Tag Archives: medical

8 Fitur Apple yang Bikin Liburanmu Lebih Aman dan Praktis

Jakarta

Liburan kenaikan kelas sudah di depan mata, pastikan kamu siap dengan teknologi yang mendukung petualanganmu. Dari melacak barang bawaan hingga mengabadikan momen epik, fitur-fitur Apple seperti AirTag, iPhone, Apple Watch, dan layanan lainnya siap jadi sahabat perjalananmu.

Yuk, simak panduan ini untuk mempersiapkan liburan seru tanpa repot!


1. Pantau Barang Bawaan dengan AirTag

Jangan sampai koper hilang atau kunci lenyap saat traveling. AirTag adalah solusi cerdas untuk melacak barang bawaanmu.

Cukup selipkan AirTag di koper, tas, atau dompet, lalu pantau lokasinya lewat aplikasi Find My di iPhone. Fitur Precision Finding (di iPhone tertentu) bahkan bisa memandu kamu langsung ke barang yang dicari jika berada di dekatmu.

AirTagAirTag Foto: dok Apple

Selain itu, aplikasi Find My juga memungkinkanmu berbagi lokasi dengan teman perjalanan, jadi tetap terhubung meski terpisah.

2. Siapkan Medical ID untuk Keamanan Ekstra

Keamanan adalah prioritas, terutama saat bepergian. Atur Medical ID di iPhone untuk menyimpan informasi medis penting, seperti alergi atau kontak darurat, yang bisa diakses petugas medis tanpa membuka kunci ponsel.

Fitur ini sangat berguna, terutama jika kamu menggunakan iPhone 14 atau model lebih baru yang dilengkapi Crash Detection. Jika terjadi kecelakaan, iPhone akan otomatis menghubungi layanan darurat dan memberi tahu kontak darurat.

3. Abadikan Momen Liburan dengan Kamera iPhone

Liburan tak lengkap tanpa foto dan video spektakuler. iOS 18 membawa fitur baru di aplikasi Kamera yang bikin hasil jepretanmu makin ciamik:

Photographic Style iPhone 16Photographic Style iPhone 16 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
  • Pause and Resume Recording: Rekam video dengan transisi mulus. Tekan Pause untuk berhenti sejenak, lalu lanjutkan dengan Resume untuk menghasilkan klip yang rapi.
  • Photographic Styles: Atur warna dan gaya foto sesuai selera untuk hasil yang konsisten, cocok untuk koleksi foto liburanmu.
  • Clean Up: Hapus objek mengganggu di latar belakang foto dengan sekali tap, ideal untuk foto di tempat wisata ramai.

4. Tetap Terhubung dengan Keluarga dan Teman

Apple Invites
Apple Invites Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Jaga komunikasi dengan orang tersayang selama perjalanan:

  • Check In: Fitur ini otomatis memberi tahu teman atau keluarga saat kamu tiba di tujuan via aplikasi Messages. Jika iPhone temanmu belum sampai sesuai jadwal, kamu bisa melihat lokasi, level baterai, dan sinyal mereka.
  • Apple Invites: Buat undangan seru untuk perjalanan bersama, RSVP, atau tambahkan foto ke Shared Albums. Kamu juga bisa berkolaborasi di playlist Apple Music untuk suasana liburan yang lebih meriah.

5. Sederhanakan Aktivitas Harian Saat Traveling

Beberapa fitur Apple membantu kamu tetap fokus dan efisien selama liburan:

  • Focus Mode: Aktifkan “Vacation Mode” untuk meminimalkan notifikasi yang mengganggu. Kamu bisa mengatur notifikasi khusus, misalnya hanya dari aplikasi travel.
  • Calculator App: Konversi mata uang asing dengan cepat saat belanja di luar negeri. Akses kalkulator langsung dari Lock Screen atau Action Button untuk kemudahan.
  • Find My untuk Keamanan: Lacak iPhone yang hilang atau dicuri lewat iCloud.com atau perangkat Apple lain. Aktifkan Lost Mode untuk mengunci ponsel dan melindungi data. Fitur Stolen Device Protection menambah lapisan keamanan saat iPhone berada di lokasi asing.
Apple Watch Series 10Apple Watch Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

6. Maksimalkan Apple Watch untuk Petualangan

Apple Watch adalah pendamping ideal saat traveling:

  • Translate App: Terjemahkan teks atau suara ke bahasa lokal, seperti Indonesia, Thailand, atau Jepang, bahkan tanpa koneksi internet.
  • Camera Remote: Gunakan Apple Watch sebagai jendela bidik untuk foto jarak jauh dengan iPhone.
  • Apple Maps: Dapatkan panduan arah jalan kaki, transportasi umum, atau bersepeda tanpa perlu menatap ponsel.
  • Activity Rings: Tetap aktif dengan melacak langkah atau workout sambil menikmati pemandangan.
Apple GamesApple Games Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

7. Nikmati Hiburan dengan Layanan Apple

Buat perjalananmu lebih seru dengan layanan Apple:

  • Apple Music: Dengarkan playlist curated seperti Road Trip atau Bali Beach Holiday. Cek City Charts untuk lagu-lagu populer di kota tujuanmu.
  • Apple Arcade: Main game offline seperti WHAT THE CLASH? atau Hello Kitty Island Adventure untuk hiburan di pesawat.

Apple TV+: Download serial seperti Ted Lasso atau film Fountain of Youth untuk tontonan selama penerbangan.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video: Tampilan Honor 500 yang Mirip iPhone Air tapi Lebih Menarik
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

Marshanda Berhasil Turunkan BB hingga 17 Kg, Begini Metode Diet yang Dijalani

Jakarta

Marshanda sukses menurunkan berat badan sampai dengan 17 kg. Ia berhasil menurunkan berat badan dengan menjalani diet intermittent fasting.

Marshanda mengaku tak membatasi jenis makanan yang dikonsumsi, melainkan hanya membatasi waktu makan.

“Makanan sendiri aku intermittent fasting. Menunya ada. Nggak ada, sama saja,” jawabnya, dikutip dari detikpop, Rabu, (9/10/2024).


Lantas, bagaimana sebenarnya cara melakukan intermittent fasting? Dikutip dari Medical News Today, berikut adalah 3 cara diet yang dapat dilakukan:

1. Puasa 12 Jam

Cara pertama dengan berpuasa selama 12 jam setiap harinya. Beberapa ahli menyatakan bahwa dengan berpuasa dalam rentang 10-16 jam dapat menyebabkan tubuh mengubah cadangan lemak menjadi sebuah energi, yang melepaskan keton ke dalam aliran darah. Hal ini dapat membantu seseorang untuk menurunkan berat badan.

Puasa jenis ini merupakan yang terbaik bagi pemula. Pasalnya, waktu puasa yang relatif singkat dan sebagian besar puasa juga dapat dilakukan saat jam tidur sehingga seseorang dapat mengonsumsi jumlah kalori yang sama di dalam setiap harinya. Cara mudah melakukan diet ini adalah dengan memasukkan jam tidur.

Sebagai contohnya, seseorang berpuasa di antara jam 7 malam sampai dengan 7 pagi. Maka, mereka harus menyelesaikan makan malam tepat sebelum jam 7 malam dan harus menunggu sampai dengan jam 7 pagi untuk melakukan sarapan. Selama sebagian besar waktu di antara waktu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai waktu untuk tidur.

2. Puasa 16 Jam

Puasa jenis ini akan menyisakan waktu makan selama 8 jam. Diet ini disebut juga sebagai metode 16:8 atau juga diet Leangains. Pada aturan diet ini, seorang pria harus berpuasa selama 16 jam seharinya, dan wanita berpuasa selama 14 jam seharinya. Puasa jenis ini bermanfaat bagi orang yang ingin mendapatkan manfaat lebih banyak dari puasa 12 jam.

Saat melakukan puasa ini, umumnya seseorang menyelesaikan makan malam tepat pada jam 8 malam dan kemudian meninggalkan sarapan di keesokan harinya, tidak makan kembali sampai dengan tengah hari.

3. Puasa 2 Hari Seminggu

Metode diet intermittent fasting ini memiliki sebutan 5:2. Orang yang menerapkan metode ini mengonsumsi makanan sehat dalam porsi standar selama sekitar 5 hari, lalu menurunkan asupan kalori untuk dua hari sisanya.

Selama dua hari menjalankan puasa, biasanya pria hanya dapat mengonsumsi sebanyak 600 kalori, sedangkan wanita hanya 500 kalori.

Terdapat sebuah penelitian mengenai diet 5:2. Studi yang melibatkan 107 wanita obesitas menunjukkan bahwa pembatasan kalori dua kali dalam satu minggu dan pembatasan kalori secara konsisten, dapat membantu menurunkan berat badan. Diet ini juga dipercaya dapat mengurangi kadar insulin dan juga meningkatkan sensitivitas insulin para peserta.

Studi lainnya mengamati efek metode puasa ini pada 12 wanita yang obesitas. Hasilnya, selama satu siklus menstruasi, para wanita kehilangan 4,8 persen dari berat badan mereka dan 8,0 persen dari total lemak tubuh mereka. Namun, pengukuran ini kembali normal bagi sebagian besar wanita setelah 5 hari makan seperti biasanya.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Rina Nose Jaga Tubuh Tetap Ramping dengan ‘Diet Puasa’, Tak Pantang Nasi

Jakarta

Komedian Rina Nose belakangan menjadi sorotan lantaran memiliki tubuh yang ramping dan sehat. Dirinya menjaga kesehatan pada tubuhnya dengan menerapkan intermittent fasting atau metode diet puasa.

Rina Nose mengaku tak punya pantangan. Hanya saja jam makan untuk dirinya atur mulai dari jam 1 siang hingga jam 7 malam.

“Pokoknya makan tiap hari dimulai dari jam 1 sampai jam 7, jam 6. Nggak (makan) apa pun (juga). Kalau nasi masih, sayur, makanan yang kayak gini kan dimasak semua,” kata Rina Nose dikutip dari detikHot, Rabu (19/11/2024).


Dikutip dari Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan ini dapat memberikan manfaat seperti menurunkan massa lemak, kesehatan yang lebih baik, dan peningkatan umur panjang.

Pola intermittent fasting didasarkan pada jadwal yang ditetapkan dan tidak mengikuti waktu acak. Meskipun demikian, pengalaman setiap orang tentang intermittent fasting bersifat individual, dan gaya yang berbeda akan cocok untuk orang yang berbeda.

Berikut sejumlah aturan metode intermittent fasting yang perlu diketahui.

1. Puasa selama 12 jam sehari

Aturan untuk diet ini sederhana. Seseorang perlu memutuskan dan mematuhi jendela puasa 12 jam setiap hari.

Menurut beberapa peneliti, berpuasa selama 12 hingga 14 jam dapat membuat tubuh mengubah simpanan lemaknya menjadi energi. Ini akan mendorong penurunan berat badan.

Jenis rencana intermittent fasting ini mungkin merupakan pilihan yang baik untuk pemula. Ini karena jendela puasa relatif kecil, sebagian besar puasa terjadi saat tidur, dan orang tersebut dapat mengonsumsi jumlah kalori yang sama setiap hari.

Cara termudah untuk melakukan puasa 12 jam adalah dengan memasukkan periode tidur dalam jendela puasa.

Contohnya, seseorang dapat memilih untuk berpuasa antara pukul 7 malam dan 7 pagi. Mereka harus menyelesaikan makan malam sebelum pukul 7 malam dan menunggu hingga pukul 7 pagi untuk sarapan tetapi akan tertidur selama sebagian besar waktu di antaranya.

2. Puasa selama 16 jam

Puasa selama 16 jam sehari, menyisakan jendela makan selama 8 jam, disebut metode 16:8 atau diet Leangains.

Selama diet 16:8, pria berpuasa selama 16 jam setiap hari, dan wanita berpuasa selama 14 jam. Jenis puasa berselang ini mungkin bermanfaat bagi seseorang yang telah mencoba puasa 12 jam tetapi tidak melihat manfaat apa pun.

Pada metode puasa ini, orang biasanya menyelesaikan makan malam mereka pada pukul 8 malam dan kemudian melewatkan sarapan keesokan harinya, tidak makan lagi hingga tengah hari.

3. Puasa selama 2 hari dalam seminggu

Orang yang mengikuti diet 5:2 mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah standar selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya.

Selama 2 hari puasa, pria umumnya mengonsumsi 600 kalori dan wanita 500 kalori.

Biasanya, orang memisahkan hari puasa mereka dalam seminggu. Misalnya, mereka mungkin berpuasa pada hari Senin dan Kamis dan makan secara teratur pada hari-hari lainnya.

Harus ada setidaknya 1 hari tanpa puasa di antara hari-hari puasa.

Sebuah uji coba terkontrol acak tahun 2021 menemukan bahwa orang dewasa dengan obesitas yang mencoba metode puasa 5:2 dengan dukungan kelompok mengalami penurunan berat badan yang lebih besar dalam 6 minggu.

(suc/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Sesimpel Ini Rahasia Diet Food Blogger Bekasi yang Berhasil Pangkas BB 20 Kg


Jakarta

Seorang food blogger di Bekasi Adhe Tora membagikan pengalamannya yang berhasil menurunkan berat badan 20 kg. Sebelumnya, berat badan Tora sempat mencapai 100 kg. Dirinya juga mengalami sejumlah kondisi imbas berat badan tersebut.

“Gue sempat kena asam urat tinggi, bengkak tangan kanan dan di check sama adik di rumah hasilnya nggak normal,” kata Adhe Tora saat berbincang dengan detikcom, Minggu (26/1/2025).

Adapun perjalanan diet yang dilakukan Tora dimulai dari November 2023. Pada tiga bulan pertama, pria berusia 30-an tahun itu menjalani diet intermittent fasting atau diet yang mengatur pola makan dengan berpuasa selama waktu tertentu, yang membuatnya berhasil turun 15 kg di tahap awal.


Tora mengaku menerapkan intermittent fasting dengan jendela makan pada jam 13.00-20.00 WIB. Dirinya juga melakukan olahraga ringan aerobik selama 30 menit untuk membantu proses penurunan berat badannya.

Namun semenjak dirinya berhasil menurunkan berat badan hingga 79 kg, Tora memutuskan untuk menaikkan massa otot lantaran merasa terlalu kurus. Menurut Tora, diet bukanlah membatasi makanan tertentu, terlebih profesinya sebagai food blogger yang biasa mengonsumsi makanan tinggi kalori.

“Sisanya jaga makan defisit kalori. Sekarang (berat badan) di 82kg, cuma gue blm ukur lagi update muscle, body fat dan sebagainya, karena selain udah nggak ada konsul dokter, nggak ke gym juga,” katanya.

“Gue nggak ada pantangan sama sekali. Makan secukupnya ya apalagi keseharian gue emang suka bikin konten kuliner jadi nggak jauh dari makanan tinggi gula, tepung,” lanjutnya.

Meski begitu, saat dirinya tak ngonten, Tora justru mengonsumsi makanan clean food hingga tinggi protein. “misal 3-5 telur, 2-3 potong ayam, tahu, tempe, sayur dan buah,” jelas dia.

“Gue mau menerapkan fun diet yang bikin gue nggak malas untuk olahraga yang berulang terus dan jadi lifestyle,” tutur Tora.

Mengenal Metode Diet Intermittent Fasting

Dikutip dari Medical News Today dan Mayo Clinic, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan ini dapat memberikan manfaat seperti menurunkan massa lemak, kesehatan yang lebih baik, dan peningkatan umur panjang.

Pola intermittent fasting didasarkan pada jadwal yang ditetapkan dan tidak mengikuti waktu acak. Meskipun demikian, pengalaman setiap orang tentang intermittent fasting bersifat individual, dan metode yang berbeda akan cocok untuk orang yang berbeda.

Beberapa metode intermittent fasting meliputi:

  • Puasa selang-seling. Makan makanan normal pada suatu hari dan berpuasa total atau makan satu kali dalam porsi kecil (kurang dari 500 kalori) pada hari berikutnya.
  • Puasa 5:2. Makan makanan normal lima hari seminggu dan berpuasa dua hari seminggu.
  • Puasa harian dengan batasan waktu. Makan seperti biasa, tetapi hanya dalam rentang waktu delapan jam setiap hari. Misalnya, melewati sarapan, tetapi makan siang sekitar tengah hari dan makan malam sebelum pukul 8 malam.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Cerita Pegiat Kebugaran yang 4 Tahun Tak Konsumsi Gula dan Jalani Diet Ekstrem


Jakarta

Orang yang menjalani diet biasanya menghindari konsumsi makanan manis atau tinggi gula. Hal itu juga dilakukan pegiat kebugaran di Kanada, Tristyn Lee.

Pria 22 tahun itu bahkan tidak mengonsumsi gula selama empat tahun terakhir. Ia juga menjalani diet yang ketat agar mendapatkan bentuk tubuh yang kekar dan sehat.

Di media sosial miliknya, Lee kerap memamerkan otot dan bentuk tubuhnya yang kekar meski masih berusia 22 tahun. Ia pun menceritakan perjalanan dietnya sampai bisa berhenti mengonsumsi gula.


“Saya tidak makan gula selama empat tahun. Selama empat tahun terakhir, saya tidak pernah curang (cheating day) dalam diet. Tidak sekali pun,” kata Lee, dikutip dari VNExpress.

“Tapi apakah saya merekomendasikannya (metode dietnya) kepada semua orang? Mungkin tidak,” sambungnya.

Menurutnya, sesekali mengonsumsi makanan manis selama diet akan menarik perhatiannya untuk makan lebih banyak. Walhasil, Lee merasa ‘gagal diet’ karena berakhir mengonsumsi kalori lebih banyak.

Keputusan Lee untuk benar-benar berhenti mengonsumsi gula menurutnya lebih mudah ketimbang hanya membatasi asupan gula harian. Dengan itu, ia dapat terhindar dari makanan olahan, sehingga tidak perlu lagi pusing untuk menghitung kalori yang dikonsumsinya.

Metode diet yang dijalani Lee adalah ‘diet eliminasi’. Menurut Medical News Today, metode ini sering digunakan oleh orang yang memiliki alergi tertentu.

Beberapa ahli menyarankan diet ini hanya boleh diikuti untuk waktu yang terbatas.

Lee juga memilih untuk menghapus cheating day dari dietnya. Hal ini dilakukan agar dia lebih konsisten dalam menjalani iet.

“Tidak ada cheating day, dan secara konsisten makan makanan padat nutrisi dapat meningkatkan energi dan suasana hati,” tegas Lee.

Tetapi, tidak semua ahli nutrisi setuju dengan cara yang diterapkan Lee. Salah satunya ahli diet di Kanada, Abby Langer.

Abby memperingatkan bahwa menghilangkan cheating day bisa membuat diet terkesan kaku. Sebab, seseorang harus fokus untuk menekan keinginan makannya.

Tanggapan publik terhadap pendekatan Lee juga beragam. Beberapa mengagumi dedikasinya dan menemukan inspirasi dalam mentalitasnya, sementara yang lain melihatnya sebagai pola diet yang ekstrem.

Menanggapi kritik tersebut, Lee mengakui bahwa strateginya mungkin tidak cocok untuk semua orang.

“Coba ini selama beberapa minggu dan lihat bagaimana perasaan Anda. Dan pada akhirnya, ini hanya yang berhasil untuk saya dan mungkin tidak berhasil untuk Anda,” tuturnya.

Lee memulai perjalanan binaraganya pada usia 15 tahun. Ia mengikuti diet ketogenik ketat dengan 70 persen kalorinya berasal dari lemak, 25 persen dari protein, dan hanya 5 persen dari karbohidrat.

Sementara beberapa orang berspekulasi bahwa massa ototnya yang mengesankan pada tingkat lemak tubuh yang rendah mungkin disebabkan oleh penggunaan steroid. Tetapi, tidak ada bukti konkret yang ditemukan terkait hal ini.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Terbukti Lewat Studi, Ini 5 Cara Efektif untuk Menurunkan Berat Badan

Jakarta

Siapa sih yang tidak ingin punya bobot tubuh ideal dan sehat? Selain meningkatkan penampilan dan rasa percaya diri, berat badan ideal juga dikaitkan dengan risiko penyakit yang lebih rendah, termasuk diabetes, jantung, dan kanker.

Karenanya, tak jarang sebagian orang nekat mengambil langkah ekstrim untuk menurunkan berat badan, seperti melakukan diet ketat atau mengonsumsi obat-obatan yang belum teruji efektivitasnya.

Padahal, ada banyak cara menurunkan berat badan yang sederhana dan efektif, selama dilakukan dengan penuh disiplin dan konsisten.


Dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa cara menurunkan berat badan yang terbukti secara ilmiah.

1. Intermittent Fasting

Intermittent fasting atau IF telah menjadi salah satu metode diet yang paling populer, dan tentu bukan tanpa alasan.

IF melibatkan puasa jangka pendek secara teratur dan mengonsumsi makanan dalam periode waktu yang lebih pendek sepanjang hari. Beberapa penelitian telah menunjukkan IF hingga 26 minggu sama efektifnya dengan mengikuti diet rendah kalori setiap hari.

Beberapa metode IF yang paling umum di antaranya:

  • Puasa selang-seling: Puasa dua hari sekali dan mengonsumsi makanan biasa pada hari tidak puasa.
  • Metode 16/8: Puasa selama 16 jam dan hanya makan selama rentang waktu 8 jam.
  • Metode 5:2: Makan secara normal selama lima hari dan puasa ketat pada dua hari. Pada hari puasa, asupan kalori 500-600.

2. Buat Jurnal Makanan

Saat sedang diet, penting untuk mencatat apa saja makanan dan minuman yang dikonsumsi sepanjang hari. Salah satu cara paling efektif untuk melacaknya adalah dengan membuat jurnal makanan.

Penelitian menunjukkan pelacakan pola makan dan olahraga dapat membantu menurunkan berat badan karena mendorong perubahan perilaku serta meningkatkan motivasi.

3. Makan dengan Penuh Kesadaran

Mindful eating adalah pola makan yang melibatkan kesadaran penuh saat makan. Artinya, ketika seseorang makan, dia memerhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsinya.

Selain memungkinkan orang-orang untuk menikmati makanan mereka, pola makan ini juga dapat membantu mendorong penurunan berat badan.

Karena kebanyakan orang menjalani kehidupan yang sibuk, mereka cenderung makan dengan cepat saat sedang terburu-buru, sambil bekerja, atau menonton televisi. Akibatnya, banyak orang yang tidak menyadari jumlah makanan yang telah dikonsumsi. Hal ini mendorong perilaku overeating, yang kemudian memicu kenaikan berat badan.

Jika seseorang makan dengan penuh kesadaran, maka otaknya memiliki waktu untuk mengirimkan sinyal yang menandakan kenyang, sehingga membantu mencegah makan berlebihan.

4. Perbanyak Asupan Protein dan Serat

Protein dan serat merupakan dua nutrisi yang memainkan peran penting dalam penurunan berat badan.

Protein dapat membantu menurunkan kadar ghrelin (hormon lapar), dan meningkatkan hormon kenyang. Inilah yang membuat protein dapat meningkatkan rasa kenyang dan menekan nafsu makan, yang kemudian membantu penurunan berat badan.

Di sisi lain, serat adalah jenis karbohidrat yang sulit dicerna dan dapat bertahan lama dalam tubuh. Mengonsumsi lebih banyak serat dapat meningkatkan rasa kenyang, sehingga berpotensi menyebabkan penurunan berat badan.

5. Jaga Kualitas Tidur

Tidur dan berat badan memiliki kaitan yang sangat erat.

Penelitian menunjukkan kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat memperlambat proses metabolisme tubuh. Ketika metabolisme menurun, tubuh akan menyimpan energi yang tidak terpakai dalam bentuk lemak.

Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan resistensi insulin dan kortisol dalam tubuh, yang kemudian meningkatkan penyimpanan lemak.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Pentingnya Cek Label Gizi, Cara Sederhana Batasi GGL

Jakarta

Gaya hidup serba praktis membuat banyak orang mengandalkan makanan dan minuman kemasan. Cepat, mudah ditemukan, dan rasanya pun menggugah selera. Namun, di balik kemudahan itu, terdapat ancaman dari kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan. Inilah alasan mengapa membaca label gizi seharusnya menjadi kebiasaan setiap kali membeli produk pangan.

Apa Itu Label Gizi

Label gizi adalah informasi yang menunjukkan kandungan energi dan zat gizi utama dalam suatu produk pangan. Informasi label gizi mencakup jumlah energi total, lemak, protein, karbohidrat, gula, serta natrium per takaran saji. Kementerian Kesehatan melalui Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019 mengatur bahwa setiap produk pangan olahan wajib mencantumkan label gizi agar konsumen dapat memilih makanan secara sadar dan sehat.

Label gizi biasanya juga dilengkapi dengan Persen Angka Kecukupan Gizi (%AKG). AKG menunjukkan berapa besar kontribusi zat gizi dalam satu porsi produk terhadap kebutuhan harian seseorang. Sebagai contoh, satu bungkus mi instan dengan 900 mg natrium berarti sudah memenuhi hampir 45% dari kebutuhan garam harian. Jika dalam sehari seseorang makan dua bungkus ditambah camilan asin, maka jumlah natrium bisa melonjak jauh melebihi batas aman. Hal yang sama juga berlaku untuk minuman manis dalam botol yang rata-rata mengandung 25-30 gram gula per porsi.


Kenapa GGL Harus Dibatasi

Tubuh memang memerlukan gula, garam, dan lemak agar metabolisme berjalan optimal. Gula menjadi sumber energi, garam membantu keseimbangan cairan, dan lemak berperan dalam penyerapan vitamin dan bahan pembentuk hormon. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, dampaknya bisa serius bagi kesehatan.

Kementerian Kesehatan menetapkan anjuran konsumsi harian GGL melalui kampanye Batasi Gula Garam Lemak (GGL), yaitu:

  • Gula: maksimal 50 gram per hari (setara 4 sendok makan)
  • Garam: maksimal 2.000 mg natrium atau 1 sendok teh garam
  • Lemak: maksimal 67 gram per hari (setara 5 sendok makan minyak)

Namun, tanpa sadar banyak orang yang melebihi batas konsumsi GGL. Survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan konsumsi GGL masyarakat Indonesia masih di atas anjuran. Konsumsi gula berlebih membuat kadar glukosa darah melonjak dan tubuh kesulitan mengendalikannya.

Penelitian yang terbit di British Medical Journal tahun 2023 menunjukkan bahwa peningkatan 10% asupan gula tambahan bisa menaikkan risiko diabetes tipe 2 hingga 15%. Garam yang dikonsumsi berlebihan juga memperberat kerja jantung.

World Health Organization (WHO) mencatat, pengurangan konsumsi garam sebesar 30% secara global bisa mencegah jutaan kasus hipertensi dan stroke. Lemak jenuh dan lemak trans juga berbahaya dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Studi dalam Jurnal Foods tahun 2021 menemukan bahwa konsumsi lemak trans sebesar 2% dari total energi harian mampu meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 23%. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi GGL setiap hari mungkin terasa enak, tetapi secara perlahan mengikis kesehatan dan memicu berbagai penyakit kronis.

Cara Sederhana Membaca Label Gizi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membaca label gizi adalah sebagai berikut:

1. Baca takaran saji

Banyak yang salah menafsirkan angka karena tidak memperhatikan takaran saji di kemasan. Jika tertulis “takaran saji: 2”, berarti seluruh kandungan gizi di label perlu dikalikan dua bila produk di kemasan dikonsumsi habis.

2. Perhatikan jumlah gula, natrium, dan lemak total

  • Produk yang mengandung lebih dari 15 gram gula per 100 gram, tergolong tinggi.
  • Kandungan natrium di atas 500 mg per 100 gram, tergolong tinggi.
  • Pilih kandungan lemak kurang dari 3 gram lemak jenuh per 100 gram.

3. Lihat %AKG sebagai panduan cepat

Angka Kecukupan Gizi (%AKG) menunjukkan kontribusi zat gizi dalam satu sajian terhadap kebutuhan harian. Jika label menunjukkan “Natrium 75% AKG”, berarti satu porsi produk sudah menyumbang 75% kebutuhan natrium harian.

4. Hati-hati dengan klaim di depan kemasan

Klaim seperti “rendah lemak” atau “tanpa gula tambahan” tidak selalu berarti aman. Produk bisa saja tetap tinggi kalori atau mengandung pemanis buatan. Jadi pastikan selalu membaca tabel nilai gizi di belakang kemasan.

Mulai dari Label Gizi

Membaca label gizi mungkin terlihat sepele, tetapi langkah kecil ini dampaknya besar bagi kesehatan tubuh. Langkah ini membantu memperbaiki pola makan, batas konsumsi, keputusan yang lebih sehat. Seiring waktu, kebiasaan ini bisa menjadi modal yang meningkatkan kebugaran dan kesehatan di Indonesia.

Jadi, mulai sekarang, biasakan melihat bagian belakang kemasan sebelum membeli. Karena di balik angka-angka kecil di label gizi, tersimpan informasi besar yang bisa menentukan kondisi kesehatan di masa depan.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

Buah Potong Vs Jus Buah, Mana Lebih Sehat? Ini Faktanya


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini mengunggah video di akun instagram miliknya tentang perbedaan konsumsi buah yang dipotong dengan buah yang dijus. Menurutnya, meski sama-sama berasal dari buah segar, cara penyajian dapat memberikan manfaat gizi yang berbeda bagi tubuh.

Video dengan hashtag #BGS (#BudiGemarSharing) ini pun memicu perbincangan publik. Sebenarnya, mana yang sebenarnya lebih sehat, buah potong atau buah jus?

Nutrisi dalam Buah

Buah adalah sumber gizi penting yang kaya vitamin, mineral, serat, serta senyawa bioaktif seperti antioksidan dan fitokimia. Menurut Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan RI, konsumsi buah dua hingga tiga porsi setiap hari sangat dianjurkan untuk mendukung kesehatan tubuh, menurunkan risiko penyakit tidak menular, serta menjaga pencernaan. World Health Organization (WHO) pun merekomendasikan asupan minimal 400 gram buah dan sayur per hari untuk memenuhi kebutuhan gizi dan menekan risiko penyakit kronis.


Namun, cara mengonsumsi buah ternyata mempengaruhi kandungan gizinya. Serat, misalnya, akan lebih terjaga bila buah dikonsumsi utuh atau dipotong, dibandingkan bila dibuat menjadi jus.

Keunggulan Buah dipotong

Ketika kita makan buah dalam bentuk potongan, seratnya masih utuh sehingga memberikan efek kenyang lebih lama. Beberapa jenis buah mengandung serat yang berfungsi sebagai prebiotik yang dapat digunakan oleh bakteri baik (probiotik) sebagai makanan. Bakteri baik yang ada di dalam saluran cerna bisa mendukung kesehatan usus, meningkatkan imunitas, dan bahkan berperan dalam kontrol gula darah.

Beberapa penelitian, salah satunya pada Jurnal Nutrients menunjukkan bahwa konsumsi buah utuh memiliki efek lebih baik dalam menurunkan risiko obesitas dibandingkan jus buah, karena serat berperan langsung dalam mengatur rasa kenyang dan metabolisme tubuh.

Makan buah yang dipotong memerlukan waktu untuk mengunyah karena kandungan seratnya, menyebabkan penyerapan glukosa menjadi lebih lambat, sehingga indeks glikemik lebih rendah dibanding jus buah. Hal ini dapat membuat respons gula darah menjadi lebih stabil.

Konsumsi buah yang utuh juga cenderung mengandung nutrisi yang lebih stabil atau tidak mudah hilang sebelum dicerna. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi Kemenkes bahwa konsumsi buah sebaiknya dalam bentuk asli, bukan hanya dalam bentuk jus atau olahan lain.

Keunggulan Buah dijus

Tidak bisa dipungkiri, jus buah lebih praktis dikonsumsi, apalagi untuk orang yang sibuk atau anak yang sulit makan buah potong. Jus juga memudahkan penyerapan sumber karbohidrat sederhana, vitamin, antioksidan, dan mineral tertentu karena sudah dalam bentuk cair. Berkurangnya kadar serat, dapat mengurangi efek mengenyangkan sehingga dapat dijadikan tambahan energi ketika melakukan aktivitas yang padat.

Kekurangan Buah dijus

Namun, ada catatan penting saat buah dijus, kandungan seratnya berkurang signifikan. Proses penghalusan juga dapat meningkatkan indeks glikemik (IG) dalam jus buah, sehingga gula lebih cepat masuk ke aliran darah. Akibatnya, jus bisa memicu lonjakan gula darah lebih cepat dibandingkan buah potong. Beberapa penelitian, misalnya dalam British Medical Journal, menemukan bahwa konsumsi jus buah secara berlebihan berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, sementara konsumsi buah utuh justru menurunkan risikonya.

Satu gelas jus buah dapat menggunakan dua sampai empat porsi buah sekaligus. Hal ini mengakibatkan asupan kalori dan gula meningkat tanpa adanya rasa kenyang atau rasa kenyang hanya berlangsung sebentar. Jika sering terjadi, maka kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak dan dapat meningkatkan risiko obesitas.

Selain itu, vitamin C dalam jus juga lebih mudah rusak. Vitamin C adalah zat gizi yang sensitif terhadap panas, oksigen, dan cahaya. Proses pemblenderan dapat menghasilkan panas dan dapat meningkatkan risiko terpapar panas, oksigen, dan cahaya serta mempercepat oksidasi sehingga kadar vitamin C menurun. Ada beberapa nutrisi lain yang dapat berkurang selain vitamin C, seperti vitamin B kompleks yaitu folat dan antioksidan tertentu yaitu polifenol dan flavonoid.

Tips Konsumsi yang Tepat:

  • Utamakan buah dipotong sebagai sumber utama asupan harian.
  • Jus buah 100% tanpa gula tambahan bisa menjadi pilihan sesekali, terutama bagi anak-anak yang sulit makan buah.
  • Hindari jus kemasan yang sering kali sudah ditambahkan gula dan perasa.
  • Bila ingin konsumsi jus, sebaiknya tetap sisakan sedikit ampas agar serat masih ada.
  • Konsumsi buah sesuai kebutuhan, sekitar dua sampai tiga porsi per hari, dengan variasi jenis agar zat gizi lebih beragam.

Kesimpulan

Jadi, mana yang lebih sehat: buah dipotong atau buah dijus? Secara nutrisi jawabannya adalah buah potong, karena lebih unggul pada kandungan serat yang utuh, lebih menyehatkan sistem pencernaan, dan membantu mengontrol kadar gula darah. Buah dijus masih memiliki kelebihan dalam hal cepat menyediakan energi yang dapat dipakai langsung oleh tubuh.

Sebagai konsumen cerdas, kita bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan. Bila ingin praktis atau butuh energi cepat, sesekali boleh minum jus buah. Namun, untuk kesehatan jangka panjang, biasakan mengonsumsi buah dalam bentuk utuh.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

9 Buah dan Sayur Ini Bisa Bantu Menangkal Hipertensi

Jakarta

Hipertensi alias tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer. Pasalnya, kondisi ini seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang baru menyadari tekanan darahnya tinggi setelah muncul komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, bahkan gagal ginjal. Data Survei Kesehatan Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai lebih dari 30,8 persen pada orang dewasa pada 2023.

Ternyata ada cara sederhana namun efektif untuk mencegah sekaligus membantu mengontrol hipertensi yaitu dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Beberapa buah dan sayur yang mudah didapatkan, serta memiliki kandungan kalium, serat, hingga antioksidan di dalamnya terbukti berperan menurunkan tekanan darah.


Mengapa Buah dan Sayur Bisa Bantu Turunkan Hipertensi?

Menurut World Health Organization (WHO), konsumsi tinggi buah dan sayur dapat mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Kalium yang terkandung di banyak buah dan sayur bekerja menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Semakin tinggi asupan kalium, maka efek natrium terhadap peningkatan tekanan darah dapat ditekan.

Selain itu, serat pada buah dan sayur membantu menjaga kesehatan pembuluh darah, sementara antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Studi dalam Jurnal Medical Science (2022) juga menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur secara rutin dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada pengidap hipertensi ringan hingga sedang.

Sayur dan Buah yang Baik untuk Tekanan Darah

Beberapa jenis sayur dan buah berikut ini memiliki manfaat bagi kesehatan, khususnya dalam mengontrol tekanan darah.

Timun

Timun adalah buah yang mudah dijumpai dan murah. Kandungan air dan mineralnya yang tinggi dapat mendukung hidrasi tubuh serta keseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Dikutip Jurnal Nutrients (2020), konsumsi sayur kaya air, termasuk timun, berhubungan dengan kontrol tekanan darah yang lebih baik.

Pisang

Pisang merupakan sumber kalium yang sangat baik. Kalium membantu mengurangi efek natrium dalam tubuh, sehingga tekanan darah bisa lebih terkendali. Sebuah studi dalam Journal of Clinical Hypertension (2017) menyebutkan bahwa peningkatan asupan kalium 1,64 gram per hari berhubungan dengan penurunan risiko hipertensi sebesar 21 persen.

Alpukat

Tidak hanya tinggi kalium, tetapi juga mengandung lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk kesehatan jantung. Kombinasi ini membuat alpukat berkontribusi pada penurunan tekanan darah dan profil lipid yang lebih sehat. Pernyataan ini terbukti dalam penelitian pada Jurnal Food Science & Nutrition tahun 2025.

Semangka

Semangka kaya akan L-citrulline, asam amino yang diubah menjadi arginin di dalam tubuh, berfungsi melebarkan pembuluh darah. Studi dari American Journal of Herbal Medicine (2023) menemukan konsumsi ekstrak semangka dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan.

Jeruk

Kandungan vitamin C, flavonoid, dan antioksidan pada jeruk ternyata berperan dalam meningkatkan elastisitas pembuluh darah. Penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition yang berjudul Flavonoids and Blood Pressure (2012) menunjukkan bahwa flavonoid sitrus dapat menurunkan tekanan darah sistolik secara signifikan.

Buah beri (blueberry, strawberry)

Tinggi flavonoid, khususnya antosianin. Penelitian Jurnal Hypertension pada tahun 2016 menunjukkan konsumsi blueberry dan strawberry berhubungan dengan penurunan risiko hipertensi sebesar 8 persen.

Bayam

Bayam kaya kalium, magnesium, dan nitrat alami. Kombinasi ini efektif membantu pembuluh darah tetap rileks. Studi dalam Clinical Nutrition Research (2015) menemukan konsumsi jus bayam dalam jangka pendek dapat menurunkan tekanan darah sistolik.

Brokoli

Brokoli mengandung sulforaphane, vitamin C, dan serat. Senyawa bioaktif ini membantu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah. Menurut Nutrients Journal (2018), diet kaya cruciferous vegetables seperti brokoli berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Tomat

Sumber likopen yang terbukti memberi efek protektif terhadap pembuluh darah. Sebuah meta-analisis di Critical Reviews in Food Science and Nutrition (2017) menyebutkan suplementasi likopen dari tomat dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 4,95 mmHg.

Tips Konsumsi Harian

Kemenkes RI menganjurkan konsumsi minimal 5 porsi buah dan sayur per hari, setara sekitar 400-500 gram. Caranya bisa dengan membagi dalam beberapa waktu makan:

  • Sertakan sayur dan buah setiap kali makan utama.
  • Konsumsi buah sebagai camilan sehat, bukan makanan manis olahan.
  • Variasikan buah dan sayur untuk mendapatkan berbagai zat gizi.

Selain itu, pola makan sehat untuk hipertensi sebaiknya dibarengi dengan mengurangi gula, garam, dan lemak (GGL), serta rutin melakukan aktivitas fisik setiap hari.

Kesimpulan

Buah dan sayur bukan sekadar pelengkap, melainkan kunci penting dalam mengontrol tekanan darah. Dengan rutin mengonsumsi pisang, bayam, dan pilihan lain yang kaya kalium, serat, serta antioksidan, risiko hipertensi dapat ditekan. Jadi, pastikan isi setengah piring setiap kali makan dengan sayur dan tambahkan buah segar sebagai penutup.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

Kisah Nyata Pria yang Jalani Diet Ekstrem, Tak Makan Apapun Selama 382 Hari


Jakarta

Kebanyakan orang dapat bertahan hidup tanpa makanan setidaknya selama beberapa minggu, mungkin sedikit lebih lama. Namun, pria ini menjalaninya selama lebih dari satu tahun.

Angus Barbieri, pria Skotlandia itu menjalani diet selama 382 hari. Kala itu, dia yang berusia 27 tahun tak makan apapun.

Diberitakan Science Direct, ada laporan kasus yang menggambarkan pengalaman Barbieri yang dipublikasikan oleh dokternya di Postgraduate Medical Journal pada tahun 1973.


Menurut laporan itu, Barbieri telah mendatangi Departemen Kedokteran Universitas di Royal Infirmary of Dundee, Skotlandia, lebih dari setahun sebelumnya, untuk mencari pertolongan.

Menurut dokternya, ia sangat gemuk saat itu, dengan berat 207 kg. Dokter menyuruhnya berpuasa sebentar, dengan harapan dapat membantunya menurunkan berat badan, meskipun mereka tidak berharap ia dapat mempertahankan berat badannya.

Hari-hari tanpa makanan berubah menjadi minggu-minggu, Barbieri merasa bersemangat untuk melanjutkan program tersebut. Meski terdengar tidak masuk akal dan berisiko, ia ingin mencapai berat badan idealnya, 82 kg.

Tonton juga “Sukses Diet! Lizzo Pamer Tubuh Lebih Ramping di Oscar” di sini:

Next: Hasil akhir diet ekstremnya

Yang mengejutkan dokternya, ia menjalani kehidupan sehari-harinya sebagian besar dari rumah selama berpuasa, datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin dan menginap.

Tes gula darah rutin yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa ia mampu beraktivitas saat sangat hipoglikemia, meyakinkan dokter bahwa ia benar-benar tidak makan. Minggu-minggu berubah menjadi bulan.

Ia diizinkan minum kopi, teh, dan air soda, yang semuanya bebas kalori. Ia mengatakan bahwa ada kalanya ia menambahkan sedikit gula atau susu ke dalam teh, terutama pada minggu-minggu terakhir puasanya.

Di akhir dietnya, Barbieri mencapai berat 82 kg. Lima tahun kemudian, ia masih mempertahankan berat badannya di angka 89 kg.

Ini adalah kasus yang sangat tidak biasa, dan salah satu contoh paling ekstrem dari diet ketat yang pernah tercatat. Oleh karena itu, puasa selama ini tidak boleh dicoba oleh siapa pun.

Simak juga video “Manfaat Diet Ketogenik Sebelum Operasi Jantung Terbuka pada Anak” di sini:

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com