public Health. Peneliti tersebut menganalisis data dari sekitar 192.000 peserta.
Peserta tersebut sudah menyelesaikan kuesioner diet selama bertahun-tahun, termasuk berapa banyak dan jenis cokelat yang mereka konsumsi, lapor NPR. (5/12/24).
Cokelat hitam mengandung senyawa penting. Foto: Getty Images/iStockphoto/bhofack2 |
Studi yang diterbitkan di The British Medical Journal tersebut menemukan bahwa orang yang mengonsumsi cokelat susu (milk chocolate), yang memiliki lebih banyak gula dan lebih sedikit kakao, tidak mengalami penurunan risiko diabetes.
Selama penelitian berlangsung, pemakan cokelat susu cenderung mengalami penambahan berat badan dan ini berkontribusi terhadap risiko diabetes.
Sementara itu, hal yang berbeda ditemukan pada orang yang memakan dark chocolate. Mereka tidak mengalami penambahan berat badan. Justru mereka memiliki risiko yang lebih rendah terkena diabetes tipe 2 sebanyak 21%.
Dark chocolate juga memiliki senyawa penting yang bisa meningkatkan kesehatan jantung. Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Heart juga menemukan hal yang sama.
Para ilmuwan telah menemukan senyawa tanaman bioaktif yang ditemukan dalam biji kakao, yang disebut flavanol. Senyawa itu terbukti mendorong memproduksi oksida nitrat dalam tubuh.
Rutin makan cokelat hitam 28 gram per hari bisa membantu menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Foto: Getty Images/eternalcreative |
Selain itu, senyawa tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah terbuka atau melebar, sehingga mengonsumsi dark chocolate juga dikaitkan dengan sedikitnya penurunan tekanan darah.
“Vasodilatasi tampaknya menjadi mekanisme penurunan tekanan darah. Tekanan darah yang lebih rendah ini membantu menurunkan risiko jantung,” tutur peneliti Dr. JoAnn Manson.
Studi selama 20 tahun yang lalu juga menunjukkan bahwa konsumsi dark chocolate dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin pada orang sehat.
Sensitivitas insulin adalah ukuran seberapa baik sel seseorang merespon insulin, yaitu hormon yang mengatur gula darah. Namun, mengonsumsi cokelat hitam juga perlu dibatasi.
Menurut peneliti Qi Sun maupun Jeffery Tessem, cokelat hitam dapat bermanfaat jika dikonsumsi tidak berlebihan. Mereka menyarankan agar mengonsumsi cokelat hitam sekitar 28 gram per hari.
Dark chocolate mengandung kakao yang lebih tinggi dibandingkan cokelat susu. Karenanya para peneliti tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang jenis flavanol tertentu yang ditemukan dalam kakao, termasuk epikatekin yang dikenal dengan sifat antioksidannya.
(raf/odi)
![]() |
||
Source : unsplash.com / Dan Gold
Minum Kopi Bisa Turunkan Risiko Kematian Akibat Duduk Terlalu Lama Jakarta – Sebuah penelitian menemukan bahwa rutin minum kopi dapat mengurangi risiko kematian yang diakibatkan karena duduk terlalu lama. Ini kata peneliti! Duduk dapat mengistirahatkan tubuh sejenak. Namun, jika keseringan duduk terlalu lama justru dapat meningkatkan risiko kematian. Ini menjadi hal yang harus diwaspadai karyawan kantor. Risiko tersebut terjadi, karena dalam posisi duduk yang terlalu lama dapat memperlambat proses metabolisme tubuh. Aliran darah pun melambat sehingga otot tak bisa membakar kalori.
Namun, risiko kematian akibat duduk terlalu lama itu dapat diturunkan dengan minum kopi. Hal ini telah dibuktikan lewat sebuah penelitian di Universitas Soochow di China. Dikutip dari Science Alert (24/06/24) berikut penjelasannya:1. Hasil penelitian
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 10.000 orang di Amerika Serikat menemukan bahwa mereka yang minum kopi setiap hari mungkin terlindungi dari dampak negatif duduk selama 6 jam lebih dalam sehari. Dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi dan terlalu banyak duduk, peminum kopi yang tidak banyak duduk memiliki kemungkinan 1,58 kali lebih kecil untuk meninggal dunia. Peneliti menemukan bahwa peserta yang duduk lebih dari 8 jam sehari memiliki risiko kematian akibat segala sebab sebesar 46% lebih tinggi. Juga risiko mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 79% dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari empat jam per hari. 2. Tujuan penelitianPara peneliti di Universitas Soochow mengatakan bahwa studi ini adalah yang pertama yang dilakukan untuk mengevaluasi manfaat kopi dalam mengatasi risiko kematian akibat duduk terlalu lama. Peneliti menemukan bahwa minum kopi pada dasarnya menghilangkan hubungan antara gaya hidup, kematian akibat kardiovaskular, dan penyebab kematian dini lainnya. Temuan itu dilakukan dengan menganalisis data kesehatan jangka panjang yang representatif secara nasional di Amerika Serikat. Ini membuktikan bahwa dengan olahraga saja mungkin tidak sepenuhnya melindungi dari dampak buruk kesehatan jangka panjang akibat duduk terlalu lama. Manfaat kopi untuk kesehatan ada di halaman selanjutnya.3. Manfaat kopi untuk kesehatan jantung
Para peneliti juga menyoroti manfaat kopi untuk kesehatan jantung. Dikutip dari Medical News Today, rutin minum kopi memang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Selain itu, juga kematian karena sebab lain jika dibandingkan dengan orang yang jarang minum kopi. Untuk mendapatkan manfaat tersebut disarankan minum 2-3 cangkir kopi per hari. Minum kopi dengan porsi tersebut juga terbukti dapat menurunkan risiko aritmia. Aritmia adalah kondisi di mana jantung berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak teratur. Ini karena peran kafein yang dapat menghambat reseptor adenosin di dalam sel jantung, sehingga akan membuat jantung semakin sehat. 4. Manfaat kopi pada metabolisme tubuhDuduk terlalu lama dapat memperlambat metabolisme tubuh. Sementara itu, minum kopi dapat memperlancar metabolisme tubuh, karena kandungan antioksidan pada kopi. Antioksidan itu berperan membantu meningkatkan metabolisme dan mengurangi peradangan. Senyawa tertentu dalam secangkir kopi juga dapat melindungi otak dari penyakit degeneratif, seperti Parkinson. Namun, porsi minum kopi harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kondisi tubuh. Penelitian yang sama menyarankan untuk minum 3-5 cangkir kopi per hari untuk menurunkan risiko kematian. “Mengingat kopi merupakan senyawa yang kompleks, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi senyawa ajaib ini,” peneliti di Soochow menyimpulkan,” tutup peneliti. (raf/odi) |
![]() |
||
Source : unsplash.com / Dan Gold
Penelitian Terbaru Sebut Minum Kopi Bisa Melindungi Kesehatan Jantung Jakarta – Dikenal sehat untuk tubuh, konsumsi kopi ternyata bagus untuk melindungi kesehatan jantung. Hal ini ditemukan dalam penelitian terbaru. Selama ini kopi dikenal sebagai salah satu minuman yang berfungsi tak hanya menambah energi untuk tubuh, tapi juga bagus untuk kesehatan jantung. Klaim ini sudah ada sejak dulu dan berdasarkan banyak penelitian yang mengkaitkan antara jantung dan konsumsi kopi. Dilansir dari Science Alert (19/09), ada lagi satu penelitian baru yang mengkonfirmasi bahwa asupan kafein dalam kopi bisa melindungi kesehatan jantung jika diminum sesuai aturan per harinya.
Penelitian ini mengambil data lebih dari 300,000 peserta di UK Biobank, yang diteliti oleh para penelitia dari China hingga Swedia. Penelitian ini berlangsung selama 11 tahun, dengan para peneliti menganalisa hubungan konsumsi kopi dan teh dengan kesehatan jantung.
Mereka memperhatikan antara asupan kafein dengan kaitan menurunnya risiko gangguan yang berkaitan dengan kardiometabolik. Ini termasuk kondisi seperti hipertensi, stroke, diabetes, atau penyakit jantung koroner. Peserta dalam penelitian yang mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang setiap hari, kira-kira tiga cangkir kopi atau lebih atau lima cangkir teh atau lebih, memiliki risiko relatif lebih rendah 40% untuk mengidap penyakit yang berkaitan dengan kondisi kardiometabolik. “Temuan ini menyoroti bahwa rutin konsumsi kopi atau kafein dalam jumlah sedang setiap hari bisa memiliki manfaat kesehatan yang lebih luas, termasuk untuk mencegah masalah kesehatan yang berkaitan denga kardiometabolik pada tubuh,” tulis para peneliti, yang dipimpin oleh ahli epidemiologi Xujia Lu dari Universitas Soochow di China. Banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan hasil kesehatan kardiovaskular dan neurologis yang lebih baik. Orang yang minum sekitar 3,5 cangkir sehari tampaknya memperoleh manfaat paling banyak. Selain itu dikutip dari News Medical, minum satu cangkir kopi sehari dapat membantu penyintas serangan jantung dengan menurunkan risiko kematian setelah serangan jantung. Selain itu, dapat mencegah serangan jantung atau stroke pada individu yang sehat.
dr. Vito Damay, selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengungkapkan juga manfaat minum kopi untuk kesehatan jantung lewat video di YouTube DRV Channel. Ia menyebutkan kalau akan baik dan bermanfaat jika dikonsumsi dalam porsi yang cukup, tidak berlebihan. “Kopi merupakan bagian dari diet yang sehat untuk jantung,” kata dr. Vito Damay. Selain itu dari penelitian terbaru ini ditemukan juga bahwa konsumsi sekitar 5 cangkir teh sehari dikaitkan dengan risiko diabetes tipe dua yang lebih rendah. Diabetes tipe dua ini dikenal bisa memicu masalah penyakit lain seperti stroke. Di akhir penelitian, para peneliti menjelaskan bahwa perlunya penelitian lebih lanjut untuk verifikasi temuan ini yang menunjukkan bahwa asupan kafein dalam ukuran sedang, bisa memiliki manfaat untuk melindungi kesehatan jantung. (sob/odi) |
![]() |
||||
Source : unsplash.com / Dan Gold
Waspada! Ini 6 Risiko Kecanduan Makanan Cepat Saji Jakarta – Fast food atau makanan cepat saji memang enak dan murah, tetapi konsumsi berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi tubuh dalam jangka panjang. Makanan cepat saji menjadi pilihan populer karena mudah ditemukan, rasanya enak, penyajiannya cepat dan harganya lebih murah. Namun mengkonsumsi fast food berkalori tinggi setiap hari dalam porsi besar dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Alasannya berasal dari kandungan lemak jenuh, natrium yang tinggi, serta gula tambahan tersembunyi yang berbahaya untuk kesehatan. Meski begitu, bukan berarti makanan cepat saji harus dihindari sepenuhnya. Dalam porsi kecil dan sesekali, makanan ini masih bisa masuk dalam pola makan sehat.
Menurut Ahli gizi Nicole Rodriguez, konsumsi makanan cepat saji setiap hari dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti peningkatan tekanan darah, kolesterol tinggi, kekurangan serat, hingga risiko diabetes tipe 2. Hal ini umumnya disebabkan oleh kandungan nutrisi yang tidak seimbang serta minimnya serat, vitamin, dan mineral penting dalam menu-menu cepat saji yang populer. Dilansir dari Eat This Not That (10/07/2025), berikut 6 efek yang dialami tubuh jika makan makanan cepat saji setiap hari: 1. Meningkatkan Risiko Stroke
Rodriguez, menjelaskan meski makanan cepat saji dapat menjadi bagian dari pola makan seimbang, mengonsumsinya lebih dari satu kali sehari secara rutin dapat meningkatkan asupan natrium. Sebagai contoh, satu porsi double cheeseburger, kentang goreng kecil, dan milkshake kecil dari salah satu restoran cepat saji dapat mengandung lebih dari 1.500 miligram natrium. Padahal menurut anjuran dari Dietary Guidelines for Americans 2020-2025, batas maksimal konsumsi natrium per hari untuk sebagian besar orang adalah 2.300 miligram. Jika dikonsumsi berlebihan, asupan natrium tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serta stroke. 2. Memicu Kenaikan Berat Badan
Porsi standar satu kali makan di restoran cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan minuman bersoda bisa mencapai lebih dari 1.000 kalori. Kalori ini akan bertambah signifikan jika seseorang memilih burger yang berukuran besar, kentang goreng jumbo, dan minuman soda manis. Asupan kalori berlebihan yang terus-menerus serta melebihi kebutuhan tubuh harian, akan menyebabkan penambahan berat badan secara bertahap. Hal ini tentu berisiko bagi kesehatan dalam jangka panjang. 3. Tubuh Kekurangan SeratRodriguez menambahkan jika sebagian besar makanan diperoleh dari restoran cepat saji, kemungkinan besar asupan serat pada tubuh tidak akan memenuhi anjuran. Ia menyarankan konsumsi 14 gram serat per 1.000 kalori makanan. Contohnya pada salad ayam yang dijual di beberapa restoran cepat saji hanya memiliki kandungan 5 gram serat. Bahkan jika dikonsumsi tiga kali sehari, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan harian. Rendahnya asupan biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayur serta buah segar di menu makanan cepat sajisulit memenuhi kebutuhan serat dan fitonutrien. Kekurangan serat pada tubuh bisa menimbulkan gangguan pencernaan, seperti sembelit, serta meningkatkan risiko kanker usus besar dan kolesterol tinggi. 4. Risiko Kolesterol Tinggi
Salah satu masalah utama pada makanan cepat saji adalah tingginya kandungan lemak jenuh. Dalam diet 2.000 kalori, batas maksimal asupan lemak jenuh adalah 22 gram per hari. Sementara rata-rata satu porsi makanan cepat saji bisa mengandung lebih dari 75% bahkan mencapai 150% dari batas harian tersebut. Konsumsi lemak jenuh berlebih terbukti berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat). Sehingga Dietary Guidelines for Americans menyarankan agar lemak jenuh tidak melebihi 10% dari total kalori harian setiap orang. 5. Risiko Kekurangan NutrisiMengandalkan makanan cepat saji sebagai sumber utama asupan harian bisa membuat tubuh kekurangan nutrisi penting. Empat nutrisi penting yang sering mengalami kekurangan pada tubuh adalah kalsium, serat, vitamin D, dan kalium. Kalium banyak ditemukan dalam buah dan sayur dan jarang ditemukan di menu makanan cepat saji. Kalsium dapat diperoleh dari keju atau susu, namun jumlahnya tidak signifikan jika hanya dari selembar keju dalam burger. Vitamin D biasanya hanya tersedia dalam susu atau produk olahan susu tertentu yang juga jarang ditemukan di menu makanan cepat saji. Ketidakseimbangan ini berisiko menyebabkan kekurangan gizi mikro jika konsumsi fast food terus-menerus dilakukan. 6. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Sebuah studi beberapa waktu lalu menemukan bahwa konsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali seminggu berkaitan dengan meningkatnya risiko diabetes tipe 2, gangguan metabolik, dan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Bagi individu yang memiliki kondisi pra-diabetes, makanan cepat saji tidak menjadi pilihan pola makan seimbang yang dibutuhkan, seperti setengah porsi sayuran di setiap piring, konsumsi biji-bijian utuh, dan sumber protein rendah lemak. Sehingga hal ini memperburuk kondisi kesehatan seseorang. Untuk itu penting agar tetap menjaga pola makan sehat yang berimbang. Menurut Rodriguez, sah-sah saja makan makanan cepat saji sesekali, asal tidak berlebihan dan tidak terus menerus. (sob/dfl) |
![]() |
||||
Source : unsplash.com / Eater Collective
Ini Dia 10 Makanan Terbaik Buat Usia 50-an, Fisik Dijamin Bugar! Jakarta – Menjaga kesehatan saat usia sudah menginjak 50 tahunan bukan perkara mudah. Salah satu solusinya adalah dengan mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi tepat. Ini daftarnya. Kebutuhan nutrisi akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama untuk menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol agar tetap dalam batas aman. Kadar kolesterol harus dipantau secara rutin agar tetap berada dalam rentang normal. Mengutip laman Cleveland Clinic, total kolesterol yang normal antara 125 hingga 200 mg/dL.
Adapun batas aman trigliserida di bawah 150 mg/dL, LDL di bawah 100 mg/dL, dan HDL minimal 40 mg/dL untuk laki-laki, serta 50 mg/dL untuk perempuan. Saat usia 50 tahunan, tubuh mengalami perubahan metabolisme dan fungsi organ yang memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Karenanya penting memilih makanan dan minuman yang tepat. Pilihan makanan tersebut bisa mencegah risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan metabolik lainnya. Mengutip berbagai sumber, berikut daftar makanan dan minuman sehat yang bisa membantu menjaga kesehatan Anda di usia 50-an. 1. Buah beri
Buah beri seperti stroberi, blueberry, dan raspberrykaya akan serat, vitamin C, serta senyawa anti-inflamasi dan antioksidan. Nutrisi lengkap dalam buah beri membantu menjaga kesehatan fisik dan mental. Konsumsi buah beri secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan radikal bebas. 2. Ikan kembung Ikan kembung juga kaya antioksidan yang membantu menurunkan peradangan dan menjaga sel-sel tubuh dari radikal bebas. 3. Nasi merah
Mengganti nasi putih dengan nasi merah adalah pilihan cerdas. Soalnya, nasi merah kaya serat dan karbohidrat kompleks. Serat membantu pencernaan dan mengatur kadar gula darah agar tetap stabil. Nasi merah juga memberikan energi yang lebih tahan lama dibandingkan nasi putih. 4. Jamur Kandungan potasium juga berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung dengan mengendurkan pembuluh darah. Dengan rutin mengonsumsi jamur, Anda dapat menjaga tekanan darah tetap stabil dan jantung sehat. 5. Kacang-kacangan
Menurut ahli gizi Tara Tomaino, kacang-kacangan sepertichickpeasdanblack beansadalah sumber serat dan protein nabati yang sangat baik untuk orang berusia 50 tahun ke atas. “Kacang merupakan sumber serat dan protein nabati yang baik. Serat merupakan nutrisi penting untuk kesehatan jantung, pengelolaan gula darah, dan pengendalian berat badan,” ujar Tomaino, seperti dikutip dari Huffington Post. Jika menggunakan kacang kalengan, bilas terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan natrium. Usahakan untuk mengonsumsi kacang-kacangan setengah cangkir per hari dengan menambahkannya ke dalam salad atau sup. 6. Susu tanpa rasa Produk susu rendah lemak direkomendasikan bagi orang dengan usia 50-an, terutama yang memiliki kolesterol tinggi. Bagi yang intoleran laktosa, susu nabati seperti susu kedelai, almond atauoatbisa menjadi alternatif sehat. 7. Teh MenurutHeart Foundation, teh hijau memiliki kandungan kafein lebih rendah dibanding teh hitam, sehingga cocok bagi yang sensitif terhadap kafein. Kombucha, teh fermentasi yang sedang populer, juga bisa menjadi pilihan minuman sehat yang mendukung pencernaan. 8. Jus jeruk
Jus jeruk kaya akan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang, terutama saat usia bertambah. Selain itu, kandungan vitamin C dalam jus jeruk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Minum jus jeruk secara teratur dapat memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan tulang. 9. Jus semangka Selain itu, jus semangka dapat membantu fungsi ginjal untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Minuman ini menyegarkan dan sangat baik untuk menjaga kesehatan organ vital. 10. Jus delima Konsumsi jus delima secara rutin dapat mendukung fungsi otak dan menjaga kesehatan jantung. Memilih makanan dan minuman sehat di usia 50-an sangat penting untuk menjaga kebugaran dan mencegah penyakit kronis. (sob/adr) |
![]() |
||||
Source : unsplash.com / Eater Collective
Minum Kopi Hitam Bikin Panjang Umur, Asalkan Diracik Begini Jakarta – Manfaat minum kopi sudah banyak terungkap dalam penelitian. Terbaru, peneliti menjelaskan kaitan konsumsi kopi hitam dan efeknya untuk kesehatan. Manfaat kesehatan dari minum kopi kembali menjadi sorotan. Studi terbaru yang didukung oleh National Institutes of Health Amerika Serikat dan dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition, menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat dapat menurunkan risiko kematian, terutama akibat penyakit jantung. Temuan ini dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition dan didukung oleh National Institutes of Health (NIH), dengan data yang dikumpulkan dari tahun 1999 hingga 2018 dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES).
Namun, manfaat ini bergantung pada cara kopi dikonsumsi, seperti kopi hitam yang diracik tanpa tambahan gula dan campuran lainnya. Melansir Independent UK (18/06), berikut beberapa temuan utama dari penelitian tersebut: 1. Hubungan Kopi dengan Risiko Kematian Lebih Rendah
Sebuah studi observasional terbaru yang dilakukan oleh Tufts University di Boston, Amerika, menunjukkan bahwa mengonsumsi 1 hingga 2 cangkir kopi berkafein per hari berkaitan dengan penurunan risiko kematian dari berbagai sebab, khususnya penyakit kardiovaskular. Penelitian yang melibatkan 46.000 orang dewasa ini mengungkap bahwa konsumsi kopi hitam atau kopi dengan sedikit tambahan gula dan lemak jenuh dapat menurunkan risiko kematian hingga 14 persen. Menariknya, efek ini tidak ditemukan pada kopi yang dicampur dengan kadar gula dan lemak jenuh yang tinggi. 2. Kandungan Bioaktif Pada Kopi
Prof. Fang Fang Zhang dari Friedman School di Tufts University yang menjadi peneliti utama studi ini turut menjelaskan. Ia mengungkap bahwa manfaat kopi kemungkinan besar berasal dari senyawa bioaktif di dalamnya. “Manfaat kesehatan dari kopi kemungkinan besar berasal dari senyawa bioaktif di dalamnya. Namun, hasil kami menunjukkan bahwa tambahan gula dan lemak jenuh dapat mengurangi manfaat tersebut,” jelasnya. Namun, Fang menekankan bahwa manfaat ini dapat berkurang apabila kopi dikonsumsi bersama gula dan lemak jenuh dalam jumlah besar. Dalam hasil analisis, konsumsi satu cangkir kopi per hari menurunkan risiko kematian sebesar 16%. Angka ini sedikit meningkat saat konsumsi mencapai 2 hingga 3 cangkir, tetapi manfaatnya justru menurun ketika seseorang konsumsi melebihi tiga cangkir per hari. Cek Penjelasan Lainnya di Halaman Berikutnya!3. Bahan Tambahan dalam Kopi Jadi Penentu
Penelitian ini didukung oleh National Institutes of Health dan diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, menjadi salah satu yang pertama mengukur secara spesifik pengaruh tambahan seperti gula dan lemak jenuh dalam kaitannya dengan risiko kematian. Dr. Bingjie Zhou, penulis utama di studi ini, menyatakan bahwa temuan mereka sejalan dengan Dietary Guidelines for Americans yang menyarankan untuk membatasi konsumsi gula dan lemak jenuh. Penelitian ini juga memperkuat studi sebelumnya dari Tulane University, yang menemukan bahwa peminum kopi di pagi hari memiliki risiko 31% lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung, dan 16% lebih rendah untuk meninggal lebih awal akibat penyebab lain dibandingkan dengan yang tidak minum kopi sama sekali. 4. Membantu Mencegah Kanker
Sejumlah penelitian lain menunjukkan bahwa manfaat minum kopi mampu mengurangi risiko terkena jenis kanker tertentu. Penelitian tahun 2017 bertajuk Coffee and cancer risk: a summary overview oleh Gianfranco Alicandro , dkk., dari Department of Clinical Sciences and Community Health, Milan, melaporkan bahwa kopi bisa mengurangi risiko kanker kolorektal. Temuan ini juga menyatakan bahwa kopi tidak berpengaruh pada risiko kanker secara keseluruhan. Akan tetapi, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendalami secara pasti seperti apa kopi bisa mempengaruhi risiko penyakit kanker. (sob/adr) |
![]() |
|
Source : unsplash.com / Eater Collective
Makan Keju Bisa Bantu BB Cepat Turun, Ini Faktanya Jakarta – Keju biasanya menjadi pendamping makanan lezat, seperti burger. Ternyata tak hanya lezat, tapi keju juga dapat membantu menurunkan berat badan agar ideal Banyak orang menganggap jika keju adalah makanan yang tak sehat. Lantaran karena keju sering menjadi pelengkap hidangan siap saji, seperti burger, pizza, dan lainnya. Dilansir dari Food NDTV (6/5/2025), anggapan mengenai keju yang tak menyehatkan ini tak seluruhnya benar. Karena, ada juga beberapa fakta yang menjabarkan tentang manfaat keju dalam proses diet.
Studi tentang fakta manfaat keju untuk diet itu dijelaskan dalam Nutrition and Diabetes yang menunjukkan bahwa mengonsumsi produk susu tinggi lemak (keju) mungkin membahayakan, tapi juga bisa bermanfaat dalam menurunkan berat badan dan kesehatan jantung. Studi lain yang menjelaskan tentang manfaat keju juga dijelaskan oleh University College Dublin. Studi yang meneliti sekitar 1.500 orang dewasa berusia 18-90 tahun mengungkapkan, “Mereka yang mengonsumsi lebih banyak produk susu, termasuk keju ditemukan memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah, begitu juga dengan persentase lemak yang lebih rendah dan lingkar pinggang lebih kecil.”
“Partisipan itu juga memiliki tekanan darah dan kolesterol yang lebih rendah,” lanjutnya. Dr. Emma Feeney yang menjadi peneliti utama menyoroti studi itu juga menyoroti tentang pola makan secara keseluruhan. “Dengan kata lain, ini bukan hanya tentang keju, tapi juga bagaimana caranya mengonsumsi makanan tersebut.” Tak hanya menjelaskan tentang manfaat keju yang dapat efektif menurunkan berat badan, tapi juga mengenai konsumsi dari produk susu lain. Seperti halnya produk susu rendah lemak, seperti susu skim atau yogurt. Kedua produk susu itu ternyata jika dikonsumsi membuat orang cenderung lebih banyak makan karbohidrat. Asupan karbohidrat yang tinggi berpotensi menyebabkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi. Itu artinya, tak semua yang ‘rendah lemak’ berarti menyehatkan. Lantas, menurut Eating Well (11/3/2025), ada 5 jenis keju yang baik dikonsumsi untuk menurunkan berat badan. Kelima jenis keju itu ada keju cottage, mozzarella, feta, keju Swiss, dan ricotta. Jenis keju yang baik untuk diet ini dipertimbangkan berdasarkan kandungan kalori, natrium, lemak, serta proteinnya yang padat. Kandungan protein pada 5 jenis keju dalam takaran 100 gram di antaranya ada keju cottage 28 gram, keju mozzarella mengandung 6 gram protein, keju feta 4 gram, keju Swiss 8 gram, dan keju ricotta 9 gram. Keju-keju itu dapat dinikmati dengan memperhatikan porsinya, sebaiknya dalam porsi kecil untuk tambahan kalori. Bisa juga menggunakan keju untuk pengganti topping saus kental yang berlemak. Selain itu, keju juga dapat dikombinasikan dengan makanan berserat tinggi. (yms/odi) |
![]() |
|||
Source : unsplash.com / Eater Collective
Penelitian Terbaru Ungkap Minum Kopi Pagi Hari Bikin Panjang Umur Jakarta – Minum kopi di pagi hari disebut lebih sehat dan bisa membuat orang panjang umur. Hal ini ditemukan dalam penelitian kopi terbaru. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di European Heart Journal menemukan bahwa orang yang minum kopi terutama di pagi hari memiliki risiko kematian lebih rendah, terutama dari penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang minum kopi sepanjang hari atau tidak minum kopi sama sekali. Temuan ini menunjukkan bahwa tak hanya jumlah kopi yang diminum, tetapi juga waktu konsumsinya, yang bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Beberapa penelitian tentang konsumsi kopi sebelumnya memang menunjukkan bahwa minum kopi dalam jumlah sedang bermanfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan risiko penyakit jantung dan kematian. Namun, hasilnya tidak selalu konsisten, terutama bagi mereka yang minum kopi dalam jumlah besar. Para peneliti menduga bahwa perbedaan kebiasaan minum, seperti waktu minum kopi, mungkin menjadi penyebab perbedaan hasil tersebut. Dari sini muncul gagasan untuk meneliti hubungan antara waktu minum kopi dan efeknya pada kesehatan.
Penelitian ini dipimpin oleh Lu Qi, selaku Interim Chair of the Department of Epidemiology di Tulane University, New Orleans, Amerika Serikat. Mereka menganalisis data dari National Health and Nutrition Examination Survey di Amerika Serikat. Penelitian ini mencakup lebih dari 40.000 orang dewasa antara tahun 1999 hingga 2018. Partisipan diminta untuk mengingat makanan dan minuman yang mereka konsumsi selama 24 jam, termasuk waktu minum kopi. Hasilnya menunjukkan dua kelompok utama yaituorang yang minum kopi di pagi hari (antara pukul 4 pagi hingga tengah hari) dan mereka yang konsumsi kopi sepanjang hari. Ada juga kelompok lain yang terdiri dari orang yang tidak minum kopi sama sekali. Peneliti menemukan bahwa orang yang minum kopi di pagi hari memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi. Peminum kopi di pagi hari 16% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal selama periode penelitian, sementara risiko kematian akibat penyakit jantung menurun hingga 31%.
Sebaliknya, orang yang minum kopi sepanjang hari tidak menunjukkan penurunan risiko yang signifikan dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Manfaat minum kopi lebih banyak hanya terlihat pada kelompok yang minum kopi di pagi hari. Pada kelompok ini, semakin banyak kopi yang dikonsumsi, semakin rendah risiko kematiannya. Namun, pada mereka yang minum kopi sepanjang hari, jumlah kopi yang diminum tidak memiliki hubungan yang jelas dengan risiko kesehatan. “Minum kopi dapat mempengaruhi kebiasaan terkait ritme sirkadian, seperti tidur, serta hormon seperti melatonin dan kortisol, yang berperan penting dalam kesehatan. Oleh karena itu, waktu minum kopi dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan,” kata Lu Qi dalam wawancaranya dengan PsyPost (29/03). Para peneliti menduga bahwa minum kopi di pagi hari lebih bermanfaat karena kopi bisa mempengaruhi ritme sirkadian tubuh dan hormon yang terkait dengan tidur seperti melatonin. Sementara itu minum kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu siklus tidur dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meskipun penelitian ini bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat (kausal), hasilnya memberikan pandangan baru tentang pentingnya waktu konsumsi kopi untuk kesehatan jangka panjang. Tentunya butuh penelitian lanjutan yang bisa menganalisa dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana waktu minum kopi mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan”Kami berharap bisa menguji efek kausal waktu minum kopi terhadap kesehatan manusia dalam uji klinis di masa mendatang,” ungkap Lu Qi. (sob/adr) |
![]() |
||
Source : unsplash.com / Anna Pelzer
Kenali 5 Tanda Tubuh Telalu Banyak Mengasup Lemak Jakarta – Makanan yang dikonsumsi saat buka dan sahur bisa saja berupa makanan gorengan atau bersantan. Tubuhpun mengasup banyak lemak. Kenali ciri-cirinya! Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak bisa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh, termasuk masalah pencernaan dan kualitas tidur. Makanan berlemak banyak ditemukan dalam daging dan produk sampingan hewani, seperti keju dan susu. Ada beberapa tanda utama yang menunjukkan bahwa Anda mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh.
Ahli jantung dan pendiri Step One Foods, Dr. Elizabeth Klodas, MD, FACC, merinci beberapa tanda peringatan tersebut dan menjelaskan beberapa efek jangka panjang dari mengonsumsi terlalu banyak lemak yang dapat diderita tubuh. Berikut paparannya seperti dilansir dari Eat This Not That.1. Berat badan bertambahLemak memasok kalori dua kali lebih banyak daripada karbohidrat atau protein. Hal ini membuat berat badan Anda bertambah. Sebagai konteks, lemak menyediakan sembilan kalori per satu gram, sedangkan karbohidrat dan protein sama-sama menyediakan empat kalori per gram. 2. Kadar kolesterol meningkat
Orang yang mengonsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan cenderung menunjukkan peningkatan kadar kolesterol LDL. Kolesterol LDL juga dikenal sebagai jenis kolesterol jahat. Mereka yang mengikuti diet keto sangat rentan memiliki kadar LDL yang lebih tinggi dari normal karena mereka mengonsumsi lemak. 3. Napas akan berbau tidak sedap“Jika kamu menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, Anda memproduksi keton, yang menyebabkan kamu mengeluarkan bau napas yang tidak sedap,” kata Klodas. Banyak orang yang menjalani diet tinggi lemak dan sangat mengurangi asupan karbohidrat perlu menggosok gigi beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping ini. 4. Alami ketidaknyamanan gastrointestinalJika makanan kamu tinggi lemak, kemungkinan besar kamu tidak mengonsumsi banyak sayuran, buah, atau biji-bijian utuh, yang semuanya merupakan sumber serat yang baik. Diet rendah serat dapat menyebabkan sembelit dan masalah pencernaan lainnya. Ini juga merupakan efek samping umum bagi mereka yang makan terlalu banyak daging. 5. Sering kembung
Klodas mengatakan bahwa lemak jenuh dan lemak trans sama-sama diketahui menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat membuat kamu merasa kembung dan lesu, di antara hal-hal lainnya. Efek samping dalam jangka panjangJika kamu lebih suka mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, seperti daging, jenis ikan tertentu, dan bahkan kacang-kacangan daripada mengonsumsi berbagai jenis makanan yang seimbang seperti sayuran berdaun hijau, buah, dan biji-bijian utuh, kamu bisa kekurangan beberapa vitamin dan mineral penting. Hal lain yang diperingatkan Klodas adalah perubahan biokimia bawaan tubuh. Jika kamu secara teratur mengonsumsi makanan padat kalori atau makanan yang tinggi lemak dan menyadari bahwa berat badan bertambah dan dapat meningkatkan risiko terkena resistensi insulin. Hal itu dapat menyebabkan diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak, dan hipertensi. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak makanan lemak secara terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. “Studi yang mengamati kebiasaan makan berbagai populasi dan metrik kesehatan menunjukkan hubungan yang konsisten antara asupan lemak tinggi dan tingkat kanker keseluruhan yang tinggi,” ungkapnya. (yms/odi) |
![]() |
|||
Source : unsplash.com / Anna Pelzer
Ini 4 Diet Terbaik untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung Jakarta – Penyakit jantung termasuk penyebab kematian tertinggi di dunia. Kesehatannya perlu dijaga dengan menerapkan pola makan sehat seperti ini. Kesehatan jantung perlu diperhatikan karena organ ini termasuk vital. Jantung bekerja tanpa henti dan berperan penting dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Salah satu cara menjaga kesehatan jantung adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan kebiasan-kebiasaan baik bagi jantung. Jika ingin diet pun ada beberapa jenis diet yang paling cocok.
Melansir fortune.com (14/02/2025), berikut 4 jenis diet terbaik untuk meningkatkan kesehatan jantung. 1. Diet Mediterania
Diet Mediterania merupakan pola makan yang terinspirasi dari masyarakat di wilayah Mediteranian, seperti Spanyol, Italia, dan Yunani. Diet ini berfokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan dengan kandungan omega-3 tinggi, dan minyak zaitun. Makanan yang hanya boleh dikonsumsi sedikit atau bahkan tidak boleh sama sekali, termasuk daging merah, makanan manis, minuman manis, dan mentega. Rekomendasi asupan buah dan sayur juga memberikan asupan serat tinggi yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Konsumsi ikan omega-3 tinggi juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung. Biji-bijian dan minyak zaitun juga dapat menjadi sumber protein dan sumber lemak sehat yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan menjaga keseimbangan kolesterol. 2. Diet DASH
DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension merupakan pola makan yang hampir mirip dengan diet Mediterania, tetapi menekankan pada pola makan rendah garam dan tetap mengandung gizi seimbang. Untuk menghindari hipertensi, lebih baik mengonsumsi natrium kurang dari 2.300 mg per hari. Namun, jika punya penyakit hipertensi, asupan natrium harus lebih sediikit, sekitar 1.500 mg. Makanan yang dikonsumsi termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian atau gandum. Selain itu, perlu menghindari produk olahan susu atau produk dengan kandungan lemak tinggi serta daging. Asupan gula dari makanan atau minuman manis juga perlu dibatasi. Dengan menerapkan pola makan, tidak hanya mencegah hipertensi, tetapi juga mengurang risiko terkena penyakit lain, seperti jantung, stroke, diabetes, osteoporosis, batu ginjal, dan kanker. Jenis diet lain yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung dapat dilihat pada halaman selanjutnya!3. Diet PescatarianPesce dalam bahasa Italia berarti ikan, sedangkan tarian dari vegetarian. Diet Pescatarian merupakan pola makan tanpa mengonsumsi daging, tetapi masih mengonsumsi ikan atau makanan laut lain. Menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin beralih ke mengonsumsi makanan berbahan dasar tumbuhan. Kurangnya asupan daging merah menjadi poin penting dalam diet ini. Frank Hu, seorang professor nutrisi dan epidemiologi di Harvard memuji diet pescatarian karena menekankan pada konsumsi protein laut, yang menjadi sumber vitamin D, vitamin B12, zat besi, selenium, dan seng yang lebih sulit ditemukan pada diet vegan atau vegetarian. Mengonsumsi makanan laut juga memberi asupan asam lemak omega-3, yang dikenal dapat mendukung kesehatan otak dan jantung. Beberapa riset yang disebut alodokter menemukan bahwa diet ini bisa menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dan meningkatkan kolesterol baik. Hal tersebut pun membuat diet ini mencegah penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke. 4. Diet vegetarian
Diet vegetarian pastinya sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Pola makan ini membatasi aneka protein hewani, seperti daging, unggas, ikan, tetapi masih memperbolehkan untuk mengonsumsi produk olahan hewani, seperti telur dan susu. Fokusnya hanya pada makanan, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan. Membatasi asupan gula dan lemak jenuh. Namun, diet ini akan berjalan efektif jika penikmatnya menghindari ikan yang digoreng atau produk olahan vegetarian. 5. Diet yang perlu dihindariSelain diet yang disebutkan di atas, beberapa diet juga perlu dihindari. Salah satunya diet keto yang hanya fokus pada konsumsi daging. Diet ini membatasi asupan makanan yang sehat untuk jantung, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Di sisi lain, menjalani diet keto hanya akan meningkatkkan asupan lemak jenuh. Dikhawatirkan menyebabkan kekurangan nutrisi dan kolesterol jadi tinggi. (aqr/adr) |
![]() |
Source : unsplash.com / Anna Pelzer
Sari Berita Penting |




























