Tag Archives: saji

3 Tips Diet Anti Nyiksa yang Bikin Pria Ini Sukses Pangkas BB 45 Kg


Jakarta

Benji Xavier berhasil menurunkan berat badannya hingga 45 kg dalam waktu setahun. Pria di New Jersey, Amerika Serikat, itu mengungkapkan sempat menjadi korban dari diet yang toksik dan sengsara.

“Saya menjadi korban budaya diet yang toksik. Itu adalah sebuah obsesi karena Anda terus memikirkan tentang apa yang tidak bisa Anda makan,” kata Xavier dikutip dari Business Insider.

“Dan ketika Anda membolehkan diri untuk makan makanan tersebut, Anda malah makan terlalu banyak,” sambungnya.


Saat itu, Xavier melakukan diet yang ketat. Namun, beberapa tahun kemudian berat badannya malah naik lagi.

Sampai pada Agustus 2021, pria 28 tahun itu memutuskan untuk diet kedua kalinya. Bedanya, kali ini dia tidak akan membatasi dirinya dan mulai membuat tips diet versinya yang lebih sehat, tapi bisa tetap makan makanan favoritnya.

Meski awalnya sulit, Xavier terus melakukannya dan mulai terbiasa dengan gaya hidupnya yang baru.

“Saya sudah muak. Saya tidak bisa menyiksa diri lagi dan hanya akan mencoba makan lebih sehat. Dan itu berhasil,” katanya.

“Anda masih bisa makan makanan yang Anda sukai dan menurunkan berat badan.”

NEXT: Tips Diet Anti Nyiksa Versi Xavier

Tips Diet Anti Nyiksa Versi Xavier

Xavier membagikan tiga tips diet yang membantunya untuk memangkas berat badannya hingga 45 kg, yaitu:

1. Persiapan Makanan

Sebagai awal, Xavier menekankan pentingnya makanan yang sehat. Dulu, ia sering lebih memilih makanan cepat saji yang tinggi kalori dan lemak, yang dapat menghambat penurunan berat badan.

Dengan persiapan makanan atau food prep ini, sangat membantu Xavier untuk bisa menyiapkan makanan sehat untuk sehari-hari.

“Saya hanya akan menyiapkan makanan di pagi hari dan menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk selama seminggu,” katanya.

2. Konsumsi Makanan Rendah Kalori

Untuk menurunkan berat badan, hal yang paling penting adalah defisit kalori. Artinya, membakar lebih banyak kalori daripada kalori yang dikonsumsi.

Namun, itu bukan berarti selama diet harus makan dalam porsi yang kecil atau membatasi asupan makanan. Xavier selalu mengkonsumsi makanan rendah kalori dalam jumlah banyak.

“Itu membuat Anda bisa makan lebih banyak dengan kalori yang lebih sedikit,” tutur dia.

Meski diet, Xavier juga masih bisa untuk ngemil salah satunya popcorn yang memang rendah kalori.

3. Hindari Minuman Tinggi Kalori

Selain makanan, Xavier juga menghindari minuman yang tinggi kalori. Minuman manis seperti soda cenderung tinggi kalori dan sangat rendah nutrisi.

Namun, itu bukan berarti Xavier tidak pernah meminumnya. Ia biasanya menghindari untuk tidak terlalu banyak minum minuman yang tinggi kalori seperti itu.

“Saya memang kadang-kadang melanggar aturan itu, tapi itu masih menjadi sesuatu yang sangat membantu menurunkan berat badan,” pungkasnya.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Source : unsplash.com / Online Marketing

Pangkas BB 90 Kg, Wanita Ini Rajin Jalan Kaki-Tak Skip Minum 3 Liter Air Sehari

Jakarta

Jennifer Brown, seorang wanita di Fort Dodge, Iowa, Amerika Serikat, berhasil mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Bahkan, ia dapat menurunkan berat badannya hingga 90 kg.

Sebelumnya, Brown sangat jarang melakukan aktivitas fisik. Dulunya, Brown dan suaminya sering pergi minum-minum di bar dan mengkonsumsi makanan cepat saji.

Saat di usia 37 tahun, berat badan Brown mencapai 150 kg dan suaminya mengalami masalah kesehatan serius yakni jantung dan diabetes. Ini yang membuatnya termotivasi untuk mengubah gaya hidupnya.


Berawal dari Jalan di Taman

Ia pun mencoba mengubah gaya hidupnya dengan pola makan yang sehat dan rutin berjalan kaki. Dengan rekomendasi dokter, Brown disarankan untuk menjalani pola makan rendah karbohidrat. Awalnya, ia merasa sangat kesulitan.

“Saya selalu memikirkan makanan tanpa henti, terus-menerus memikirkannya,” kata wanita 42 tahun itu yang dikutip dari Business Insider.

Untuk mempertahankan pola makan sehatnya, ia membuat jurnal makanan dengan mencatat apa yang ia makan dan ukuran porsinya. Brown juga mulai rutin minum sekitar 3 liter air per hari.

Setelah mulai bosan berjalan kaki, Brown ingin mencoba untuk berlari. Ia lari sejauh 1,6 km setiap hari selama satu bulan.

Meski kesulitan bernapas dan ‘hampir mati’, ia berhasil menyelesaikannya dalam waktu 14 menit. Jika musim dingin tiba, Brown tetap berolahraga di dalam rumah menggunakan treadmill.

Mulai Ikut Lomba Lari

Hingga pada 2023, Brown berlatih untuk dua lomba lari. Ia juga berhasil mengikuti half marathon pertamanya di tahun 2024.

“Hal yang paling keren adalah setiap kali saya melakukan salah satu lari jarak jauh ini dan saya menambahkan sedikit, itu adalah lari terpanjang yang pernah saya lakukan,” katanya.

“Anda terus memaksakan diri untuk melakukannya, terus maju sedikit demi sedikit setiap hari,” pungkasnya.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Benarkah Skip Sarapan Bisa Bikin BB Cepat Turun? Begini Faktanya


Jakarta

Tidak sedikit yang menganggap melewatkan sarapan di pagi hari berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Menjalani aktivitas dengan perut kosong disebut bermanfaat untuk mengenyahkan lemak.

Faktanya terus menerus melewatkan sarapan tanpa rencana tentang apa dan bagaimana akan makan selama sisa hari itu malah bisa berpengaruh terhadap penurunan berat badan.

“Melewatkan sarapan bukan hanya tentang merasa lapar; itu adalah kesempatan yang hilang untuk menutrisi tubuh dan pikiran Anda secara efektif,” kata Claire Rifkin M.S., RDN, ahli diet yang berbasis di New York dikutip dari Everyday Health.


Banyak yang melewatkan sarapan menjadi cenderung lebih banyak ngemil karena tubuh mencoba mengejar target nutrisi yang mungkin terlewatkan. Tubuh akan mencari sumber energi cepat, yang mungkin muncul sebagai keinginan untuk keripik atau makanan cepat saji, yang dapat membuat seseorang bersemangat tetapi memicu lapar berlebihan.

Tanpa sarapan, tubuh mencari energi di tempat lain, menarik cadangan dari lemak dan jaringan otot. Proses ini membutuhkan energi untuk melakukannya.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nutrients pada 2022, melewatkan sarapan dapat menyebabkan resistensi insulin dan kenaikan berat badan. Orang yang sering melewatkan sarapan juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas, hipertensi, diabetes, dan gangguan kesehatan lainnya.

Melewatkan sarapan mungkin membantu menurunkan berat badan minimal dalam jangka pendek, tetapi prosesnya jauh dari kata berkelanjutan dan bahkan dapat menjadi bumerang.

“Obesitas, hipertensi, diabetes, dan konsekuensi kesehatan lainnya telah dikaitkan dengan melewatkan sarapan secara teratur,” beber Rifkin.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Jarang Diketahui, Kebiasaan Makan Ini Bisa Bantu Turunkan BB dengan Cepat

Jakarta

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan, termasuk dengan menerapkan metode diet dan rencana olahraga konvensional. Namun, bagi sebagian orang untuk konsisten melakukan dua hal tersebut mungkin terasa menyulitkan.

Meskipun begitu, nyatanya dengan mengubah kebiasaan cara makan dapat membantu untuk mencapai tujuan tersebut dengan lebih mudah. Dikutip dari Healthline, berikut merupakan cara makan berdasarkan sains yang dapat membantu untuk menurunkan berat badan:

1. Mengunyah Makanan Perlahan

Organ otak membutuhkan waktu untuk memproses bahwa tubuh sudah cukup makan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengunyah makanan secara menyeluruh dan lebih lambat dikaitkan dengan faktor yang mungkin terkait dengan penurunan berat badan, termasuk:


  • Penurunan asupan makanan
  • Perut terasa penuh
  • Ukuran porsi lebih kecil

Kecepatan dalam menghabiskan makanan dapat memengaruhi berat badan. Sebuah tinjauan tahun 2021 melaporkan bahwa seseorang yang tidak makan dengan cepat memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang jauh lebih rendah dibandingkan orang yang makan dengan cepat.

2. Porsi Kecil

Menggunakan piring yang lebih kecil dapat membantu tubuh untuk mengonsumsi porsi makanan yang lebih keci. Karenanya lebih sedikit kalori dengan membuat porsi tampak lebih besar. Di sisi lain, piring yang besar dapat membuat porsi terlihat lebih kecil, menyebabkan keinginan untuk menambahkan lebih banyak makanan.

Sebuah tinjauan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa piring pengontrol porsi juga dapat membantu untuk mengurangi berat badan, BMI (body mass index), lingkar pinggang, dan penanda lipid darah. Pertimbangkan untuk menyajikan makanan padat nutrisi dan rendah kalori di piring yang lebih besar serta makanan tinggi kalori di piring yang lebih kecil.

3. Mengonsumsi Banyak Protein

Protein dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan dan manajemen kalori dalam beberapa cara, termasuk:

  • Meningkatkan perasaan kenyang
  • Mengurangi rasa lapar
  • Meningkatkan termogenesis makanan (proses tubuh menghasilkan panas atas respon terhadap makanan yang dikonsumsi)
  • Meningkatkan metabolisme tubuh

Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa peserta yang mengonsumsi sarapan berprotein tinggi dengan telur dan roti panggang mengalami lebih sedikit rasa lapar dan mengonsumsi lebih sedikit kalori di kemudian hari daripada mereka yang mengonsumsi sarapan rendah protein dengan sereal.

4. Menyiapkan Makanan di Rumah

Memasak makanan di rumah merupakan sebuah cara yang bagus untuk memasukkan lebih banyak makanan yang bergizi dan seimbang. Hal tersebut dapat membantu untuk menurunkan berat badan.

Sebuah tinjauan tahun 2020 menunjukkan bahwa seseorang yang menyiapkan lebih banyak makanan di rumah cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang rutin menyantap makan di luar atau menyantap makanan siap saji.

5. Banyak Minum Air Putih

Mengonsumsi air putih dapat membantu tubuh untuk menurunkan berat badan, termasuk apabila meminumnya sebelum makan. Studi tahun 2018 menunjukkan bahwa mengonsumsi air putih sebelum makan dapat mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi, tanpa memengaruhi rasa kenyang secara signifikan.

Akademi Nutrisi dan Dietetika merekomendasikan untuk mengonsumsi air putih setidaknya 15,5 gelas atau 3,7 liter untuk pria dewasa dan 11,5 gelas atau 2,7 liter untuk wanita dewasa per hari.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Pria Inggris Sukses Pangkas BB 90 Kg, Caranya Mudah Banget Ditiru


Jakarta

Laki-laki dari Southampton, Inggris, Harry Spacagna (24) mengungkapkan bahwa dirinya berhasil memangkas berat badannya sebanyak 90 kg dalam waktu dua tahun. Kunci sukses dari penurunan berat badan Spacagna adalah dirinya yang menghentikan kebiasaan ngemilnya.

Spacagna dikenal sebagai pecandu makanan siap saji, bahkan dirinya punya kebiasaan untuk tetap ngemil di luar waktu makan. Makanan cepat saji berkalori tinggi seperti burger dan kentang menjadi menu ‘ngemil’-nya.

“Makanan saya cukup sehat, tetapi saya makan banyak (ngemil) di sela-sela waktu makan karena bosan,” kata Spacagna dikutip dari Dailymail UK, Minggu (23/3/2025).


Dirinya juga mengaku sebagai sosok yang gemar berolahraga. Namun, kebiasaan sehat tersebut menjadi terganggu karena berat badannya yang sebelumnya terus meningkat.

“Saya kehabisan napas dan tidak dapat mengikuti teman-teman saya,” katanya.

Dirinya pun bertekad untuk menjalani diet pada April 2023, berawal dari sebuah komentar temannya saat berlibur di Jerman.

“Kami pergi ke luar malam dan kami merasa sangat lelah. Temanku yang biasanya tidak sentimental menoleh padaku dan berkata ‘kawan, kamu benar-benar harus membenahi diri, kami semua khawatir padamu’,” ungkapnya.

Kata-kata tersebut langsung menyentuh hati Spacagna. Dirinya bertekad untuk berubah menjadi sosok yang lebih sehat. Di sisi lain, ia juga punya mimpi bahwa lima tahun ke depan ingin memiliki anak dan dapat bermain bola bersamanya.

Di bulan berikutnya setelah perkataan tersebut, Spacagna mulai bermain sepak bola dan mengubah pola makannya secara radika. Beruntung, dirinya juga mendapatkan motivasi dan dukungan dari para rekannya.

“Awalnya, saya melakukan latihan angkat beban untuk membangun otot karena pelatih saya mengatakan jika saya memiliki lebih banyak otot, saya akan membakar lebih banyak kalori,” katanya.

“Saya juga melacak kalori dan karena olahraga, saya mengonsumsi 2.500 kalori sehari dan tetap menurunkan berat badan,” sambungnya.

Meskipun begitu, Spacagna juga masih ngemil, tapi bukan dengan makanan olahan. Hasil usahanya tersebut membuat dirinya lebih baik dalam mengontrol emosi karena tingkat kepercayaan diri yang ikut meningkat.

(dpy/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Pentingnya Cek Label Gizi, Cara Sederhana Batasi GGL

Jakarta

Gaya hidup serba praktis membuat banyak orang mengandalkan makanan dan minuman kemasan. Cepat, mudah ditemukan, dan rasanya pun menggugah selera. Namun, di balik kemudahan itu, terdapat ancaman dari kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan. Inilah alasan mengapa membaca label gizi seharusnya menjadi kebiasaan setiap kali membeli produk pangan.

Apa Itu Label Gizi

Label gizi adalah informasi yang menunjukkan kandungan energi dan zat gizi utama dalam suatu produk pangan. Informasi label gizi mencakup jumlah energi total, lemak, protein, karbohidrat, gula, serta natrium per takaran saji. Kementerian Kesehatan melalui Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019 mengatur bahwa setiap produk pangan olahan wajib mencantumkan label gizi agar konsumen dapat memilih makanan secara sadar dan sehat.

Label gizi biasanya juga dilengkapi dengan Persen Angka Kecukupan Gizi (%AKG). AKG menunjukkan berapa besar kontribusi zat gizi dalam satu porsi produk terhadap kebutuhan harian seseorang. Sebagai contoh, satu bungkus mi instan dengan 900 mg natrium berarti sudah memenuhi hampir 45% dari kebutuhan garam harian. Jika dalam sehari seseorang makan dua bungkus ditambah camilan asin, maka jumlah natrium bisa melonjak jauh melebihi batas aman. Hal yang sama juga berlaku untuk minuman manis dalam botol yang rata-rata mengandung 25-30 gram gula per porsi.


Kenapa GGL Harus Dibatasi

Tubuh memang memerlukan gula, garam, dan lemak agar metabolisme berjalan optimal. Gula menjadi sumber energi, garam membantu keseimbangan cairan, dan lemak berperan dalam penyerapan vitamin dan bahan pembentuk hormon. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, dampaknya bisa serius bagi kesehatan.

Kementerian Kesehatan menetapkan anjuran konsumsi harian GGL melalui kampanye Batasi Gula Garam Lemak (GGL), yaitu:

  • Gula: maksimal 50 gram per hari (setara 4 sendok makan)
  • Garam: maksimal 2.000 mg natrium atau 1 sendok teh garam
  • Lemak: maksimal 67 gram per hari (setara 5 sendok makan minyak)

Namun, tanpa sadar banyak orang yang melebihi batas konsumsi GGL. Survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan konsumsi GGL masyarakat Indonesia masih di atas anjuran. Konsumsi gula berlebih membuat kadar glukosa darah melonjak dan tubuh kesulitan mengendalikannya.

Penelitian yang terbit di British Medical Journal tahun 2023 menunjukkan bahwa peningkatan 10% asupan gula tambahan bisa menaikkan risiko diabetes tipe 2 hingga 15%. Garam yang dikonsumsi berlebihan juga memperberat kerja jantung.

World Health Organization (WHO) mencatat, pengurangan konsumsi garam sebesar 30% secara global bisa mencegah jutaan kasus hipertensi dan stroke. Lemak jenuh dan lemak trans juga berbahaya dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Studi dalam Jurnal Foods tahun 2021 menemukan bahwa konsumsi lemak trans sebesar 2% dari total energi harian mampu meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 23%. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi GGL setiap hari mungkin terasa enak, tetapi secara perlahan mengikis kesehatan dan memicu berbagai penyakit kronis.

Cara Sederhana Membaca Label Gizi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membaca label gizi adalah sebagai berikut:

1. Baca takaran saji

Banyak yang salah menafsirkan angka karena tidak memperhatikan takaran saji di kemasan. Jika tertulis “takaran saji: 2”, berarti seluruh kandungan gizi di label perlu dikalikan dua bila produk di kemasan dikonsumsi habis.

2. Perhatikan jumlah gula, natrium, dan lemak total

  • Produk yang mengandung lebih dari 15 gram gula per 100 gram, tergolong tinggi.
  • Kandungan natrium di atas 500 mg per 100 gram, tergolong tinggi.
  • Pilih kandungan lemak kurang dari 3 gram lemak jenuh per 100 gram.

3. Lihat %AKG sebagai panduan cepat

Angka Kecukupan Gizi (%AKG) menunjukkan kontribusi zat gizi dalam satu sajian terhadap kebutuhan harian. Jika label menunjukkan “Natrium 75% AKG”, berarti satu porsi produk sudah menyumbang 75% kebutuhan natrium harian.

4. Hati-hati dengan klaim di depan kemasan

Klaim seperti “rendah lemak” atau “tanpa gula tambahan” tidak selalu berarti aman. Produk bisa saja tetap tinggi kalori atau mengandung pemanis buatan. Jadi pastikan selalu membaca tabel nilai gizi di belakang kemasan.

Mulai dari Label Gizi

Membaca label gizi mungkin terlihat sepele, tetapi langkah kecil ini dampaknya besar bagi kesehatan tubuh. Langkah ini membantu memperbaiki pola makan, batas konsumsi, keputusan yang lebih sehat. Seiring waktu, kebiasaan ini bisa menjadi modal yang meningkatkan kebugaran dan kesehatan di Indonesia.

Jadi, mulai sekarang, biasakan melihat bagian belakang kemasan sebelum membeli. Karena di balik angka-angka kecil di label gizi, tersimpan informasi besar yang bisa menentukan kondisi kesehatan di masa depan.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

Menkes Sarankan 2 Butir Telur Rebus untuk Sarapan, Cukupkah Nutrisinya?


Jakarta

Belakangan ini ajakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) tentang sarapan sehat dan murah ramai diperbincangkan. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Menkes menyebutkan bahwa dua butir telur rebus bisa menjadi pilihan sarapan praktis dengan biaya hanya sekitar Rp 5.000.

Pesannya sederhana, sarapan tidak harus mahal, dan lebih baik memulai hari dengan sesuatu yang bergizi daripada tidak sarapan sama sekali. Namun, muncul juga diskusi di masyarakat. Ada yang mengapresiasi idenya karena praktis dan ramah di kantong, tapi ada pula yang mengingatkan bahwa sarapan sebaiknya mengandung gizi seimbang, bukan hanya protein dari telur.

Lantas, bagaimana sebaiknya kita menyikapi ajakan ini?


Nutrisi dalam 2 Butir Telur Rebus

Menteri Kesehatan dalam videonya yang memiliki hastag Budi Gemar Sharing menyampaikan pesan yang sederhana dan mudah dipahami masyarakat. Dengan mencontohkan 2 telur rebus, ia ingin menunjukkan bahwa sarapan sehat itu bisa murah, cepat, dan bergizi.

Dua butir telur sudah mengandung:

  • sekitar 12 gram protein
  • vitamin B kompleks
  • vitamin D
  • selenium
  • serta kolin yang penting untuk fungsi otak.

Konsumsi telur di pagi hari dapat membantu memenuhi kebutuhan protein harian tubuh yaitu 0,8 gram/kgBB. Dari sisi praktis, telur rebus juga mudah disiapkan: cukup direbus beberapa menit, tidak butuh bumbu khusus, dan bisa dibawa ke mana-mana.

Selain itu, ajakan ini juga punya pesan kalau sarapan tidak harus dengan karbohidrat kompleks atau makanan yang manis-manis seperti sereal, lontong, dan nasi uduk. Karena dapat menaikkan gula darah secara mendadak (glucose spike). Telur adalah bahan makanan yang sangat familiar di hampir semua rumah tangga Indonesia. Dengan harga terjangkau dan ketersediaan luas, pesan ini bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat.

Kebiasaan sarapan di Indonesia

Data Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan 2023 menunjukkan bahwa prevalensi tidak terbiasa sarapan pada anak dan remaja sekitar 16,9 persen – 59 persen dan 31,2% persen pada orang dewasa. Alasan untuk meninggalkan dan mengabaikan sarapan sangat beragam, takut terlambat, terburu-buru, tidak terbiasa, dan tidak ada waktu.

Survei Kemenkes juga menemukan alasan utama orang melewatkan sarapan adalah tidak sempat menyiapkan makanan pagi. Artinya, faktor praktis memang sangat dominan. Dalam konteks ini, ide sarapan dengan dua telur rebus bisa menjadi solusi sederhana dan realistis.

Apakah cukup sarapan dengan telur saja?

Apabila sedang terburu-buru atau aktivitas fisik di pagi hari yang tidak terlalu berat, dua butir telur rebus tentu lebih baik daripada tidak sarapan sama sekali, yang bisa membuat tubuh lemas, sulit konsentrasi, dan cepat lapar. Telur rebus mengandung protein yang tinggi, lemak yang baik, dan berbagai vitamin.

Sarapan hanya dengan kopi manis atau camilan gorengan juga tidak baik untuk kesehatan, karena tinggi kalori tapi rendah gizi. Sarapan dengan kopi manis dan gorengan bisa menyebabkan lonjakan gula mendadak (glucose spike). Jika setiap hari dilakukan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2.

Menu sarapan tinggi kalori namun kurang seimbang, seperti nasi uduk atau lontong yang sering kali minim sayuran juga sering dijadikan menu sarapan masyarakat Indonesia. Nasi uduk dan lontong mungkin bisa buat cepat merasa kenyang. Namun, rasa kenyang yang dirasakan tidak akan bertahan lama, sehingga satu hingga dua jam kemudian tubuh akan merasa lapar dan ingin makan lagi. Hal ini dapat meningkatkan asupan kalori harian meningkat, sehingga dapat meningkatkan risiko obesitas.

Kalau dilihat dari angka kecukupan gizi (AKG), kebutuhan energi orang dewasa rata-rata 2.000 kalori per hari. Dua telur rebus hanya menyumbang sekitar 140 kalori. Jadi, secara energi masih jauh dari cukup. Tetapi, dari sisi kualitas gizi, telur termasuk makanan padat gizi (nutrient-dense). Dengan kata lain, meski kalorinya tidak banyak, kandungan proteinnya tinggi , sehingga membuat tubuh merasa kenyang lebih lama dan sangat bermanfaat untuk membangun jaringan tubuh serta menjaga fungsi otot.

Namun menurut Pedoman Gizi Seimbang, melalui kampanye Isi Piringku, sarapan yang baik seharusnya mengandung nutrisi yang lengkap, setiap kali makan dianjurkan ada:

  • 1/3 porsi karbohidrat
  • 1/3 porsi sayur
  • 1/6 porsi lauk berprotein
  • dan 1/6 porsi buah.

WHO (2020) juga menekankan pentingnya kombinasi zat gizi pada sarapan untuk menunjang konsentrasi belajar maupun bekerja.

Kenapa penting ada karbohidrat, lemak, dan serat?

Sarapan memberikan banyak manfaat berupa energi untuk memulai hari dan meningkatkan produktivitas. Sarapan yang sehat harus mencakup kandungan utama seperti protein, serat, lemak, karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks (nasi, ubi, roti gandum, oatmeal) adalah bahan bakar utama tubuh dan otak. Tanpa karbohidrat yang cukup, seseorang bisa cepat lelah, pusing, atau sulit fokus. Tubuh saat bangun membutuhkan karbohidrat karena sudah berpuasa selama tidur.

Serat dari sayur dan buah membantu pencernaan, menjaga rasa kenyang, serta melengkapi kebutuhan vitamin dan mineral. Lemak sehat (dari alpukat, kacang, biji-bijian) memberi energi lebih tahan lama dan baik untuk fungsi sel tubuh.

Risiko jika sering melewatkan sarapan

Pada anak sekolah, studi ilmiah menemukan hubungan antara kebiasaan tidak sarapan dengan penurunan nilai ujian matematika dan membaca. Pada orang dewasa, tidak sarapan dapat meningkatkan kecenderungan makan berlebihan di siang atau malam hari. Kondisi ini bisa memperburuk pola makan dan mengganggu metabolisme tubuh. Dengan kata lain, sarapan bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga mengatur ritme biologis tubuh (circadian rhythm) agar energi lebih stabil sepanjang hari.

Bagaimana cara menyiasati kalau cuma sempat telur rebus?

Tidak masalah sesekali sarapan sederhana hanya dengan 2 butir telur rebus. Prinsip gizi seimbang bisa tetap dijaga dengan menyesuaikan makan siang dan malam. Misalnya, jika pagi hanya telur, maka saat jam 10 dan jam 15 (jam ngemil) bisa konsumsi sayur dan buah. Jika tidak, saat siang bisa dipenuhi kebutuhan gizi yang belum terpenuhi di pagi hari dengan menambah sayuran dan buah lebih banyak sebagai pencuci mulut. Siang dan malam hari, tetap makan sesuai porsi Isi Piringku atau Pedoman Gizi Seimbang.

Prinsipnya, kalau tidak bisa lengkap dalam satu waktu, maka seimbangkan asupan gizi dalam 24 jam.

Jadi, bagaimana sebaiknya?

Intinya, tidak ada yang salah dengan ajakan Menkes. Dua telur rebus jelas lebih baik daripada melewatkan sarapan atau mengonsumsi makanan cepat saji yang tidak bergizi.

Namun, penting diingat bahwa tubuh butuh variasi. Kalau ada waktu, siapkan sarapan yang lebih lengkap dengan tambahan karbohidrat, sayur, dan buah. Kalau tidak sempat, imbangi kebutuhan gizi di waktu makan lain.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah meal preparation sederhana. Misalnya, pada malam hari sudah menyiapkan buah seperti pisang atau buah lainnya yang dipotong dalam wadah, atau merebus ubi sekaligus untuk stok beberapa hari. Dengan begitu, pagi hari bisa langsung dikombinasikan dengan telur rebus tanpa perlu banyak waktu terpakai.

Dengan begitu, ajakan Menkes bisa dimaknai sebagai pesan sederhana yang mudah diikuti, sementara masyarakat tetap bisa menyesuaikan dengan prinsip gizi seimbang sesuai kondisi masing-masing.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

Apa Itu Ultra Processed Food? Jadi Polemik karena Muncul di Menu MBG


Jakarta

Istilah Ultra-Processed Food (UPF) belakangan ini ramai dibicarakan. Jenis makanan ini banyak ditemukan dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), program yang sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.

Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri dalam sebuah surat memberi restu untuk menghadirkan UPF dalam menu MBG selama mengutamakan produk lokal. Di sisi lain, para pakar gizi mengkritik kebijakan tersebut karena seharusnya lebih mengutamakan makanan segar.

Terlepas dari polemik tersebut, sebenarnya apa yang disebut Ultra Processed Food? Apa definisinya dan kenapa identik dengan menu tidak sehat?


Pengertian Ultra-Processed Food

Ultra-processed food (UPF) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri. Tidak hanya sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi (seperti pati, protein terisolasi, minyak terhidrogenasi) yang kemudian dicampur dengan zat aditif seperti pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, dan pengemulsi. Bahan-bahan ini jarang sekali ditemukan di dapur rumah tangga.

Ciri khas UPF adalah tampilannya yang sangat menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan bisa bertahan lama di rak toko. Tidak heran kalau produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji masuk dalam kategori ini.

Industri makanan mengandalkan UPF karena beberapa alasan. Pertama, produk ini lebih murah diproduksi dengan bahan dasar yang bisa diolah massal. Kedua, daya simpannya lebih lama, sehingga mudah didistribusikan ke berbagai daerah. Ketiga, UPF cenderung seragam rasanya, membuat konsumen lebih mudah menerima dan terbiasa.

Klasifikasi NOVA

Istilah Ultra Processed Food diperkenalkan dalam Sistem NOVA, sebuah sistem pengkategorian pangan yang dibuat tahun 2009 oleh Prof Carlos Monteiro dan tim penelitian dari Universitas Sao Paulo, Brasil. Ide ini lahir karena masyarakat makin bergantung pada makanan olahan industri, sementara konsumsi pangan segar menurun.

Berbeda dengan klasifikasi gizi biasa, NOVA menilai makanan dari tingkat pemrosesannya. Meski bukan acuan resmi WHO, sistem ini populer di dunia riset dan bahkan dipakai Pan American Health Organization (PAHO) sebagai rujukan kebijakan gizi, khususnya untuk melihat kaitan antara pola makan modern dan penyakit tidak menular.

Untuk memahami posisi UPF, sistem NOVA membagi makanan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat pengolahannya:

  • NOVA 1 (Unprocessed or Minimally Processed Foods) adalah makanan segar dan minim proses. Makanan segar atau makanan yang tidak diolah contohnya adalah buah, sayur, ikan segar, telur, biji-bijian, dan jamur. Makanan minim proses adalah makanan yang diolah secara sederhana seperti menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, penggilingan, pemotongan, pendinginan, dan pemanasan.
  • NOVA 2 (Processed Culinary Ingredients) adalah bahan hasil ekstraksi atau bahan masak olahan, contohnya minyak goreng, gula, garam, mentega, cuka, dan madu.
  • NOVA 3 (Processed Food): makanan olahan sederhana, contohnya roti tradisional, keju, ikan asin, dan tempe.
  • NOVA 4 (Ultra Processed Food): produk industri dengan banyak tambahan, seperti nugget, sosis, mi instan, biskuit, dan minuman kemasan berpemanis.

Sejauh ini tidak ada istilah resmi dalam Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai padanan Ultra Processed Food. Beberapa publikasi di media massa menggunakan istilah ‘Makanan Ultra Proses’ sebagai padanannya, walaupun sebenarnya kurang tepat karena tidak konsisten dengan terjemahan untuk kategori lain dalam sistem klasifikasi NOVA. Kategori ‘Processed Food‘ tidak diterjemahkan jadi ‘Makanan Proses’ kan?

Kenapa UPF Identik dengan Makanan Tidak Sehat?

UPF kerap diasosiasikan dengan makanan tidak sehat karena biasanya tinggi kalori, gula, garam, serta lemak jenuh, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan berpotensi mengubah pola makan jadi tidak sehat dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.

Sejumlah penelitian mendukung hal ini. Publikasi tahun 2025 dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition menyebutkan konsumsi UPF tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dini, diabetes tipe 2, kanker kolorektal, dan penyakit jantung. Studi lain yang dipublikasikan di Nutrition Journal tahun 2020 meneliti ratusan ribu peserta yang juga dikaitkan dengan konsumsi UPF dengan penyakit obesitas, sindrom metabolik, serta depresi.

Jika ditarik lebih jauh, masalah utama bukan hanya soal zat tambahan di dalam UPF, melainkan bagaimana makanan ini memengaruhi pola makan seseorang secara keseluruhan. UPF cenderung membuat orang makan lebih banyak karena rasanya dirancang agar sangat enak dan sulit dihentikan (palatable). Selain itu, teksturnya biasanya lembut dan praktis, serta minim serat membuat proses makan lebih cepat, sehingga otak tidak sempat mengirim sinyal kenyang. Hasilnya, kalori yang masuk bisa berlebih tanpa disadari.

Pada anak-anak, kebiasaan ini bisa berdampak lebih serius. Konsumsi UPF berlebihan sejak usia dini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, gigi berlubang, hingga menurunnya kualitas pola makan seimbang. Studi jangka panjang juga menunjukkan bahwa pola makan yang terbentuk di masa kecil cenderung bertahan hingga dewasa. Artinya, jika sejak sekolah anak sudah terbiasa dengan nugget atau mi instan, besar kemungkinan kebiasaan itu akan terbawa sampai mereka dewasa.

Isu ini relevan bila dikaitkan dengan program MBG. Jika menu yang diberikan berisi UPF seperti nugget, sosis, dll, maka tujuan untuk memperbaiki status gizi anak agar menjadi generasi emas bisa tidak tercapai. Memang, UPF lebih mudah diproduksi massal dan tahan lama, tetapi kualitas gizi yang ditawarkan tidak sebaik makanan segar. Di sinilah pentingnya memastikan MBG lebih menekankan buah, sayur, telur, ikan, atau daging segar agar manfaatnya benar-benar optimal bagi anak.

Meski demikian, tidak semua UPF otomatis berarti buruk. Ada yang memang bermanfaat, misalnya makanan medis tertentu atau produk fortifikasi pangan.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

Menu Makan Para Miliarder, Bisa Ditiru Kalau Mau Ikutan Sehat


Jakarta

Para miliarder terkenal seperti Jeff Bezos hingga Mark Zuckerberg kerap menjadi sorotan publik. Pasalnya, banyak yang penasaran dengan apa saja yang mereka makan setiap hari.

Ternyata, mereka tetap menjalani gaya hidup yang sehat. Dikutip dari berbagai sumber, berikut menu makanan yang dikonsumsi:

Menu Makan Jeff Bezos

Pemimpin Amazon Jeff Bezos ternyata memiliki gaya hidup yang sehat. Ia memiliki jadwal olahraga dan makan yang teratur setiap harinya.


Bezos mulai bekerja pada pukul 10 pagi setelah sarapan bersama keluarganya. Ia menjalani pola makan tinggi protein dan lemak.

Kabarnya, ia sangat menyukai gurita mediterania, kentang, bacon, dan yogurt bawang putih. Kehidupannya ini jauh lebih sehat dari sebelumnya.

“Saya belum pernah membaca label nutrisi seumur hidup. Saya makan apapun yang rasanya enak bagi saya,” beber Bezos yang dikutip dari Body and Soul.

Meski menjalankan gaya hidup sehat, Bezos sesekali memiliki jadwal ‘cheat day’. Terkadang, ia masih mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji.

Bezos rutin olahraga setiap hari, yang disarankan menjalani aktivitas yang berdampak rendah. Tetapi, resistensinya tinggi, seperti mendayung dan angkat beban.

Ia juga suka aktivitas luar ruangan seperti lari di bukit, kayak, dan paddleboarding.

Menu Makan Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg bukanlah orang yang sulit soal makanan. Ia akan mengonsumsi apapun selama makanan tersebut praktis.

Pola makannya relatif fleksibel dan sederhana. Ia lebih memilih efisiensi dibanding mengikuti tren kesehatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ia menggeluti berbagai olahraga intens seperti mixed martial arts (MMA) dan jujitsu. Dengan kegiatan yang intensitas sangat tinggi itu, Zuckerberg bahkan bisa mengonsumsi 4 ribu kalori setiap hari mengonpensasi kalori yang terbakar.

Padahal, umumnya manusia mengonsumsi 2 ribu kalori per hari. Makanan favoritnya adalah menu-menu yang tinggi protein, seperti daging tanpa lemak, telur, dan sesekali mengonsumsi makanan cepat saji.

“Tidak sedang menurunkan berat badan, jadi saya butuh sekitar 4 ribu kalori per hari untuk mengimbangi semua aktivitas,” katanya dalam sebuah unggahan media sosial Thread.

Menu Makan Elon Musk

Dibandingkan Zuckerberg dan Bezos, kebiasaan makanan Elon Musk ternyata tidak sesehat itu. Dalam unggahannya di X, pemilik Tesla ini bahkan mengaku suka makan donat setiap hari.

Elon juga mengaku sering melewatkan sarapan. Ia hanya mengonsumsi cokelat bar atau kopi, jika memang tersedia.

Makan siang biasanya diselipkan di sela-sela rapat, hanya sekitar 5 menit dengan menu apapun yang disediakan. Ia juga sangat menyukai daging sapi, pizza, minuman bersoda, hingga wine.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

Mengenal Program ‘Makan Bergizi Gratis’ di India, Sudah Ada sejak 1995



Jakarta

Indonesia resmi masuk sebagai salah satu negara yang menerapkan program makan siang gratis di sekolah. Jauh sebelum Indonesia, India telah menerapkan program serupa sejak 1995.

Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar atau NP-NSPE resmi diluncurkan pada 15 Agustus 1995. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendaftaran dan kehadiran siswa serta meningkatkan tingkat gizi anak-anak.


Menurut laman India Brand Equity Foundation, program bernama Mid-Day Meal ini menyediakan pasokan makanan sebanyak seratus gram per anak per hari sekolah. Namun, skema ini mengalami beberapa perubahan selama bertahun-tahun.

Perkembangan Mid-Day Meal Program dari Tahun ke Tahun

Pada tahun 2001, skema Mid-Day Meal direvisi sesuai arahan Mahkamah Agung di India untuk menyediakan makanan siap saji dengan 300 kalori dan 8-12 gram protein untuk siswa kelas I hingga V. Kemudian pada tahun 2008-2009, skema ini direvisi lebih lanjut untuk mencakup anak-anak yang duduk di kelas I hingga VIII.

Pada September 2021, Pemerintah India menyetujui Skema Pradhan Mantri Poshan Shakti Nirman (PM POSHAN) yang disponsori pemerintah pusat. Untuk menyediakan satu porsi makanan hangat di sekolah-sekolah pemerintah dan sekolah-sekolah yang dibantu pemerintah, Pusat Pelatihan Khusus, Madarsas, dan Maqtab yang didukung oleh Sarva Shiksha Abhiyan (SSA), dari tahun anggaran 2022 hingga 2026.

Dalam anggaran sementara tahun anggaran 2025, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rs. 12.467,39crore atau Rp24,9 M.

Porsi Mid-Day Meal India

Pemerintah telah mengalokasikan porsi spesifik sesuai kebutuhan anak dengan rincian sebagai berikut:

Bal Vatika (pra-sekolah) dan kelas dasar: 100 gram per anak per hari
Sekolah NCLP dan anak kela atas: 150 gram per anak per hari

Juru Masak Mid-Day Meal India

Satu juru masak sekaligus asisten dapat dipekerjakan untuk maksimal 25 siswa. Terdapat dua juru masak sekaligus asisten untuk sekolah dengan 26 hingga 100 siswa.

Masing-masing asisten dibayar honorarium minimum Rs1.000 atau Rp 200 ribu per bulan. Negara bagian dapat membayar lebih dari jumlah minimum yang disarankan ini dari sumber daya mereka sendiri.

Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Hampir 30 tahun kemudian, Indonesia mengadakan program serupa bertajuk Makan Bergizi Gratis. Melansir laman Badan Gizi Nasional, MBG 2025 akan dilaksanakan di 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Target penerima manfaat adalah 15 juta-16,5 juta jiwa.

Dengan menu seharga Rp10 ribu per orang, MBG menyediakan porsi berisi nasi, lauk, sayur, dan buah. Adapun kualitas makanan dijamin oleh Kepala SPPG dibantu oleh Ahli Gizi yang ada di masing masing SPPG.

(nir/nah)



Sumber : www.detik.com